Akshara terbangun pagi ini dengan mimpi aneh yang masih teringat di dalam pikirannya, di mimpinya itu ia Melihat kerajaannya di serang, banyak korban yang berjatuhan baik prajurit maupun rakyat biasa. Didalam mimpinya Itu dia melihat dirinya terluka parah bahkan untuk berdiri saja sulit, dia melihat kakek dan ibunya meregang nyawa, hatinya sakit melihat penderitaan yang di alami kakek dan ibunya itu.
Dengan tertatih tatih Akshara mendekati keduanya, "Ibu kumohon jangan pergi, jangan tinggalkan aku sendiri ibu", kata Akshara sambil memeluk ibunya yang telah meninggal itu.
Kemudian Akshara menuju kakeknya itu," Kek katakan padaku siapa yang melakukan ini semua, kek bertahanlah aku akan membawa mu menemui tabib", kata Akshara sambil menangis, dia mencoba untuk mengangkat kakek nya itu, tapi kakek menghentikan Akshara dan berbisik kepada nya,"ini perbuatan pamanmu cucuku, kamu harus kuat cucuku, kalau tidak mereka akan menghancurkan kita sama seperti kerajaan lawu". Akshara tersadar dari lamunannya itu. Dia merasa mimpi ini bukan hanya kembang tidur, tapi sebuah firasat yang akan terjadi cepat atau lambat. Akshara kemudian memutuskan untuk mandi dan berbicara kepada kakeknya itu tentang mimpinya itu.
setelah mandi Akshara langsung menuju ke ruang makan, disana sudah ada ibu, kakek dan Putri diah. ibu yang melihat Anaknya sudah bangun Itu langsung menghampiri anaknya itu,"ibu senang melihatmu lagi anakku", kata ibu sambil memeluk anaknya itu.
"Aku juga sama bu, senang rasanya masih bisa melihat ibu baik baik saja", Kata Akshara.
"Sudah sudah ayo makan sini", kata kakek memanggil mereka. Ibu dan Akshara duduk ke kursinya masing masing dan mulai memakan makanannya.
setelah makan mereka berkumpul di pendopo sambil melihat para dayang yang sedang latihan menari.
"kek tadi malam aku bermimpi aneh, mimpi itu sangat nyata untukku kek, bahkan aku merasa itu sebuah pertanda atau firasat kek", Kata Akshara.
"coba kamu ceritakan dengan jelas, seperti apa mimpimu itu", kata kakek.
"Aku melihat kerajaan kita di serang oleh pamanku, banyak yang terluka bahkan ibu dan kakek pun menjadi korban di dalam perang ini", kata Akshara.
"Seperti nya yang kuasa sedang menunjukkan rasa sayangnya kepada mu cucuku, yang kuasa mungkin ingin kita merubah kejadian ini, sehingga dia memperingatkan kita lewat mimpimu, mungkin kalau paman mu menyerang saat ini, sudah pasti kita akan kalah cucuku, baik itu dalam jumlah pasukan maupun kesaktian para pemimpin pasukan, karena yang kakek tau kerajaan lawu punya banyak ahli beladiri, bahkan dulu kakek pernah tau kalau ayahmu punya prajurit khusus yang berada di luar kerajaan, ayahmu sengaja membuat pasukan khusus untuk menumpas perampok atau siapa pun yang berusaha menyerang kerajaan, hanya saja kakek sudah lama tidak tau apa mereka masih setia pada ayahmu atau tidak", kata kakek.
"berarti jika pertanda ini benar apa yang harus kita lakukan sekarang kek?", tanya Akshara.
"Tapi ayahanda sudah lama adipati Surya tidak kembali, apa sesuatu telah terjadi karena biasanya setiap empat bulan purnama sekali, adipati akan datang mengabari keadaan di kerajaan dan sekarang sudah enam bulan purnama adipati tidak datang, bukankah itu aneh ayahanda", kata ibu pada kakek.
"sepertinya dugaan mu benar anakku, ayah akan kirim sukma untuk menyelidikinya, karena tugas ini cuma dia yang bisa", kata kakek.
"Maaf ibunda ratu dan kakek Raja, waktu ibu sakit saya tak sengaja mendengar percakapan antara Brahmana Baladewa dan ayahanda, yang mengatakan jika pengawal kerajaan ayah menemukan seseorang yang terluka parah dan ayah menunjukkan sebuah benda kepada Brahmana, lalu Brahmana itu mengatakan bahwa benda yang di bawah ayah itu adalah tanda pemimpin khusus yang setia pada raja batara lawu, kemudian ayah dan brahmana pergi bersama, apa mungkin ini masih ada kaitannya dengan cerita ibunda ratu", kata putri Diah.
"Hah apakah yang kamu katakan itu benar cah ayu? kalau benar mungkin saja ini memang ada hubungannya", kata kakek.
"Kek kita harus melakukan sesuatu, ini kerajaan ku, aku tak mau kejadian yang sama akan terulang kembali", Kata Akshara.
"Anakku ajaklah putri diah jalan jalan dikerajaan kita, biar ayah dan cucu ayah ini berdua, karena ada hal yang penting yang harus di lakukan", kata kakek.
"baik ayahanda, mari putri kita berkeliling kerajaan dulu", kata ibu sambil menggandeng tangan Putri diah.
"Ayo cucuku, kita harus ke wisma prajurit kita harus secepatnya meningkatkan keahlian tempur mereka", kata kakek sambil mengajaknya ke wisma prajurit.
saat raja dan pangeran memasuki gerbang wisma, semua prajurit yang sedang berlatih seketika menghentikan latihannya dan langsung semuanya berdiri tegak dalam posisi siap dengan kaki rapat dan senjata di tangan kanan.
Adipati dan Mahapati langsung menghadap dan memberi hormat kepada raja dan pangeran.
"Maaf yang mulia apa ada masalah sehingga yang mulia datang ke wisma ini?", tanya Mahapati Abimanyu seto.
"Oh tidak Mahapati aku hanya ingin melihat latihan prajurit kita saja, bisa kah Mahapati menambah latihan agar prajurit kita bisa makin kuat?", tanya raja.
"Tentu bisa yang mulia nanti saya akan menambahkan nya dengan latihan yang lain", kata Mahapati.
"Sukma apakah dia latihan hari ini Mahapati?", tanya kakek.
"Apakah ada masalah dengan anak saya baginda?", tanya kakek.
"oh tidak, hanya ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Mahapati dan Sukma, apa sukma ada?", tanya kakek. Mendengar nama anaknya di sebut, seketika Mahapati bingung dan berfikir apa anaknya itu melakukan sesuatu yang membuat raja marah, sehingga sang raja memanggilnya.
"Ada yang mulia, ada di kediaman saya yang mulia", jawab Mahapati.
"Baik mari kita kesana Mahapati, karena saya ingin menemui sukma", kata sang raja. Akhirnya Mahapati mengantarkan raja menuju ke kediamannya.
setelah sampai Mahapati menyuruh pelayan untuk memanggil sukma dan membawakan minuman untuk raja dan pangeran.
Selang tak lama kemudian Sukma datang bersama ibunya, melihat yang datang raja dan pangeran mereka berdua memberi hormat. Bagi sukma ini pertama kalinya dia melihat pangeran dari jarak dekat dan terpesona dengan ketampanan sang pangeran.
Raja dan pangeran mengangguk pertanda menerima hormat mereka, kemudian mereka berdua duduk di samping Mahapati.
"Ada gerangan apa raja memanggil anak kami? apakah sukma melakukan kesalahan paduka?", tanya istri Mahapati dengan cemas.
"Oh dinda bestari jangan salah paham, saya kemari karena ingin memberikan sebuah tugas kepada sukma", kata raja.
"tugas apa yang mulia?", tanya Mahapati.
"Saya cuma ingin sukma mencari informasi di kerajaan lawu", kata raja.
"tapi saya baru mendengar dari pedagang yang baru kembali dari kerajaan lawu, jika kerajaan lawu membatasi jumlah orang yang masuk kedalam kerajaannya", kata Mahapati.
"sangat mencurigakan, katena itu saya minta sukma untuk mencari tau, biar pangeran dan adipati yang menemani sukma", kata raja.
"Saya bersedia yang mulia", kata sukma cepat.
Mahapati dan istrinya terkejut anaknya menjawab permintaan dari sang raja dengan cepat, tapi ibu mengetahui alasan mengapa anaknya itu mau menerima perintah raja, tersenyum sambil melihat ke arah pangeran.
"Baik karena sukma setuju, jadi rencana ini bisa dilaksanan secepatnya, cucuku kamu bertanggung jawab atas keselamatan sukma", kata kakek.
Mahapati terkejut karena bukannya yang seharusnya dilindungi itu pangeran, tapi kenapa sang raja malah menyuruh pangeran yang menjaga anaknya.
"maaf yang mulia, pangeran satu satunya pewaris kerajaan yang tersisa, mengapa pangeran harus mempertaruhkan nyawa untuk sukma raja?", tanya Mahapati.
"Calon raja harus bisa menjaga keseluruhan rakyatnya, bagaimana pangeran bisa layak menjadi raja, jika menjaga satu orang saja tak bisa", kata kakek.
"Benar yang di katakan kakek paman Mahapati, paman dan bibi tak usah khawatir, aku pasti kan jika dinda sukma akan kembali dengan selamat", kata pangeran.
raja, mahapati, bibi dan sukma, senang dengan janji yang di ucap kan pangeran, terlebih sukma dia merasa jika pangeran menyukai nya.
raja dan pangeran pamit untuk kembali ke istana, Mahapati mengantarkan sang raja sampai gerbang kediamannya.