"Di mana mereka?" Seorang pria berambut cokelat memiliki wajah yang suram ketika mendengar ada penyusup di markasnya.
"Dua orang ada di lobi 5 dan kami menemukan dua orang lagi di dekat ruang penyimpanan data," lapor bawahannya.
"Kenapa tak ada satupun yang bisa menangkap mereka?" Dia menggebrak meja dengan keras hingga urat nadinya terlihat.
"Ka- kami kehilangan jejaknya." Kedua bawahannya tidak berani menatap atasannya karena takut.
"Dasar tidak berguna!" Pria itu melempar vas bunga dan tak satupun dari mereka yang berani menghindarinya.
Tiba-tiba ponselnya berdering dan pria itu mengatakan kata-kata yang kasar. "Brengsek jika kau tidak mengatakan hal yang penting maka aku akan membunuhmu!"
"Bos kami menemukan bahwa penyusup itu masuk lewat ventilasi udara dan kami sedang mengejarnya."
"Bagus." Pria itu tersenyum senang ketika mendengar kabar baik. "Kirimkan lokasinya!" Dia menutup telpon kemudian mengambil pistol dari bawah meja, dia tidak akan melepaskan penyusup itu dan akan menyiksa mereka sampai memohon kematian.
oOo
Bayu mengigit bibir bagian dalamnya untuk menahan rasa sakit, meskipun dahinya berkeringat tapi dia tidak menghentikan kecepatannya. Kemungkinan besar para penjaga akan menemukan jalur mereka lalu mengirim orang untuk mengejar. Dia harus muncul di ruang terbuka supaya Lion dan Crow bisa melindungi pelariannya.
"Hunter, di depan ada orang yang lewat," lapor wanita itu sambil melihat dari celah ventilasi.
"Berapa orang?" Bayu mengumpat di dalam hati karena keadaannya tidak baik.
"Tiga orang."
"Aku akan melumpuhkan dua orang dan sisanya akan aku serahkan padamu." Meskipun bahunya terluka tapi Bayu memiliki kepercayaan diri untuk mengalahkan dua orang.
"Aku mengerti." Wanita itu mengeluarkan pistol kemudian mengisinya dengan peluru asli.
"Dalam hitungan ketiga kita akan keluar." Bayu mengecangkan kain yang mengikat lengannya lalu memegang pistol di depan dada. "Satu …. Dua …. Tiga …."
Brukkk
Dorrr Dorrr Dorrr
Suara tembakan terdengar nyaring dan ketiga orang itu sadar dengan keberadaan mereka. Bayu berhasil menembak satu orang kemudian terlibat baku hantam dengan orang satunya. Dia sangat gesit menghindari pelurunya sehingga Bayu hanya bisa menggunakan tangan kosong untuk melumpuhkannya.
Kondisi rekan wanitanya tidak jauh berbeda tapi dia sangat licik, dengan memanfaatkan kecantikannya dia bisa membuat lawannya jatuh dengan mudah. Setelah itu dia pergi ke arah Bayu untuk membantunya, mereka harus keluar dari gedung ini secepat mungkin. Sebelum seluruh anggota laba-laba merah muncul dan mengepung mereka.
"Kita harus pergi!"
Bayu menganggukan kepalanya kemudian memberikan pukulan kuat pada lawannya hingga pingsan. Sekarang mereka berada di parkir bawah tanah dan suara pertarungan mereka pasti telah menarik perhatian. Bayu memberikan isyarat supaya wanita itu pergi dulu untuk mencari mobil sedangkan dia akan mengalihkan perhatian.
"Dia ada di sana!"
Bayu bersembunyi di balik pilar kemudian menembakkan peluru hingga membuat orang itu mati seketika. Namun, rekannya berhasil melarikan diri dan memanggil orang lain untuk menangkapnya. Bayu menunggu hingga mereka muncul kemudian melemparkan bom asap yang menghalangi pandangan.
"Brengsek dia kabur."
Dia berlari menuju pintu keluar dan melihat beberapa orang di sana, langkah kakinya tidak berhenti dan dengan gesit menghindari peluru. Matanya sangat waspada ketika menyadari ada benda yang terlempar dari arah belakang, dia langsung merunduk kemudian berguling di lantai.
Bommmmmm!!!
Ternyata itu adalah bom kecil, mereka masih waras dan tidak menggunakan bom dengan daya ledak besar karena bisa meruntuhkan bangunan. Namun, itu sudah cukup melukai orang biasa dan menimbulkan luka yang parah. Untungnya mereka tidak membawa banyak karena tidak pernah menduga bahwa markas mereka akan diinvasi.
"Hunter cepat naik!"
Rekan wanitanya muncul dari arah kanan sambil mengemudi mobil, Bayu segera berlari mendekatinya dan tidak lupa menembakan peluru pada para penjaga. "Kita pergi ke lokasi Viper dan Eagle!" perintahnya.
"Baik." Wanita itu memutar stir menuju arah lobi 5 berada.
"Kami dalam perjalanan." Bayu mengirimkan pesan pada mereka supaya bersiap-siap untuk pergi.
"Sykurlah kita akan pergi." Viper bernapas lega dan memberikan isyarat pada saudara kembarnya untuk mundur.
Sepanjang perjalanan mereka menemukan penjaga dan Bayu menembakinya, dia juga mendapatkan bantuan dari Lion dan Crow yang menembak dari atas gedung. Tak lama kemudian Viper dan Eagle muncul dan Bayu membuka pintu belakang supaya mereka bisa masuk.
"Cepat masuk!" seru Bayu keras.
Dia melindungi mereka berdua dan menembaki penjaga yang mengejar, setelah memastikan mereka masuk ke dalam mobil. Bayu memerintahkan rekan wanitanya untuk bertukar posisi karena dia ahli dalam mengemudi. Bayu sudah menentukan rute pelarian yang aman.
Jalanan kota Las Vegas cukup ramai karena saat ini adalah jam pulang kerja, dia mengemudi melewati jalan pintas karena tidak ingin terlihat oleh polisi. Bayu tidak khawatir dengan Lion dan Crow karena ada Jay yang akan menjemput. Sekarang dia harus menarik perhatian kelompok laba-laba merah supaya fokus mengejar mereka.
Dorrr Dorrr Dorrr
Dari arah belakang terdengar suara tembakan, Viper dan Eagel segera muncul dari jendela kemudian memberikan tembakan balasan. Rekan wanitanya tidak mau kalah dan mereka pun bekerja sama dengan baik. Ada tiga mobil yang mengejarnya dan Viper berhasil menembak ban mobil salah satunya.
"Kalian cepat masuk!" Bayu tiba-tiba berbelok tajam dan mobil hampir kehilangan keseimbangan.
Duarrrrrrr!!!!
Dua mobil yang mengejar tidak bisa mengikutinya dan malah saling bertabrakan, asap muncul dan tak lama kemudian terdengar suara ledakan yang keras. Bayu telah menginvestigasi lingkungan sekitar sini untuk mencari rute pelarian yang aman. Jalannya tidak terlalu besar dan jarang dilewati oleh penduduk, namun di sini banyak tikungan tajam.
"Kita berhasil kabur."
oOo
Bayu memberikan bayaran pada mereka setelah misi selesai, dia juga memberikan kompensasi tambahan jika ada yang terluka. Sedangkan untuk senjata, dia memintanya kembali karena ingin menjualnya lagi di pasar gelap. Dia membutuhkan uang supaya bisa kembali ke negaranya.
"Senang bekerja sama denganmu." Jay menepuk bahu Bayu dan tersenyum. "Kau bisa menghubungiku jika butuh bantuan." Dia tidak ingin kehilangan pelanggan besar sepertinya.
Bayu hanya menganggukan kepala dan tidak mengeluarkan suara, mereka tidak akan bertemu lagi karena dia tidak tahu apakah akan kembali ke Amerika. Dia harus fokus menemukan pelaku yang menyebabkan kematian seluruh timnya kemudian membalas dendam.
Setelah mereka pergi, Bayu mengeluarkan flasdisk dan memasukannya ke dalam laptop. Dia langsung membuka dokumen dan membacanya dengan seksama, matanya menyipit dan aura dingin menguar dari tubuhnya. Bayu tidak akan melepaskan siapapun yang berani melukai timnya.
"Ini? Bagaimana mungkin?" Matanya terbelalak lebar ketika membaca informasi tersebut.
Sebenarnya apa yang ditemukan Bayu hingga membuatnya terkejut?
Apakah dia sudah menemukan pelakunya?
-TBC-