Chereads / THE SECRET AGENT! / Chapter 27 - Penyelidikan Macam Apa Ini?!

Chapter 27 - Penyelidikan Macam Apa Ini?!

Hailexa menyapukan pandangannya pada setiap sisi di bagian luar rumah. Ada rasa mual yang tiba-tiba menghantam. Segelas susu hangat yang diminumnya pagi tadi, seolah meminta untuk dikeluarkan. Hailexa mengerutkan hidung ketika indra peciumannya menangkap bau anyir.

Tebakan Hailexa mengatakan jika bau ini berasal dari tumpukan boks styrofoam di sudut rumah. Mengingat Barvo. adalah tukang daging, cukup pantas jika bau ini memerangkap rumahnya. Namun baunya yang terlalu menyengat, seolah mengatakan jika isi di dalam boks adalah daging busuk.

Ada satu hal lagi yang membuat Hailexa merasa tidak nyaman. Tepat di sebelah tumpukan boks, terdapat beberapa jenis pisau serta gergaji berukuran besar. Selain mengerikan, benda-benda itu berhasil membawa asumsi Hailexa bergerak terlalu jauh.

"Aku yakin kalian juga menciumnya. Pastikan dengan benar setiap detail yang ada. Gunakan waktu sebaik mungkin."

Barvo. sudah kembali. Berdric mengajaknya untuk berpindah tempat sehingga tim bisa melakukan tugasnya. Didampingi Hailexa dan dua rekan lainnya, Berdric mulai mencoba mengajukan pertanyaan-pertanyaan kecil yang akan menggiring mereka pada informasi penting.

"Aku tahu kau mengenal Emily. Ada rekaman kamera pengawas yang menunjukkan kalian sedang berbincang satu sama lain. Bagaimana dengan Micole? Kau mengenalnya?"

"Tidak," jawab Barvo. enteng. "Tapi Emily pernah menceritakannya padaku. Bukan hal penting, hanya keluhan antar pegawai."

"Terkadang sesuatu yang terlihat tidak penting adalah kunci utama dari sebuah pembicaraan. Jika masih ingat, kau bisa mengatakannya. Barvo., sejak kapan kau mengenal Emily?"

Mata Barvo. menyipit. Pria itu berusaha mengingat-ingat pertemuan pertamanya dengan Emily. "Kurang dari satu tahun. Dulu dia bekerja di kedai dekat toko dagingku. Aku sering datang untuk makan siang. Kemudian dia pindah ke sebuah kafe namun hanya bertahan sebentar, sebelum akhirnya pindah lagi. Katakan padaku," Barvo. menggantung kalimatnya, "kalian pasti datang kemari karena Eterie."

Berdric tidak ingin berbohong. Laki-laki itu mengangguk penuh keyakinan sebagai jawaban. "Eterie merasa jika kau dan Emily punya hubungan lebih. Apa itu benar? Lalu, apakah kau tidak mendapat kabar soal kematian Emily?"

"Tentu saja aku tahu. Dia tewas dibunuh. Dan soal hubunganku dengan Emily, Eterie benar. Kami lebih dari sebatas teman. Dia mencintaiku, aku pun mencintainya."

Hailexa melirik cepat ke arah Berdric. Alisnya terangkat, namun ekspresi di wajahnya tidak berubah. Tetap saja datar meski pernyataan Barvo. bisa dikatakan mengejutkan.

"Kau pasti tahu jika dia sudah bersuami dan memiliki dua orang anak. Bukankah ini hal yang salah, Barvo.? Bagaimana caramu menjelaskan jika kalian benar-benar saling mencintai?"

"Bodoh," makinya. "Di mana matamu saat datang ke tempat tinggal Eterie? Jika kau datang dengan tujuan penyelidikan, seharusnya kau tahu kenapa Emily memilih untuk berselingkuh."

"Aku hanya ingin jawaban darimu, Barvo.. Kau tidak perlu mencemaskan apa yang seharusnya kami lakukan saat bertemu Eterie."

Barvo. membuang wajah ke samping. Urat-urat di lehernya tampak menyentuh kulit. "Emily lelah. Dia juga tertekan masalah ekonomi. Eterie adalah pengangguran tidak berguna. Uang yang diberikan oleh Emily selalu habis untuk membeli rokok serta bir. Kau pikir dia bisa tahan dalam keadaan semacam itu?" jelasnya disertai emosi yang nyaris meluap. "Emily menginginkan kehidupan yang lebih baik. Dia mengatakan jika hal itu bisa didapatkan saat bersamaku. Kami sudah berencana untuk menikah dan membawa kedua anaknya untuk tinggal di sini. Emily hanya perlu menceraikan Eterie sialan itu."

"Seberapa buruk sikap Eterie menurut cerita dari Emily?"

"Sangat buruk. Dia memang tidak berselingkuh atau menggunakan obat terlarang. Namun mabuk, merokok, temperamental, dan sering bersikap kasar. Tubuh Emily selalu lebam jika dia tidak memberi uang pada Eterie. Saranku, sebaiknya kalian pikirkan ulang soal meninggalkan Eterie bersama dua anaknya. Mereka bisa jadi hebat jika dijauhkan dari ayahnya."

"Terima kasih atas sarannya. Kami akan mencoba untuk bicara pihak yang berwenang. Perlu kukatakan padamu, proses pemeriksaan ini tidak akan berlangsung singkat. Kami bisa datang lagi atau memintamu untuk datang kapan saja. Kuharap kau tidak keberatan dengan itu."

Bahu Barvo. bergerak naik. Dia terlihat kelewat santai seperti tidak punya beban hidup—atau mungkin ke arah pasrah.

"Kapan terakhir kali kau bertemu Emily?" tanya Berdric kesekian kalinya.

"Dua hari sebelum kabar buruk itu datang? Entah, aku tidak mengingatnya dengan jelas. Kalian bisa periksa di ponselku. Terakhir kali kami berkirim pesan, hari itu juga terakhir kalinya kami bertemu."

"Dua hari? Kalian saling mencintai tetapi tidak berkirim kabar selama dua hari? Kau tidak cemas?"

Barvo. memandang ke tanah selama beberapa saat. Ketika kepalanya diangkat, matanya dipejamkan sejenak sebelum menatap lurus tepat ke mata Berdric. "Dia berselingkuh. Aku tidak peduli Eterie sudah mengetahuinya atau belum. Namun poin penting dari perselingkuhan, kau tidak bisa menghubungi kekasihmu setiap saat. Ini hal biasa. Untuk apa aku cemas?" Barvo. menjentikkan jarinya di depan wajah, membuat Berdric yang sebelumnya seperti hilang fokus tiba-tiba tersadar.

"Kau terdengar seperti ahlinya. Ingin minum sebentar?" tawar Berdric.

Hailexa tahu persis, penyebab fokus laki-laki itu sempat teralih dalam beberapa detik. Setiap dari anggota tim yang datang, dibekali masing-masing sebuah invisible earpiece. Kurang dari dua menit lalu, suara panggilan terdengar namun belum ada informasi yang disampaikan.

"Agent." Ini panggilan kedua.

"Di sini." Entah siapa yang menjawab, Hailexa beluh hafal masing-masing suara dari anggota tim.

"Tiga ratus meter dari rumah Barvo.. Kami menemukan tanah bekas galian yang sedikit basah, mungkin baru digali kemarin malam. Isinya ada tiga bangkai anjing. Dua di antaranya seperti baru mati tiga atau empat hari lalu. Yang lebih mengejutkan yaitu di bagian paling bawah, entah potongan tubuh hewan apa ini, kondisinya benar-benar buruk. Hewan-hewan kecil mulai memakannya. Kalian bisa bayangkan baunya seperti apa."

Hailexa menoleh ke arah lain untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya setelah mendengar informasi singkat tadi. Disisi lain ia sedikit heran sekaligus kagum, bagaimana bisa Berdric bersikap santai ketika berhadapan dengan hal mengerikan ini. Dua anggota yang bersamanya juga masih terlihat biasa saja meski tidak setenang Berdric. Berapa lama mereka belajar?

"Tenang Barvo., seluruh data atau hal yang bersifat privasi akan kami jaga dengan baik. Aku berani bertanggung jawab," ujar Berdric meyakinkan.

"Jika dilihat, rasa-rasanya bagian tubuh dari seekor babi," sambung seseorang di seberang sana.

Sial sial sial. Hailexa terus mengumpat dalam hati. Menjijikkan. Ini sebenarnya penyelidikan macam apa?

Ada senyum kebahagiaan ketika bola mata biru itu mendapatkan apa yang dicarinya. Rambut panjangnya tergerai indah—sedikit berterbangan karena angin. Semakin dekat jarak yang memisahkan, maka semakin cepat jantungnya berdebar. Namun dalam sedetik senyum itu luntur dan berganti dengan tatapan kesal.

"Kau ini," desisnya.

Alis Alexander terangkat. "Kenapa?" balasnya santai setelah wafer berlapis cokelat di genggamannya habis.