Malam makin larut saat Gerald baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia segera mengisi absen dan segera mengambil barangnya di looker.
"Thompson, ada yang mencarimu," seru Gaby saat Gerald baru saja hendak mengambil motornya di tempat parkir.
Gerald mengerutkan dahi, rasanya ia tidak memiliki janji dengan siapapun, apa lagi malam-malam begini.
"Siapa?" tanya Gerald. Gaby mengangkat bahunya, "Tadi, mereka duduk makan. Tapi,aku melihat mereka memang seperti sengaja menunggu hingga restoran kita tutup, karena pengunjung terakhir yang membayar memang mereka, dan mereka meminta aku untuk memberi tahu jika mereka menunggumu," kata Gabby.
"Mrs Linda sudah pulang?"
"Sudah, tadi dia pulang lebih cepat karena ada keperluan."
Gerald langsung meraih ranselnya dan dengan tenang ia kembali masuk ke dalam restoran. Di meja sudut ia melihat Erick dan beberapa orang kawannya. Mereka terkenal meresahkan dan juga sangat menyebalkan
"Restoran sudah tutup, jangan membuat pegawai yang lain menunggu kalian. Jika memang ada yang ingin kalian bicarakan denganku, kita bicara di luar," kata Gerald dengan tegas.
Braak!!
Erick menggebrak meja dengan keras dan menatap Gerald dengan tatapan tajam.
"Thompson, aku memang perlu bicara dan membuat perhitungan denganmu!" seru Erick.
Gerald hanya menyeringai, "Silakan, kau duluan. Aku akan mengikuti kendaraanmu dari belakang," ujarnya.
Erick dan kawan-kawannya pun segera beranjak keluar dari Restoran dan naik ke motor mereka masing-masing. Gabby yang melihat hal itu langsung mencekal tangan Gerald.
"Kau jangan ladeni mereka,bisa habis kau dipukuli," ujarnya.
"Kau tenang saja," jawab Gerald.
Pemuda itupun segera naik ke atas motornya dan langsung menyusul Erick dan keempat kawannya yang lain. Erick membawa Gerald ke sudut jalan sepi di sudut kota New York jauh dari keramaian. Sengaja ia mencari sudut jalan yang tidak terjangkau oleh kamera CCTV.
"Kau jangan coba-coba mendekati Sophia! Dia adalah milikku dan selamanya akan menjadi milikku. Jadi kau jangan mendekatinya dengan sengaja!"
"Kau mengklaim bahwa Sophia adalah mililkmu, apa dia mengaku bahwa kau adalah pemilik hatinya?" ledek Gerald.
Entah dari mana pemuda itu memperoleh keberanian, biasanya Gerald tidak pernah mau berurusan dengan yang namanya keributan. Tapi, kali ini entah mengapa ia rasanya ingin memberikan pelajaran pada Erick dan kawan-kawannya.
Mendengar jawaban Gerald Erick meradang dan dengan kesal ia langsung melayangkan tinjunya ke perut Gerald, tetapi tubuh Gerald seperti dilindungi oleh pelindung yang tidak terlihat hingga saat ia meninju, malah tubuhnya yang terpental dan jatuh dengan keras ke belakang.
"SIHIR! Kau pasti memiliki ilmu sihir, Thompson!" teriak Erick.
Gerald sendiri merasa kaget, mengapa ia tidak dapat tersentuh.
"Kau tidak usah mengada-ada, aku bukan penyihir!"
Dibantu oleh kawan-kawannya Erick pun bangkit dan kali ini ia dan kawan-kawannya langsung mengeroyok Gerald. Gerald yang tidak pintar berkelahi, anehnya dapat dengan mudah menangkis dan melawan orang-orang yang mengeroyoknya.
"SETAN! Aku yakin kau adalah keturunan iblis. Itu sebabnya kedua orangtuamu hilang di Amazone sana!" maki Erick.
Mendengar orangtua yang amat dihormatinya disebut, emosi Gerald tiba-tiba saja naik. Kedua matanya memerah tangannya terkepal.
"Kalian semua tidak akan pernah menikmati lagi sinar matahari besok, karena malam ini juga iblis yang akan menjemput jiwa kalian dan melemparkannya ke neraka!" seru Gerald. Mendadak , kilat menyambar begitu saja dengan suara yang menggelegar. Tanpa mempedulikan Erick dan keempat kawannya, Gerald beranjak pergi. Ia langsung naik ke atas sepeda motornya dan pergi dari tempt itu.
"COWARD!! Pengecuut!" seru Erick.
"Sudahlah, kita tinggalkan tempat ini, entah mengapa firasatku mendadak tidak enak," kata salah satu kawan Gerald. Erick menatap kwannya dengan tajam, "Kau mau ikut-ikutan menjadi pengecut seperti Thompson? Haaah, sudahlah kita pulang sekarang," kata Erick dengan emosi. Ia pun segera naik ke atas Harley Davidson milliknya dan segera memacu diikuti keempat kawannya.
Namun, saat mereka melintasi Eddy Bridge kolam atau jembatan pond Eddy dari arah berlawanan tampak sebuah truk yang memuat rangka besi tajam kehilangan keseimbangan dan menabrak motor yang dikendarai Erick, pemuda itu terjatuh dan mencoba bangkit namun truk yang menabrak motor Erick salah satu kaitan yang dipakai untuk menahan besi nya terlepas dan tak ayal sepotong besi tajam meluncur ke arah Erick dan menembus tubuh pemuda itu. Dan keempat motor lain yang memang sedang meluncur dengan kecepatan tinggi kehilangan keseimbangan dan menabrak badan truk, kecelakaan beruntun di tengah malam itupun tak dapat dihindari.
Tak ada satu pun yang bisa melihat bahwa ada sesosok makhluk berkepala tiga melintas di sana dan mengambil lima jiwa yang baru saja terpisah dengan rohnya itu sambil tertawa.