Chereads / red spider lily / Chapter 6 - Hukuman

Chapter 6 - Hukuman

"bagus kalian semua sudah berkumpul, alasanku mengumpulkan kalian disini ingin memberi tahu kalian beberapa kebijakan tambahan yang harus kalian patuhi, dan jika ada yang berbuat salah dalam peraturan kali ini aku akan memberi sebuah hadiah manis berupa jeritan kalian disertai darah manis kalian mungkin." ucap Anes memandang beberapa pelayan dengan tajam

setelah mengucapkan hal itu Anes menyuruh Yuri selaku pelayan pribadinya untuk membacakan kebijakan baru yang di maksudnya tadi.

kebijakan yang baru itu meliputi:

1. tidak boleh dan tidak berhak memarahi tuan muda

2. tidak boleh menatap langsung pada tuan muda Geonard.

3. memberikan hormat kepada tuan muda ketika bertemu.

4. membersihkan rumah bagian belakang castil tempat pribadi tuan muda

5. tidak boleh melakukan hal semena mena pada tuan muda.

setelah membacakan beberapa kebijakan tambahan tersebut, para pelayan di suuh kembali bekerja tetapi tidak berlaku untuk 10 orang pelayan yang disebut namanya olehnya.

sekarang di hadapan Anes 10 orang pelayan yang pernah melakukan hal yang menyakitkan kepada anaknya, Anes menatap mereka dengan mata memicing dari atas ke bawah dan membuat di sekitarnya menjadi sesak karena tekanan aura yang di keluarkan olehnya karena kekesalan dan amarah yang dia tahan.

" kalian tau? kalian hanyalah pelayan rendahan tapi kenapa kalian dengan beraninya menyentuh anakku selaku tuan muda di kediaman ini, apa kalian bosan hidup? atau apakah kalian sudah bosan memiliki tangan itu? atau haruskan ku bantu untuk menghilangkannya? seperti memotongnya, memukulnya dengan kapak, menindihnya dengan batu besar atau menggilingnya di penggilingan daging yang berada di bagian belakang canstil hmm?" ucap Anes

para pelayan yang mendengar dan melihat kemurkaan sang nyonya pun merasa takut tubuh mereka bergetar bahkan tubuh mereka mulai mengeluarkan keringat dingin.

"ampun nyonya kami tidak akan mengulanginya lagi kami mohon beri kami kesempatan sekali lagi nyonya." mohon salah satu di antara mereka

"atas dasar apa aku memberikan kalian kesempatan hmmm? kalian tau bukan aku tidak suka dengan yang namanya penindasan dan perbuatan semena mena, jadi terima hukuman kalian aku tidak akan mengulangi ucapan ku lagi jadi ikut bersama Yuri dia akan membawa kalian untuk memenuhi hukuman kalian." ucap Anes dengan raut datar

"tidak nyonya tolong ampuni kamu." ucap para pelayan.

"Yuri bawa mereka aku muak melihatnya." ucap Anes seraya berjalan menjauh

Yuri pun menjalan kan tugasnya dia meminta beberapa pengawal untuk menyeret para pelayan tersebut ke ruang bawah tanah.

sedangkan Anes sekarang dia bingung akan melakukan apa sekarang antara melihat anaknya untuk memperbaiki hubungannya atau menjalankan tugasnya yang menumpuk di atas meja sebagai seorang jendral.

"baiklah aku akan mengerjakan beberapa tugas ku sebagai jendral dan di waktu makan siang nanti aku akan menemui anak tampanku itu." ucap Anes pada dirinya sendiri

saat sudah sampai di ruang kerjanya dia bisa melihat tumpukan kertas yang seolah menyapanya untuk di sentuh.

Anes yang melihatnya hanya bisa memijit kepalanya dia berpikir bahwa tugasnya akan sedikit berkurang, tetapi ternyata tugasnya sama banyaknya yang dia kerjakan saat di kehidupannya sebelumnya.

Anes segera mengerjakan beberapa berkas yang memang genting dan memerlukan segera persetujuannya.

2 jam pun berlalu Anes masih setia mengerjakan berkas dihadapnnya dengan mata memicing serius, memahami permasalahan yang tertera di dalam kertas itu.

tiba tiba dari arah jendelanya masuk seorang pria berpakaian hitam yang tak lain dan tak bukan adalah Lios, Lios membuka cadar yang menutupi sebagian wajahnya.

"ada apa kau kemari?" tanya Anes yang masih serius menatap berkas ditangannya.

"aku datang untuk memberitahukan mu nyonya, para petinggi kerajaan berusaha mengasut raja untuk sesegera mungkin menurunkan anda mengatas dasarkan bencana yang terjadi di wilayah anda. mereka mengatakan pada raja bahwa anda tidak becus dalam memimpin suatu wilayah." ucap Lios

"hmmm baiklah biarkan mereka berkata apa kepada raja karena aku yakin raja tidak akan semudah itu mempercayai hasutan mereka, dan aku yakin tidak beberapa lama lagi raja akan mengirimkan pesannya." ucap Anes dengan yakinnya.

tak lama kemudian datanglah burung merpati putih masuk kedalam ruanganya seraya membawagulungan kertas kecil di kakinya.

Anes yang melihatnya pun tersenyum dia tau ini akan terjadi karena ingatan yang diberikan oleh Ayena.

Anes pun membaca isi surat itu, dan dia pun tersenyum kecil membacanya lalu menatap Lios.

" baiklah Lios waktunya bekerja kau pergilah awasi bisnis gelap di beberapa penginapan cari tau siapa dalangnya dan sisanya biar aku yang mengurusnya, hanya masalah bencana itu tidak lah sulit kau cukup cari informasi mengenai bisnis itu hanya itu, sekarang kau bisa pergi aku akan menyelesaikan kertas kertas ini terlebih dahulu karna ini berkaitan dengan keuangan kastil." ucap Anes

"baiklah nyonya akan saya laksanakan, panggil saya jika anda membutuhkan bantuan lagi." ucap Lios seraya memberi hormat lalu pergi.

Anes yang melihat Lios tersenyum miring dia memikirkan hal seru yang akan dia lakukan setelah mendapatkan informasi dari ketua bisnis gelap yang akan dibawa oleh Lios dan beberapa rencana memarik untuk mempermalukan beberapa bangsawan yang sangat berniat menjatuhkannya. tapi sebelum itu masalah bencana itu biasanya jika Ayena masih hidup dia hanya akan menyuruh Lios membereskannya dan dia akam memandunya dari jarak jauh tapi sekarang ini adalah Anes, Anesa Tradjah Adwijaya dia akan membereskannya seperti membereskan masalah korupsi yang terjadi di bisnisnya dikehidupan sebelumnya.

"hmmm baiklah mari bermain." ucap Anes seraya beranjak dari kursinya menuju keluar untuk pergi kekamarnya.

"nyonya anda membutuhkan sesuatu?" tanya Yuri

"siapkan aku baju yang sederhana dan juga siapkan aku air dingin untuk mandi aku akan pergi ke beberapa tempat, dan juga tanya Geondra apakah dia ingin ikut atau tidak? jam pelajarannya sudah habis bukan." ucap Anes pada Yuri

"baiklah nyonya." ucap yuri

setelah menjalankan perintah dari Anes, Yuri pun pergi menemui sang tuan muda di perpusatakaan.

" salam tuan muda semoga dewi bulan memberkati, tuan muda saya kemari diperintahkan nyonya untuk menanyai anda apakah anda mau ikut serta dengan ibunda tuan muda ke beberapa tempat untuk mengatasi bencana yang terjadi?" tanya Yuri

" tolong siapkan pakaian ku dan air dingin untuk mandi dan juga pakaiannya sesuaikan dengan yang digunakan ibundaku saja." ucap Geonard

"baik tuan muda saya akan menyuruh beberapa pelayan untuk membantu anda." ucap Yuri seraya pergi setelah memberi hormat.

~hey kudengar kau sudah sadar bukan jendralku yang manis maka jalankan tugasmu aku muak harus mendengarkan ocehan para tua bangka itu, ayolah sepupu tersayang bantulah aku~