Saat ini, aku sedang duduk dibangku di sekitar kolam ikan yang cukup besar di sekolahku. Willy yang mengajakku ke sini, sepertinya dia ingin berbicara serius. Karena tidak biasanya dia menatapku seintens itu.
"Siswi baru itu, sepertinya dia mempunyai latar belakang yang mirip denganmu, Ryan"
Sudah kuduga kalau dia akan membahas itu.
"Lalu?"
"Sepertinya kamu tidak tertarik dengannya"
"Apa yang salah dengan itu?"
"Tidak ada. Hhhh~"
Willy menghela napas panjang. Sepertinya Willy berpikir kalau ini adalah kesempatan agar Liza bisa menjadi 'orang itu'.
"Wil, aku sudah tahu apa yang akan kau rencanakan"
"Padahal aku belum ngomong apa-apa!"
"Semuanya terlihat diwajahmu"
"Apakah wajahku semudah itu untuk dibaca!?"
"Hanya aku yang bisa melakukan itu"
Saat berbicara hal-hal sepele denganku, Willy biasanya tidak menatap wajahku, melainkan dia selalu melihat kolam ikan yang ada di depan kita.
Namun saat ini, dia bahkan selalu menatapku dan tidak mengalihkan pandangannya sama sekali. Sepertinya dia berusaha untuk membaca ekspresiku, yang artinya dia sedang merencanakaan sesuatu.
"Hahhh~ Kalau gak ada lagi, aku mau balik dulu, lima menit lagi pelajaran selanjutnya dimulai"
"Iya iya, sebenernya aku males sih, karena guru yang datang pasti hanya akan bercerita tentang hidupnya"
"Itu sering terjadi saat pertemuan pertama"
Lalu kita berdua kembali menuju kelas kami masing-masing. Sebenarnya jurusan yang kami ambil sama, namun kelas kami berbeda.
Sepertinya, di sekolah ini tidak akan ada pertukaran kelas. Jadi selama tiga tahun ini, aku tidak akan pernah bisa sekelas dengannya.
****
Saat ini sudah jam pelajaran terakhir. Padahal aku duduk sebangku dengannya, tetapi tidak ada satu pun percakapan diantara kita berdua.
Saat guru di jam terakhir selesai menjelaskan materi, dia tiba-tiba memberikan kami tugas.
"Baiklah, untuk materi hari ini cukup sekian saja. Sekarang Ibu akan memberikan kalian tugas"
Ini adalah pelajaran IPA, materi yang kita bahas hari ini adalah tentang 'Ekosistem'. Saat guru kami memberikan tugas, aku bisa mendengar banyak keluhan yang dikeluarkan dari teman-teman sekelasku.
"Kalian perhatikan kolam ikan yang ada di belakang sekolah kita. Lalu teliti tentang apa saja makhluk hidup di dalamnya, serta interaksi yang terjadi. Lalu kalian tulis dalam buku catatan kalian, dan dikumpulkan lusa!"
Saat mendengar penjelasan tentang tugas IPA kita, teman sekelasku mengeluh lebih keras lagi.
"Waktunya terlalu singkat bu!"
"Pelajaran selesai terlalu sore, jadi tidak ada waktu untuk meneliti bu!"
"Setidaknya kasih waktu satu minggu!"
Karena tidak tahan pada keributan di kelas, guru IPA kita memberikan kita keringanan.
"Baik baik, tugas ini Ibu jadikan sebagai tugas kelompok. Kelompok kalian adalah teman sebangku kalian, gimana?"
"Baik Buu!!"
"Terima kasih Buuu!!"
"Yesss!!"
"Baiklah kalau begitu, Ibu permisi dulu, kalian hati-hati pulangnya"
"Baik Buuu!"
Aku mendengar mereka bersorak-sorak dan mulai ribut. Saat itu, guru IPA sudah keluar dari kelas. Karena aku harus berkelompok dengan teman sebangku, itu artinya aku harus berkerja sama dengan Liza.
Lalu melihat ke sebelah kananku, dengan tujuan untuk mendiskusikan tugas kelompok ini dengan Liza. Saat aku melihatnya, ternyata dia sudah menatapku, entah sejak kapan.
Saat aku membalas tatapannya, dia segera membuang muka dengan kerutan dialis matanya. Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia hanya diam.
Jadi aku membuka percakapan pertama kami.
"Kita satu kelompok, karena besok ada jadwal kosong selama satu jam tiga puluh lima menit, jadi gimana kalau kita gunakan waktu itu untuk mengerjakan tugas kita"
"Mmm"
Dia mengangguk setuju, karena sepertinya dia tidak ingin berbicara dengan siapa pun, jadi aku hanya diam saja karena jawaban tadi sudah cukup.
*****
"Hmmmm, sepertinya untuk hari ini sudah cukup"
Saat ini adalah pukul lima sore. Siswa biasa dipulangkan pada jam empat sore, namun aku masih berada di sekolah karena ingin melakukan sedikit penelitian untuk tugas IPA-ku.
Walaupun ini tugas kelompok, tapi aku merasa kalau ini diperlukan karena aku yakin kalau kita tidak akan sempat saat mengerjakannya besok, kalau tidak ada persiapan sama sekali.
Terlebih lagi, aku sangat menghindari perempuan, begitu juga dengannya. Jadi aku sangat yakin kalau tidak akan ada banyak percakapan diantara kami, dan itu akan membuat tugas kelompok ini semakin susah.
"Huft. Lebih baik aku segera pulang"
Aku menggunakan tasku lalu berdiri dari bangku di pinggir kolam. Karena sudah sore, jadi suasana di sekitar sangat sepi, bahkan aku tidak melihat ada siswa lain sama sekali.
Saat aku hendak pulang, tiba-tiba aku melihat Liza sedang berdiri di sisi lain kolam. Aku berjalan melewatinya karena hanya itu jalan yang bisa kulewati untuk menuju gerbang depan.
Namun dia tiba-tiba memanggilku dengan aura dan tatapan yang mengintimidasi seperti biasanya.
"Hey, bentar"
"Hm??"
"Kau dari tadi di sini, kan? Apakah kau sedang meneliti untuk tugas IPA kita?"
"Memangnya kenapa?"
Aku tidak ingin menyembunyikannya, karena itu tidak ada gunanya.
"Aku merasa tidak enak kalau hanya kau sendiri yang melakukannya, jadi aku juga akan melakukannya juga, di sini, sekarang"
Sebenarnya aku ingin meninggalkanya sendirian, tetapi karena waktu sudah sore, dan akan berbahaya kalau tidak segera pulang, jadi aku menemaninya sebentar. Ini juga demi tugas IPA kita.