Li Yong sudah tahu akan hal tersebut. Firasatnya mengatakan tentang hal itu sangat kuat. Karenanya, mulai sekarang ia harus lebih berhati-hati lagi daripada sebelumnya.
Walaupun faktanya, ia selalu bisa melewati mata bahaya yang menghampiri, tapi pada hakikatnya dia adalah manusia.
Manusia yang punya nyawa. Manusia yang bisa saja mati setiap saat.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pelayan tadi sudah datang kembali. Ia datang sambil membawa nampan yang berisikan makanan pesanannya.
Tidak ketinggalan pula, dalam nampan itu ada satu guci arak berkualitas cukup bagus.
"Silahkan, Tuan," kata si pelayan.
Li Yong menganggukkan kepala. Begitu pelayan sudah pergi dan hidangan pun sudah selesai disiapkan, tanpa banyak basa-basi lagi, ia langsung melahap makanan itu dengan cepat.
Ia terus mengunyah makanan yang dipesan. Mumpung masih hangat. Rasanya pasti akan lebih enak.