Hiroshi mengikuti arah pandangan anak gadisnya.
"Ah! Ini adalah anak emas Madam Golda, El Thariq yang terkenal itu," jawab Hiroshi datar.
Mendengar itu, El hanya sekilas mengangkat pandang, lalu kembali melanjutkan makannya dengan ekspresi tak peduli.
Sylvia mendekat ke arah ayahnya.
"Apa dia biasa terlihat seperti itu, Ayah?" tanya Sylvia melirihkan suara, tapi sengaja membuat suaranya masih terdengar sampai ke seberang meja itu.
"Kenapa?" sahut Hiroshi.
"Dia terlihat dingin dan tak peduli," jelas Sylvia sambil sekilas melirik ke arah.
Madam Golda tersenyum penuh arti.
"Memang begitu karakter El, Sylvia. Jadi, kalau ada seorang gadis yang mengharapkan disanjung dan dipuja oleh El, gadis itu harus siap-siap kecewa. Ya ... walaupun gadis itu adalah putri dari seorang berpengaruh ... em seorang ketua 'kelompok bisnis' misalnya," sindir Madam Golda menyela pembicaraan anak dan ayah itu.
"Cih!" Sylvia mendecih sambil melemparka tatapan sinis ke arah Madam Golda.