"Aku akan menemanimu sebentar kalau begitu"
"Kau tidak perlu melakukannya"
"Rumahmu berada di desa yang sama denganku bukan? Dan jarak rumah kita dengan sekolah ini adalah 19 KM, jadi akan berbahaya kalau kau pulang sendirian"
"Aku bisa menjaga diri! Kau tidak perlu menemaniku!"
Ternyata dia jauh lebih keras kepala dari dugaanku.
Ya, itu juga bukan urusanku sih
"Ngomong-ngomong, nasi goreng itu benar-benar enak, aku akan mengembalikan tupperwaremu besok"
"Hah? Kamu ngomong apa tiba-tiba?"
Dia terkejut dan bingung karena pernyataanku yang tiba-tiba
"Aku hanya bilang kalau nasi goreng pemberianmu itu sangat enak"
"Kalau gitu terima kasih. Soal tupperware tadi kau tidak perlu mengembalikannya, karena itu sudah menjadi milikmu"
"Kalau begitu, aku akan menerimanya"
Setelah itu, keheningan berlalu. Aku sedang duduk di bangku dan mencatat beberapa hal yang aku dapatkan saat memperhatikan kolam, sedangkan dia sedang berkeliling kolam dengan buku dan pulpen ditangannya.
Saat ini sudah pukul 17:35, dan sekolah akan ditutup pada pukul enam sore. Jadi karena waktunya sudah sedikit, dan langit sudah mulai berubah menjadi gelap, aku memanggil Liza untuk segera pulang.
"Hey, gerbang sekolah akan ditutup sebentar lagi. Kita harus segera pergi"
"Kenapa kau masih menunggu!? Kau mau apa sih?"
"Aku hanya sedang meneliti kolam ini"
"Kalau kamu ingin pulang, maka pulanglah sendirian!"
Saat aku mendengarnya, aku segera berjalan menuju gerbang utama dan meninggalkannya. Justru aku ingin melakukan ini dari tadi, tapi entah mengapa, aku merasa tidak enak kalau aku meninggalkannya.
Sesampainya aku digerbang depan sekolah. Tiba-tiba aku merasa kalau aku melupakan sesuatu. Untuk memastikannya, aku membuka ranselku. Dan benar saja, aku tidak dapat menemukan buku catatan IPA-ku.
Sepertinya aku meninggalkannya di bangku saat aku menunggu Liza tadi, jadi aku bergegas kembali untuk mengambil buku catatan IPA-ku.
"Ah, ketemu"
Aku menemukan buku catatanku di atas bangku seperti sebelumnya. lalu aku segera menyimpannya di dalam ranselku. Aku melihat sekeliling dan sudah tidak ada orang sama sekali.
"Sepertinya dia sudah pulang"
Liza mungkin sudah pulang, tetapi aku tidak melihatnya saat berjalan kemari. Dan gerbang samping harusnya sudah ditutup semuanya.
Mungkin dia melupakan sesuatu di kelas.
Lalu aku berjalan menuju gerbang utama. Namun saat aku berjalan melewati toilet, aku mendengar suara yang terdengar menyedihkan.
"Padahal kupikir di sini aku akan baik-baik saja dan bisa mendapatkan teman, tapi aku masih saja takut"
"…"
Aku membeku saat mendengarnya. Dari suara itu, sepertinya dia adalah Liza. Suara dia sangat pelan, dan terdengar seperti berusaha untuk menahan sesuatu.
"Hiks.. Hiks.."
Lalu aku mendengar dia menangis. Namun aku sadar kalau perbuatanku sudah keterlaluan. Menguping adalah tindakan yang salah, jadi aku segera pergi tanpa meninggalkan suara sama sekali.
****
[POV LIZA]
"Aku malah menangis di dalam toilet"
Aku sangat ingin sekali bisa berteman dengan teman-teman sekelasku, tetapi trauma masa laluku tidak membiarkanku untuk melakukannya.
Aku takut kejadian itu terjadi lagi.
Aku tidak ingin merasakannya lagi.
Aku berpikir kalau aku akan baik-baik saja jika aku tetap sendiri, tapi itu tidak baik.
Aku berusaha menghapus traumaku. Tetapi, hanya dengan berbicara dengan seseorang, itu membuatku sangat takut karena aku teringat kembali masa laluku.
"Tapi, entah kenapa orang itu sedikit berbeda"
Aku sudah memikirkan itu untuk beberapa saat. Tetapi aura yang dia pancarkan sangat berbeda dibandingkan dengan orang disekitarnya.
Seolah dia berusaha untuk menjaga jarak, tetapi dia sedikit berubah saat teman laki-lakinya menghampirinya.
Apakah dia menghindari perempuan?
Tiba-tiba kau terpikirkan dengan hal itu. Tapi aku langsung mengusir pikiranku, lalu aku berjalan menuju gerbang utama setelah aku sudah merasa lebih tenang.
Saat aku sampai digerbang depan sekolah, aku melihat laki-laki itu sedang berdiri di sebelah kanan gerbang.
Aku berpura-pura untuk tidak melihatnya, lalu aku melewatinya tanpa menatapnya. Saat aku sudah cukup jauh, dia mengikutiku di belakang.
Apa yang dia lakukan?
Dia selalu mengikutiku di belakang, jarak antara kami sekitar delapan meter.
Walaupun aku bingung dengan apa yang dia lakukan, tetapi aku merasa aman. Mungkin karena hari sudah cukup gelap, dan ada yang menemaniku dari belakang.
Aku berjalan menuju jalan utama dan pulang dengan angkutan umum, dan dia tetap mengikutiku dengan masuk ke mobil elf yang sama. Saat sudah sampai di pemberhentian yang aku tuju, aku keluar dari mobil elf itu, dan dia juga turun di pemberhentian yang sama.
Tiga puluh menit telah berlalu dalam perjalanan menuju ke pemberhentian ini, dan langit sudah sangat gelap. Sebenarnya aku tidak pernah berada di luar rumah sampai semalam ini, jadi ini membuatku takut.
Tetapi aku merasa aman karena ada dia yang mengikutiku, walaupun aku tahu pasti dia hanya ingin pulang ke rumahnya, bukan untuk mengantarku.
Tetapi aku tetap senang.
Sepuluh menit telah berlalu. Aku sampai di pertigaan, aku belok kiri karena rumahku berada di depan sana. Setelah beberapa saat aku berbelok, aku menoleh ke belakang untuk melihat laki-laki itu.
Ternyata dia hanya berjalan lurus tanpa mengatakan apa pun. Aku ingin berterima kasih karena dia sudah menemaniku pulang.
"Ngomong-ngomong, aku belum tahu namanya"