Chereads / Aku Tidak Akan Mengkhianatimu / Chapter 6 - Chapter 6: Koperasi Sekolah

Chapter 6 - Chapter 6: Koperasi Sekolah

"Ryan!!!! Beruntung sekali kau!!" (Kevin)

"Hah? Maksudnya?" (Ryan)

"Bukankah kau sudah punya pacar?" (Yanto)

"Memang sih, tapi aku ingin menjadi Ryan yang bisa duduk di sebelahnya!! Lagian tuh cewek cakep banget loh, rambutnya juga terlihat sangat halus, bahkan semua orang dikelas sangat terpaku karenanya." (Kevin)

"Kamu hanya akan menyesal kalau kamu mejadi diriku" (Ryan)

Saat ini adalah jam istirahat pertama. Kita bertiga sedang berjalan menuju koperasi sekolah untuk membeli beberapa alat tulis.

"Tapi kamu sepertinya tidak tertarik dengan dia" (Yanto)

"Entahlah" (Ryan)

"Padahal Ryan, tapi kok bisa-bisanya tidak tertarik dengan gadis" (Kevin)

"Kamu gunakan namaku untuk apa hah?!" (Ryan)

"Tidak ada~" (Kevin)

"Tapi, entah kenapa, dia sepertinya tidak ingin di dekati oleh siapapun" (Yanto)

"Memang sih, tadi ada Amel yang mencoba berbicara dengannya, tetapi si Liza itu malah menjawab dengan 'kalau tidak ada yang penting, maka jangan berbicara denganku!'." (Ryan)

"Iya kah? Kalau kau Ryan, apakah kau pernah mencoba berbicara dengannya?" (Kevin)

"Aku bukanlah orang bodoh yang tidak bisa membaca suasana" (Ryan)

"Dasar tidak asik, itulah kenapa banyak orang yang menganggap kau aneh" (Kevin)

"Iya iya" (Ryan)

"Jangan bertengkar bodoh, kita masih di tengah jalan" (Yanto)

"Lagian kelas kita terlalu jauh dari koperasi sekolah!!" (Kevin)

"Kelas kita masih di area tengah sekolah, jadi masih lebih baik dari pada dari ujung ke ujung" (Yanto)

Setelah beberapa saat kita berjalan dari kelas, kita sudah berada di area koperasi sekolah. Di sini cukup ramai, jadi tempat ini bukanlah tempat yang cocok untukku berlama-lama di sini. Kita bertiga segera membeli barang yang kita butuhkan.

Setelah aku selesai membeli barang yang aku butuhkan. Aku menunggu yang lainnya dan duduk disalah satu bangku yang kosong. Benda yang aku beli tidak sebanyak mereka, aku hanya membeli dua buah pensil baru karena pensil lamaku hilang entah kemana setelah aku kembali dari toilet pada pelajaran pertama tadi.

Saat aku menunggu, aku melihat Liza berjalan menuju koperasi sendirian. Tentunya kehadiranya membuat siswa lain di sini melihat kearahnya.

Ohh, sepertinya dia melihat kearah ku.

Jadi aku menatap balik dia sebagai balasanku. Lalu tiba-tiba dia mengerutkan matanya yang membuatnya terlihat menyeramkan. Itu membuat siswa yang tadi meliriknya langsung membuang pandangan.

Apakah penglihatannya buruk?

Entah kenapa aku mempunyai firasat seperti itu.

Lalu beberapa saat kemudian dia membuang muka dan pergi membeli sesuatu di koperasi sekolah.

Aku masih menunggu teman-temanku, mereka sangat lama. Karena di sini cukup ramai, jadi aku merasa tidak bisa tenang. Itulah yang biasanya terjadi.

Tetapi saat ini aku kepikiran sesuatu. Liza menghindari semua orang, aku yakin kalau dia pasti mempunyai alasan sendiri untuk melakukannya. Sama sepertiku, namun aku hanya menghindari perempuan, karena aku tidak ingin merasakan perasaan yang pernah kurasakan sebelumnya.

Sudahlah, itu bukan urusanku.

Aku tidak ingin terlibat dengan gadis manapun. Kalau aku menggalinya lebih dalam, aku bisa saja terjebak dan berakhir dengan mengulang kejadian yang sama.

****

"Maaf Yan, karena lama"

"Kau benar-benar lama! Aku tidak bisa tenang di sini! Lagian, si 'buaya' itu kemana?"

"Dia sudah duluan. Tadi pacarnya datang, dan dia langsung pergi begitu saja"

Aku menghela napas saat setelah mendengarnya. Kevin selalu seperti itu, jadi aku sudah terbiasa dengan kelakuannya.

"Yaudah lah. Ayo kita balik"

Kita memutuskan untuk kembali ke kelas, namun di tengah perjalanan, aku tiba-tiba bertemu dengan Willy. Nama asli dia yang sebenarnya adalah William Clavinova, namun sering dipanggil 'Willy' karena lebih gampang untuk disebut.

"Ryan, kau mau kemana?" (Willy)

"Kelas" (Ryan)

"Kalau kamu luang, bisa temenin aku sebentar?" (Willy)

"Oke. Yanto, kamu duluan aja" (Ryan)

"Oke okee" (Yanto)

Lalu aku berpisah dengan Yanto, dan berjalan bersama Willy. Sepertinya aku tahu akan dibawa kemana, karena aku sudah mengenal Willy sejak SD, jadi aku bisa mengetahui semuanya hanya dari gerak-geriknya.

Beberapa saat kemudian, kita tiba di sekitar kolam ikan yang cukup besar. Dugaanku benar seperti biasa, kita sering kemari untuk mengobrol dan bersantai. Jalanan sekitar kolam ikan ini terdapat taman kecil dengan banyak bangku dan meja. Tempat ini adalah tempat yang paling indah yang ada di sekolah ini.

Justru karena itu, tempat ini biasanya sangat ramai dikunjungi oleh para siswa. Dan aku tidak terlalu suka berada di sini, kecuali jika tempat ini sedang sepi. Namun saat ini sedang kebetulan tidak ada banyak siswa, mungkin karena mereka semua sedang berada di koperasi sekolah. Karena saat aku kembali dari koperasi, gerombolan siswa tiba-tiba datang dan itu membuat koperasi menjadi sangat ramai, bahkan sempit.

Kita berdua duduk disalah satu bangku yang menghadap langsung kekolam. Saat aku merilekskan diri, Willy langsung membuka mulut.

"Siswi baru itu, sepertinya dia mempunyai latar belakang yang mirip denganmu, Ryan"