Di atas balkon kamar tampak seorang gadis yang berdiri memegang pembatas balkon seraya menatap bulan.
yahhh bulan, setelah tadi dia berbicara sedikit dengan calon anaknya.. ralat anaknya, yahh dia sudah mulai menerima keadaannya sekarang.
dan langkah yang dia ambil pertama adalah memulai semuanya dari awal dan memperbaiki apa yang sudah dilakukan oleh wanita yang di anggap adalah perusak kebahagiaanya sendiri. Yah Anes menganggapnya wanita perusak kebahagiaanya sendiri karena setelah melihat kondisi keadaan yang dia rasakan di castil kecil tetapi memiliki tema dekorasi yang mewah dan elegan dan sedikit menyeramkan.
Anes sudah memulai awal dengan mendekatkan dirinya dengan anaknya yang tampan itu, Anes masih mengingat apa yang dikatakan oleh anaknya itu dengan badan bergetar dan jari jemari saling bertautan. Dia berpikir untuk memberi perhatian kepada anaknya itu besok seperti membuatkannya sebuah makanan.
Anes juga tadi sudah mengetahui apa saja yang terjadi selama dia koma, dia mendapatkan informasi itu dari pria yang berpakaian serba hitam melompat masuk kedalam kamarnya setelah anaknya keluar dari kamarnya.
awalnya Anes sangat terkejut saat pria berpakaiann hitam itu masuk melewati balkonnya spontan dia mengayunkan belati yang ada di bawah bantalnya.
yahhh belati, Anes berpikir bahwa itu salah satu cara pertahanan diri milik Ayena. Yah Ayena, Anes baru mengetahui nama wanita itu saat dia bertanya pada anak lelakinya. yang di balas dengan tatapan bingungnya yang polos akan tetapi dia tetap menyebutnya dengan lugas nama tersebut.
pria yang masuk dari balkonnya tadi sudah menjelaskan semuanya dengan jelas dan terperinci. Dan Anes mengingat apa yang dijelaskan oleh pria yang dia ketahui bernama Lios.
Lios tadi mejelaskan. _"nyonya saya senang anda sudah sadar, saya akan menjelaskan semua yang terjadi secara detail selama anda koma, pertama dimulai dengan adanya pemberontakan untuk menurunkan anda dari tempat jabatan anda, yang kedua terjadi pemberontakan di dua tempat kekuasaan anda yaitu bagian timur dan barat yang di jalankan oleh musuh anda nyonya. Yang ketiga bisnis perdagangan gelap yang di temui di beberapa tempat di kota anda nyonya dan perdagangan gelap yang sering terjadi adalah perdagangan anak dan budak. Mereka di paksa untuk mengikuti perintah para manusia manusia keji itu dengan ancaman kenaikan pajak dan hutang mereka jika mereka tidak menurut yang terjadi di balai peminjaman di beberapa tempat di ibu kota anda. Yang ke empat itu terjadi kerusakan parah dibagian ujung kota anda dikarenakan iklim cuaca musim hujan dan angin kencang bahkan rakyat banyak yang kelaparan dan kedinginan nyonya mereka berharap perhatian belas kasih bantuan dari anda nyonya. Dan yang ke lima itu masalah yang berada dalam castil ini itu terjadi kepada tuan muda Geondra, banyak pelayan yang menyiksanya selama anda koma di tambah mereka jarang memberikannya makan nyonya, hanya itu laporan dari saya."_ ucap Lios dengan tangan terletak di dada seraya menundukkan pandangannya.
Anes yang mendengarnya merasa tertarik dan tertantang karna dia tau ini tidak jauh berbeda dengan memenangkan beberapa kesepakatan kontrak kerja mitra pendukung dan menyingkirkan banyak hama penghalang dalam mitra pendukung dan dirinya.
"baiklah kau sabar saja aku akan menyelesaikannya sesegera mungkin, karna aku juga rindu menjalannkan hal seperti ini." ucap Anes dengan senyum smirk di wajahnya
"baiklah nyonya kalau begitu saya undur diri terlebih dahulu, anda bisa memanggil saya lagi nanti jika memerlukan apa apa nyonya." ucap Lios seraya berjalan menjauhi Anes untuk pergi di tempat yang sama dimana dia masuk tadi.
"baiklah kembali ke rencana awal aku akan menyelesaikan masalah di dalam castilku terlebih dahulu lalu membereskan para hama hama pengganggu itu, dan yah masalah dendam aku akan mengikuti alurnya terlebih dahulu sampai aku tau dendam yang Ayena maksud itu apa." setelah bermonolog sendiri dia beranjak dari balkon dan memasuki kamarnya, dia akan beristirahat agar besok tubuhnya lebih kuat untuk menyelesaikan masalah masalah itu.
sedangkan dikamar lain yang tidak jauh dari kamarnya, ada kamar yang bersuasana tamaram karena masih diterangi oleh sinar rembulan, di atas tempat tidur di kamar itu terlihat pria kecil yang masih belum memejamkan matanya.
dia masih mengingat tentang apa yang terjadi beberapa waktu tadi untuk pertama kalinya dia melihat senyuman ibu cantiknya, selama dia tinggal di sini dia belum pernah melihat itu yang sering dia lihat adalah raut wajah tegas dan datar yang memperlihatkan kebengisannya sebagai jendral perang yang terkenal akan kebengisannya dalam membantai musuh musuhnya, dia juga masih mengingat untuk kata kata yang pernah dia dapatkan dari ibunya itu.
'sadar dirilah sedikit dan jaga batasan mu bukan bsrarti kau bisa seenaknya di castilku'. ucapan itu masih dia ingat saat dia tidak sengaja menjatuhkan pajangan besar sampai hancur karena ketidak hati hatiannya.
dia juga mengingat bahwa ibunya sangat bengis ketika menghadapi musuh dia tau itu sebab dia pernah menyelinap di kereta barang yang pergi bersama barang barang milik ibunya. Dia bahkan dibuat kagum dengan apa yang dia lihat saat itu, saat dimana ibunya menjelaskan strategi yang akan dijalankan selama berperang.
dan dia juga melihat bagaimana ibunya membunuh para penyusup saat rapat membahas strategi perang tersebut, tanpa ampun dia menebas semuanya dan saat itu juga dia menjadi sangat kagum dan menjadikan ibunya itu motifasi bagi dirinya untuk berani melawan, walaupun dia masih saja di tindas oleh pelayan dikediaman itu diam diam dia melatih ketangkasan berpedangnya, menggunakan sebilah kayu yang dia ukir sndri menggunakan belati yang dia curi dari arena tarung milik ibunya.
dia juga menyembunyikan pedang kecil buatannya itu dibawah ranjangnya, agar tidak diketahui oleh pelayan castil lainnya.
"aku senang ibu berubah aku berharap perubahan ibu tidak sementara, walaupun sementara ijinkan aku merasakan kasih sayangnya sekali saja. Aku sangat menyayangi dan mengaguminya, ibu sangat hebat aku berharap bisa menjadi orang hebat sepertinya dikemudian hari aku akan menjaganya walaupun dia menganggapku hanya sampah dan hama aku tidak pernah sekalipun marah padanya aku hanya merasa kecewa karena tidak bisa menarik perhatiannya dan aku juga akan selalu menyayanginya, dan akan selalu menjaganya dari masalah masalah yang menanti di depan suatu saat nanti, bahkan aku rela mengorbankan nyawaku asalkan ibu bahagia, tolong berikan kebahagian lebih pada ibuku aku sangat menyayanginya." ucap permohonan tulus dari bibir kecil pria manis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Geondra.
tanpa dia sadari bahwa dari arah pintu ada yang memperhatikan dan mendengar ucapannya.