El menggelengkan kepala, walaupun ia tahu penelepon itu nggak akan melihat gerakan kepalanya.
"Tentu saja, dua-duanya bukan pilihan, bukan semua itu yang kumau, Madam," sanggah El menghalang desakan itu.
"Karena ... seperti yang Madam telah ungkapkan di depan bahwa karena ini pertama kali terjadi padaku, maka aku tidak dapat memprediksi kegagalan dan kebocoran kejadian ini yang berbuntut komplen dari Hiroshi pada Madam," lanjut El berusaha tetap tenang, datar, seolah yang mereka bicarakan bukan masalah besar.
Madam Golda menghela napas panjang.
"Mau nggak mau, suka nggak suka, aku harus mengangguk pada sanggahanmu , El," sesal Madam Golda dalam.
Hening menjeda percakapan keduanya.
"Mungkin aku akan menyelesaikan dua yang lain dari anggata baru Hiroshi," celetuk El datar.
"Tidak!" sahuta Madam Golda dengan cepat.
El terkejut dengan penolakan itu.