Chereads / Survive in Doomsday / Chapter 6 - BAB 6 - Bertemu Dengan Istrinya

Chapter 6 - BAB 6 - Bertemu Dengan Istrinya

Bayu mencari hotel terdekat untuk menginap sehari, tubuhnya sangat lelah karena ranjang di kapal cukup sempit dan membuatnya tidak nyaman. Tapi sebelum itu dia ingin membeli ponsel dulu karena ponsel lamanya sudah dia buang ke laut. Bayu sangat berhati-hati karena tidak ingin di lacak oleh kelompok tentara bayarannya.

"Berapa harganya?" tanya Bayu sambil menunjuk salah satu ponsel.

Penjaga toko mengangkat kepalanya dan sedikit takut ketika melihat wajah Bayu, ada bekas luka memanjang dari mata hingga dagunya. Tubuhnya tinggi kekar dengan lengan berotot yang membuatnya terlihat seperti binaragawan. Apalagi kulitnya sangat coklat seperti berjemur selama beberapa bulan di bawah sinar matahari.

"Ah?" Penjaga toko gugup dan tubuhnya bergetar.

"Berapa harganya?" tanya Bayu sekali lagi dan mengetuk-ngetuk kaca etalase.

"Har- harganya 3 juta," jawab penjaga toko cepat.

"Aku ingin yang ini dan SIM Cardnya," ujar Bayu sembari duduk di kursi.

Penjaga toko mengambil barang yang dia inginkan kemudian menuliskan nota untuknya. "Apakah anda ingin dibantu mendaftarkan SIM Card?"

"Tidak perlu." Bayu tidak bisa menggunakan kartu identitas aslinya karena secara harfiah dia sudah dinyatakan mati.

Penjaga toko segera memasukan ponsel dan SIM Card ke dalam paperbag kemudian menyerahkan nota untuk di tanda tangani. Setelah itu dia menerima pembayaran dan melihat Bayu meninggalkan toko, dia masih bisa merasakan aura menakutkan dari pria itu.

"Akhirnya dia pergi juga."

oOo

Hotel tempatnya menginap adalah tempat kecil yang pengunjungnya jarang sehingga dia tidak perlu kartu identitas untuk menyewa kamar. Setelah seharian penuh istirahat, akhirnya dia keluar untuk mencari makanan. Uang yang yang di milikinya tersisa sedikit karena terus berganti-ganti kapal. Bayu hanya bisa puas dengan makanan yang dijual di pinggir jalan.

"Eh apakah kau akan datang ke pameran sistem senjata TNI yang berlangsung di Lapangan Arafuru?"

"Aku sudah mendengar berita ini acaranya akan diadakan lima hari lagi."

"Anak ku merengek-rengek ingin melihat acara itu karena dia bercita-cita menjadi tentara."

"Acara ini tidak boleh dilewatkan karena jarang-jarang Markas Komando Akademi Angkatan Laut di buka untuk umum."

"Aku mendapatkan undangan dari tetanggaku supaya hadir di acara itu."

Bayu menghentikan tangannya yang hendak memasukan makanan dan mendengar percakapan mereka dengan seksama. Setiap tahun ketika HUT-TNI akan ada acara tertentu di Akademi Militer, dia dulu pernah bersekolah di sana dan menjadi salah satu peserta upacara. Tempat itu meninggalkan kenangan tak terlupakan baginya karena bisa belajar banyak hal dan mengenal banyak orang.

"Apakah perlu membeli tiket untuk datang ke sana?"

"Tidak perlu, kau cukup datang saja dan lihat berbagai senjata yang dipamerkan tentara negara kita."

"Ku dengar yang memimpin upacara nanti adalah Laksamana Efendi."

Bayu mengenal orang itu karena Laksamana Efendi adalah orang yang menariknya dari lumpur kotor. Setelah orang tuanya meninggal dia hidup sebatang kara dan tidak memiliki kerabat yang bisa membantu. Untuk bertahan hidup Bayu melakukan apapun bahkan terlibat dengan pertarungan bawah tanah.

Hampir setiap hari tubuhnya penuh dengan bekas luka hanya demi sedikit uang untuk membeli makanan. Karena dia anak kecil yang tidak memiliki pengalaman jadi dia sering ditipu bahkan dirampok oleh orang dewasa. Hidupnya sangat menyedihkan bahkan rumahnya sendiri digusur oleh pemerintah karena itu bukan tanah miliknya.

Ketika hampir mati kelaparan untungnya Laksamana Efendi muncul dan menolongnya.

Saat itu dia bertugas dalam satuan khusus untuk menangkap perdagangan ilegal sekaligus menghancurkan area pertarungan bawah tanah. Melihat tekadnya yang pantang menyerah saat bertarung, membuat Laksamana Efendi merasa simpati dan membawanya pulang untuk diberikan pengobatan. Dia sungguh orang yang baik dan mengirim Bayu ke panti asuhan sehingga bisa menjalani hidup yang lebih baik.

Bayu sangat berhutang budi padanya.

"Ku dengar dia memiliki putri yang berkuliah di Universitas Airlangga."

"Sepupuku satu jurusan dengannya di falkutas kedokteran."

Wajah Bayu terlihat rumit ketika mengingat putri Laksamana Efendi, setelah bergabung dengan pasukan angkatan laut dia sering bertemu dengannya. Wanita itu sangat cantik dan memiliki aura kebijaksanaan. Meskipun saat itu belum bergabung dengan Universitas Airlangga tapi pengetahuannya dalam bidang kedokteran cukup baik dan menjadi sukarelawan di markas.

Banyak orang yang sering menyandingkannya dengan wanita itu.

Namun, sayangnya Bayu tidak tertarik sama sekali dan lebih fokus dengan kariernya. Apalagi jarak umur mereka cukup jauh dan dia tidak ingin berkencan dengan gadis muda. Walaupun terkadang Laksamana Efendi memberikan isyarat padanya tapi Bayu pura-pura tidak menyadarinya.

"Ku dengar dia sangat cantik dan akan menjadi perwakilan Universitas Airlangga untuk menghadiri acara itu."

"Kita harus melihatnya secara langsung!"

Bayu bangkit dari kursinya kemudian membayar makanannya, dia merasa informasi itu sudah cukup dan akan datang ke acara itu lima hari kemudian.

Mungkin dia bisa menemukan sebuah petunjuk.

oOo

Bayu menggunakan jaket hitam dan topi yang menutupi setengah wajahnya, ada tempat yang ingin dia kunjungi untuk memastikan suatu hal. Sebenarnya dia tidak terlalu berharap karena sudah beberapa tahun berlalu. Apakah istrinya masih di Kota Surabaya atau malah pergi ke kota lain?

Sejujurnya Bayu menikahi wanita itu bukan karena cinta, mereka tidak sengaja mengalami kecelakan yang berujung kesalahpahaman dan akhirnya mereka pun memutuskan menikah. Bahkan dia jarang mengunjungi rumahnya karena sibuk dengan pekerjaan dan tak ada satupun temannya yang tahu bahwa dia sudah menikah.

"Apakah kamu masih tinggal di sini?" gumannya dengan suara kecil sambil memandang rumah yang tidak terlalu jauh darinya.

"Kau pasti membenciku." Bayu tersenyum kecut karena dia telah pergi tanpa memberinya kabar.

Tak lama kemudian pintu rumah itu terbuka dan muncullah seorang wanita berambut panjang, dia memegang kantong berisi sampah lalu membuangnya ke dalam tong besar. Bayu mengamati setiap inci wanita itu dan tidak banyak perubahan yang terjadi padanya. Hanya saja tubuhnya sedikit lebih kurus dan kulitnya lebih pucat.

Apakah dia kelelahan bekerja?

Sebelum pergi menjalankan misi di Amerika Serikat, Bayu telah memberikan semua rekeningnya pada istrinya. Meskipun dia tidak mencintainya tapi sebagai suami dia harus bertanggung jawab untuk menafkahi istrinya.

"Ibu."

Mata Bayu terbelalak lebar ketika ada anak kecil yang berlari ke arah istrinya kemudian memeluknya dengan erat. Darah lebih kental daripada air, hanya melihatnya sekilas Bayu bisa menebak bahwa itu adalah anaknya sendiri. Mereka memiliki sedikit kemiripan apalagi bentuk matanya sangat mirip dengannya.

Tapi dia selalu menggunakan kondom ketika berhubungan badan.

Bayu tidak ingin membebani istrinya karena mereka tidak saling mencintai, dia berpikir setelah misi selesai maka dia akan menceraikannya. Namun, dia tidak menyangka bahwa selama ini dia hamil dan membesarkan anaknya sendiri. Rasa bersalah menyeruak ke dalam hatinya dan membuatnya bimbang.

Apakah dia harus fokus dengan balas dendamnya atau kembali bersama keluarganya?

-TBC-