~"kumohon jaga anakku untuk ku, sayangi dia sebagaimana kau menyayangi keluargamu terdahulu, dan balaskan dendamku kepada mereka, semoga kau bahagia Anesh aku percayakan semuanya padamu."~ .....
dia atas ranjang mewah terdapat seorang gadis yang terbaring dengan keadaan yang memprihatinkan, dilihat dari kondisi dan keadaan sekitarnya dia seperti orang yang mengalami koma.
egrghhh
lenguhan gadis itu seraya memegang kepalanya yang berdenyut sakit menyadarkan seorang gadis yang berpakaian pelayan dan beberapa lainnya.
perlahan lahan mata Anesh terbuka dia memegang kepalanya karena terasa pusing, dia mengerjapkan matanya melihat sekelilingnya sembari mengingat adegan adegan aneh yang berjalan memaksa otaknya untuk mengingat itu.
salah satu gadis yang memakai pakaian pelayan yang memerhatikannya pun pergi keluar seraya berlari dan berteriak kepada penjaga buat memanggil dokter.
"nyonya apa anda memerlukan sesuatu?" ucap salah satu pelayan tersebut.
"berikan aku air". ucap Anesh
setelah menerima air yang diberikan pelayan tadi, datang lah seorang pria berpakaian putih dengan aksesoris di beberapa tempat yang menandakan dia berpangkat.
pria itu pun memeriksa Anes menggunakan sihir, sihir? tunggu dulu sihir? ini sihir? pikir Anes.
Anes berpikir bahwa dia sudah tidak waras hanya karena menghirup bunga merah itu.
"nyonya kesehatan anda sudah meningkat syukur lah, ini obat yang saya buat nyonya harus meminumnya sehari sekali untuk menstabilkan kekuatan nyonya yg masih kacau. klw bgtu saya pamit undur diri selamat beristirahat nyonya."ucap pria tersebut seraya pergi dari hadapan Anes dengan sopan.
Anes tidak bisa berpikir dengan apa yg terjadi. tunggu dulu jangan bilang dia SIALAN ARGHHH.
"Berikan aku kaca." ucap Anes dengan datarnya.
"b baiklah nyonya ini". ucap salah seorang pelayan tersebut seraya memberikan kaca itu dengan tangan gemetar.
setelah menerima kaca tersebut tanpa sadar Anes membantingnya dengan keras hingga hancur berkeping keping, dia pun berusaha bangkit walaupun badannya masih terasa lemas dia berdiri di hadapan kaca besar yang memantulkan bayangan dirinya.
Anes terduduk di lantai secara tiba tiba disertai pekikan dari pelayan yg ada di kamarnya, para pelayan pun membantu Anes untuk bangkit dan menuntun nyonya mereka ke ranjang.
"pergilah aku ingin sendiri dulu." ucap Anes mengusir pelayan pelayan tersebut.
setelah pelayan pelayan itu menunduk memberi hormat, mereka pun keluar dengan menutup pintu besar itu.
sedangkan Anes sedang memikirkan apa yang terjadi pada dirinya dia masih tidak percaya dengan apa yang menimpa dirinya, dia masih tidak menyangka yang dia pikir hanya isapan jempol belakang dan mustahil terjadi tapi sekarang lihat saja, Anes merasakan ingin menembak seseorang jika begini.
Anes mengingat apa yang terjadi padanya sebelumnya dan yang dia pikirkan sekarang jika dirinya berpindah disini.. oke salah bukan dirinya tapi jiwanya, lalu bagaimana dengan raganya apakah dia sudah mati atau...tunggu
bagaiman dengan neneknya, dan bisnisnya yang dia bangun dengan susah payah apakah harus hancur, owh tidak.. membayangkannya saja membuat Anes bertambah pusing.
Anes memutuskan untuk istirahat sebentar untuk menenangkan pikirannya.
Gelap~ itu yang dirasakan Anes sekarang, ketika melihat kedepan dia melihat cahaya Anes pun menghampiri cahaya tersebut. ketika sudah berada di depan cahaya, tiba tiba tubuh Anes tertarik dan dia melihat wanita yang berada di mimpinya itu sedang duduk di ayunan.
ketika menghampiri wanita itu, wanita itupun berbalik dan tersenyum menatap Anes, Anes merasa kagum dengan senyuman wanita itu.
wanita itu pun berdiri dan berjalan mendekati Anes ketika sudah berada tepat didepan Anes wanita itu menggenggam tangan.
"kuharap kau mau menerima takdir mu yg baru ini Anes, tolong jaga orang orang yang kusayangi terutama anak ku, aku masih belum layak ketika menjadi ibunya, aku percayakan semuanya padamu aku yakin kau bisa, dan aku mohon padamu satu lagi tolong balaskan dendamku kau akan tau siapa saja mereka aku yakin kau kuat Anes bahkan lebih kuat dariku, cukup jadilah dirimu yang sebelumnya tidak perlu mengikuti jejak buruk ku aku percayakan semuanya kepadamu." ucap wanita itu seraya tersenyum manis
" bagaimana dengan nenek ku? bagaimana aku menolongmu, kalian terlalu asing bagiku." ucap Anes sendu
"aku akan memberikan ingatan ku setengahnya dan setengahnya akan kau dapatkan setelah kau benar benar pulih, ingat Anes aku adalah kau dan kau adalah aku kita sama hanya saja berbeda dimensi, kau akan tau itu setelah kau benar benar pulih. Sekarang kembalilah Anes tolong jaga anak ku aku percaya padamu." ucap wanita dengan senyum manis yang tidak luntur dari wajahnya
perlahan lahan tubuh wanita itu berubah jadi serpihan kelopak bunga mawar putih dan merah yang indah.
"tunggu dulu kau belum menjawab pertanyaan ku.." ucap Anes
"kau akan mendapatkan jawabannya nanti dan itu tidak akan lama lagi Anes siapkan saja mentalmu dan latihlah fisikmu Anes." ucap wanita itu di saat detik tubuhnya berubah menjadi serpihan kelopak mawar sepenuhnya.
disaat yang bersamaan badan Anes terguncang pelan seperti di bangunkan oleh seseorang. perlahan lahan kesadarannya pun kembali dia membuka kelopak matanya dengan pelan.
bu~~ bu~~
sayup sayup dia mendengar suara cicitan anak kecil bersamaan tangannya yang tergoyang pelan akibat guncangan sosok kecil tersebut.
Anes pun membuka matanya dengan perlahan dan dia melihat sesosok kecil berambut menawan menatapnya antara khawatir dan takutt.. owh tuhan ini..
sangat manis dan tampan dengan mata hitam pekat di sebelah kanan dan mata berwarna olive pekat di sebelah kiri. Mata yang cantik tapi apa apaan ini jika dilihat lebih teliti Anes melihat wajah yang tirus dan tangannya lebih kecil dari yang kebanyakan tumbuh kembang anak.
disaat Anes memperhatikan anak itu dengan teliti tanpa dia sadari matanya berubah menjadi memicing sinis seperti melihat hama atau kotoran, sedangkan anak itu yang memperhatikan dirinya mulai merasa takut dan menundukkan matanya untuk tidak melihat mata tajam milik ibu cantiknya itu.
"ibu..." panggil anak itu dengan suara cicitan kecil.
Anes yang mendengar panggilan itu pun menormalkan kembali tatapan matanya dan memandang anak itu, Anes mengelus kepala anak itu dengan lembut penuh kasih sayang, sedangkan anak itu dia merasa kaget dengan apa yang dia rasakan di atas kepalanya ini.
anak itu merasa senang di dalam hatinya tapi dia mencegah rasa senangnya yang timbul itu ketika mengingat apa yang pernah dikatakan oleh wanita cantik yang berada di hadapannya itu.
dengan badan yang sedikit gemetar anak itu pun mencoba memeberanikan dirinya dan betapa terkejutnya dia melihat senyuman manis yang terpatri diwajah sang ibu.
' baiklah aku akan berusaha menerima keadaan ini"