Dugaan Li Yong memang begitu. Hanya saja, ia ingin melihat sampai di mana batas kesabaran musuh yang masih tersembunyi itu.
Pemuda serba merah tersebut tetap berada di tempatnya. Waktu berjalan makin cepat. Malam sudah tiba kembali. Malam ini terang bulan, sehingga keadaan di dalam hutan itu bisa sedikit lebih terang.
Sudah lama Li Yong menunggu. Tapi belum juga ada tanda-tanda musuh akan memberitahukan kehadirannya.
Li Yong tiba-tiba mempunyai inisiatif. Ia harus bergerak. Barangkali dengan cara seperti itu, dirinya bisa memancing musuh untuk menampakkan dirinya.
Ia bangkit berdiri. Kemudian berjalan ke sana kemari seolah-olah sedang mencari jalan keluar.
Awalnya memang berjalan dengan lancar. Tidak ada tanda-tanda apapun. Tapi berselang beberapa waktu kemudian, mendadak dari segala penjuru ada ratusan senjata rahasia yang datang secara bersamaan.