Sementara itu, si pemuda yang menjadi korban tadi masih saja meringis menahan sakit. Ia tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi dalam sejarah hidupnya.
Ia ingin mencabut sumpit tersebut dari telapak tangannya, namun di satu sisi takut rasa sakitnya malah bertambah parah.
Jadi, mau tak mau, untuk beberapa waktu, ia hanya bisa membiarkan sumpit itu tetap berada di telapak tangannya.
Li Yong sendiri masih tampak acuh tak acuh. Walaupun sudah membuat gara-gara, dia terlihat tetap tenang dan santai. Bahkan pemuda serba merah itu sudah melanjutkan kembali kegiatannya yang sempat tertunda.
Li Yong makan dengan lahap. Seolah-olah di sana tidak terjadi apa-apa.
Ia tahu, tiga orang anak buah Tuan Muda Yun masih berdiri di sisi dan bahkan memandangnya sejak tadi. Namun terhadap hal itu, sedikit pun ia tidak perduli.