"Bagaimana, Ketua, Panglima, apakah kalian akan menyerah?" Kepala Opas Bun Han kembali berteriak.
Sampai kini, ia belum menyuruh anak buahnya untuk melakukan serangan. Mungkin dia sendiri merasa ragu. Karenanya, ia belum sempat mengambil tindakan.
"Kami bukan penakut. Menyerah tidak ada dalam kamus hidup kami,"
Yang menjawab adalah Panglima Guan. Ia menyalurkan tenaga dalam bersamaan dengan ucapan tersebut. Sehingga suaranya mampu terdengar sampai ke tempat yang cukup jauh.
"Aih, sayang sekali," kata Kepala Opas seolah-olah merasa menyayangkan keputusan yang diambil oleh Panglima Guan. "Kalau begitu, terpaksa Bun Han mengambil tindakan tegas,"
Suaranya terdengar mantap. Dari sini, kedua orang gagah yang berada dalam ruang tahanan itu sudah bisa mengetahui bahwa si Kepala Opas pasti bukan manusia sembarangan.
Setidaknya, ia pasti orang-orang dunia persilatan.
"Mulai!"