Iring iringan pengawal kerajaan yang mengiringi putri Diah Nirwana Pitaloka, memasuki gerbang kerajaan Blambangan, penjaga gerbang menghentikan iring iringan itu dan bertanya tentang maksud dan tujuan mereka datang ke kerajaan ini. Saat penjaga akan menanyakan salah satu pengawal kerajaan itu, penjaga melihat putra mahkota Akshara ada di antara iring iringan kerajaan itu, penjaga itu lalu memberi hormat kepada putra mahkota itu.
"Salam hormat yang mulia, maaf saya tidak mengetahui jika rombongan kerajaan ini, merupakan rombongan tuan ", kata sang penjaga itu.
seketika para pengawal yang awalnya merendahkan pemuda yang di anggap biasa biasa saja ternyata orang yang berpengaruh di kerajaan ini, bahkan putri Diah Nirwana tak menyangka jika yang menyelamatkannya orang yang sangat di hormati, sang putri merasa bersalah karena sempat mengira dia orang biasa yang sedang membutuhkan pekerjaan.
"Tak apa apa, kan memang sudah tugas kalian untuk memeriksa siapa saja yang keluar dan masuk ke dalam kerajaan ini, pertahankan terus seperti ini, jangan sampai kejadian di kerajaan Lawu terjadi di kerajaan ini", kata Akshara. penjaga senang pangeran memuji pekerjaan nya.
"Siap pangeran, silahkan pangeran dan rombongan masuk, nanti akan ada pengawal yang mengiringi pangeran sampai ke istana", kata sang penjaga itu.
Mendengar kata kata pangeran yang di ucapkan sang penjaga, pengawal dan putri sangat terkejut, para pengawal kerajaan kurusetra langsung turun dari kudanya dan memberi hormat kepada Akshara.
"Maaf kan kami yang mulia, yang tak bisa melihat tingginya langit, mohon pangeran memaafkan atas kecerobohan dan kesombongan kami", kata pengawal kerajaan kurusetra itu.
"Kalian tenang saja, saya bukan orang yang mudah untuk tersinggung, mungkin lain kali kalian semua bersikap lah bijaksana, jangan pernah menilai seseorang itu dari pakaian atau fisik nya, karena belum tentu orang yang kita anggap hina dimata orang terlihat hina. bisa jadi dia lebih mulia dari kita", kata Akshara.
"Baik yang mulia, kata kata yang mulia akan kami ingat", kata para pengawal kerajaan itu.
Sang putri yang mendengar kata kata dari sang pangeran jadi semakin kagum, karena selain tampan, sang pangeran memiliki pribadi yang baik dan bijaksana, sama seperti Raja Batara Lawu, seorang raja baik yang harus mati di tangan pengkhianat.
Sang pangeran menyuruh semua pengawal kerajaan kurusetra untuk naik ke atas kuda nya agar sang putri bisa cepat istirahat di istana nya. Akhirnya mereka bergegas menuju ke arah istana kerajaan Blambangan.
Pelayan yang mengetahui sang pangeran telah kembali, langsung memberi kabar kepada sang raja Mahesa Dwi Seno kakek dari pangeran Akshara.
Sang Raja langsung menemui cucunya itu.
"Salam hormat kakek", kata Akshara sambil sungkem kepada kakek nya itu.
"Ada apa cucuku, kenapa kamu kembali, apa ada masalah saat di perjalanan?", tanya sang kakek.
"Tidak ada masalah kakek, hanya saja ananda mendengar jika kakek Baladewa akan mengunjungi kakek dalam waktu dekat ini", jawab Akshara.
"Benarkah seperti itu? kamu dapat kabar dari mana cucuku?", tanya sang kakek.
"Saya baru saja dapat kabar dari putri Diah, oh maaf kakek saya lupa memperkenalkan putri Diah, putri Diah ini kakek saya Raja Mahesa Dwi Seno, kakek ini putri Diah Nirwana Pitaloka anak dari Raja Agung Pambudi", kata Akshara sambil memperkenalkan kakek pada putri Diah Nirwana.
"Hah benarkah kamu anak Raja agung Pambudi?", tanya sang kakek pada Diah.
"Benar kakek Raja, saya Diah anak Raja Agung Pambudi salam kenal kakek", kata putri Diah sambil sungkem.
"Cah ayu, tumben sekali ayahmu menyuruh mu ke sini, apakah ada masalah di kerajaan ayah mu itu cah ayu?", tanya sang kakek sambil mengajak nya duduk di bangku aula kerajaan.
"Tidak ada kek, kerajaan ayahanda baik baik saja, maaf kek ayah menitipkan ini untuk kakek", jawab sang putri sambil memberikan sebuah gulungan kertas kepada sang kakek.
kakek menerima itu dan membacanya, setelah membaca gulungan kertas itu, sang kakek tertawa, ia tak menyangka jika Raja Agung mengirimkan surat seperti itu kepada nya. Akshara dan Diah bingung kenapa sang kakek setelah membaca gulungan itu menjadi tertawa seperti ini.
"Cah ayu apa kamu sudah membaca gulungan surat ini?", tanya sang kakek.
"Tidak kek, saya Tidak mungkin berani membaca gulungan itu kek, apakah ada hal yang lucu dengan gulungan surat Itu kek?", tanya sang putri.
"Tidak tidak ada yang lucu dengan gulungan surat ini, entah kamu mau atau tidak cah ayu ketika kamu membaca gulungan surat ini hahaha", kata sang kakek sambil tertawa.
Diah dan Akshara makin bingung dengan tingkah laku sang kakek, bahkan mereka makin aneh dengan gulungan surat yang di baca sang kakek.
"Sudah sudah kalian istirahat saja, besok kita bicarakan lagi soal ini, cah ayu nanti akan ada pelayan yang akan melayani mu, semua baju akan di persiapkan oleh pelayan yang akan melayani mu", kata kakek kepada sang putri.
"Terima kasih atas keramah tamahan kakek, mohon maaf saya tidak membawa buah tangan Untuk kakek, padahal ayah sudah mempersiapkannya, tapi semua hancur karena saya di rampok di perjalanan menuju kemari", kata sang putri.
"Hah apa benar seperti Itu cah ayu, siapa yang berani merampokmu di kawasan ku!, terus apa kamu terluka cah ayu, lalu siapa yang menolong mu cah ayu?", tanya sang kakek.
"Saya sudah di Selamat kan oleh pangeran kek, entah apa jadinya jika pangeran terlambat datang, mungkin saya Tidak ada lagi di dunia ini kek", kata sang putri.
"Tidak cah ayu, itu semua sudah menjadi kehendak yang maha kuasa, mungkin memang yang kuasa masih memberi mu kesempatan untuk hidup, karena itu berbuat baiklah agar kita bisa mati dengan tenang dan bisa mencapai nirwana, sama seperti nama mu cah ayu", kata sang kakek.
kemudian kakek memanggil pelayan Untuk melayani sang putri, putri kemudian pamit dan pergi meninggalkan pangeran dan kakek yang masih berada di aula.
setelah sang Putri pergi, Akshara bertanya kepada kakeknya tentang gulungan surat yang di bacanya tadi.
"Kek mengenai gulungan surat Tadi, mengapa kakek bisa tertawa seperti itu kek, apa memang isi gulingan itu lucu kek?", tanya Akshara.
"Oh jadi kamu mau tau soal gulungan itu cucu ku?, sebelumnya kakek ingin bertanya pendapatmu mengenai sang putri?", tanya sang kakek.
"Oh soal sang putri, sebenarnya aku belum tau dengan jelas bagaimana sifat sang putri, karena ananda baru beberapa waktu saja mengenalnya, memang kenapa kok tiba tiba kakek menanyakan soal ini?", tanya Akshara.
"Oh bukan bukan, kakek hanya ingin tau saja bagaimana pendapatmu tentang sang putri itu saja, sudah sudah sekarang kamu lekas tidur besok kita bicarakan sesuatu yang sangat penting", kata sang kakek sambil menyuruh nya untuk tidur.
Akshara pergi kekamar nya dengan dipenuhi banyak pertanyaan, apalagi sang kakek berkata besok dia ingin membicarakan sesuatu kepada nya dan dengan terpaksa hari ini dia tidur dengan rasa penasaran nya.