Chapter 10 - Ambil

Yan Xi dan mejanya bergoyang, hingga hampir terjungkal. Stek yang belum termakan sedikit pun terjatuh ke tanah, meninggalkan saus yang lengket.

Suara kejam dan jahat dari seorang wanita terdengar di belakangnya.

"Oh, apakah ini saudara tersayang yang kembali ke rumah kami untuk melawan dinginnya angin musim gugur? Apa keluarga Gu tidak memberimu cukup makan? Kalau begitu kamu bisa memohon padaku. Aku sedang senang, jadi aku mungkin akan mempertimbangkan untuk membagi makanan Feili padamu."

Suara sarkastik seorang wanita terdengar di belakang Yan Xi. Yan Xi menyeka darah yang keluar di ujung bibirnya dan menoleh ke belakang.

Di depannya ada Yan Qi. Putri bungsu keluarga Yan.

Dua puluh tahun, tidak sedang sekolah maupun bekerja. Setiap hari hanya tinggal di rumah. Selain makan dan tidur, tidak melakukan apa-apa, hanya menambah berat badannya saja. Kulit wajahnya juga semakin parah. Kosmetik mahal pun tak bisa menutupi jerawat dan kerusakan wajahnya.

Dan Feili adalah anjing yang dirawat oleh Yan Qi.

Yan Xi mendengus, matanya yang gelap dan dalam menatap Yan Qi.

"Ambil!" Suaranya dingin.

"Apa katamu?"

"Ambil steak di tanah itu!"

"Kamu berani menyuruhku!" Yan Qi menatapnya hingga lemak di wajahnya bergetar. "Si j*lang yang tak tahu diri ini berpikir dia bisa terbang ke langit hanya karena menikah dengan keluarga Gu!"

Dia berjalan ke arah Yan Xi dengan senyum yang mengerikan, "Aku rasa kamu sudah melupakan cara mainku."

Dibandingkan Luo Yun, kekejaman Yan Qi jauh lebih mengerikan. Saat masih kecil, lebam dan luka di tubuh pemilik asli tubuh ini sangat banyak, semua karena Yan Qi.

Saat SMP, Yan Qi menggores wajah pemilik asli tubuh ini dengan gunting karena cemburu. Hingga meninggalkan bekas yang panjang.

Saat dia mengingat memori ini, tubuhnya tak bisa berhenti gemetar.

Ketika dia sedang sibuk memikirkan ini, Yan Qi sudah bergegas ke arahnya.

Yan Xi mundur ke belakangnya, dengan santai dia menendang lutut bagian belakang si gemuk ini.

Yan Qi berteriak, tubuhnya limbung, kemudian terjatuh ke tanah dengan suara keras. Wajahnya jatuh di atas steak yang berguling tadi.

"Yan Xi!" Dia berjuang keras untuk berdiri, terengah-engah sambil memaki–maki, "Dasar j*lang! Beraninya kamu memukulku! Aku akan, aku akan menggores wajahmu!"

"Masih belum mengambil steak-ku?"

"Steak si*lan apanya!?" Begitu dia mengucapkan itu, Yan Qi kembali jatuh ke tanah dengan suara keras, hingga membuat meja di sebelahnya bergetar.

"Ambil steak-ku atau tetap di tanah."

Yan Qi berteriak dengan marah, namun kali ini dia ditendang lagi oleh Yan Xi sebelum dia bisa berdiri.

"Cepat." Yan Xi sangat tidak sabar, "Aku tidak punya waktu untuk berada disini denganmu!"

Yan Qi memutar tubuhnya dia menyadari jika tidak bisa berdiri sama sekali. Yan Xi adalah wanita kurus dan lemah, dari mana dia mendapatkan begitu banyak energi.

"Cepat ambil!"

Yan Xi menendangnya lagi, membuat Yan Qi gemetar. Dia tidak punya pilihan lain selain mengambil steak yang terjatuh di tanah.

"Sudah aku ambil." Yan Qi berteriak, "Biarkan aku berdiri."

"Tidak mudah bagimu untuk bangun sendiri." Yan Xi tersenyum di telinganya, "Biarkan aku membantumu."

Setelah mengatakan itu, dia menarik rambut Yan Qi dengan tiba-tiba.

Karena rambutnya ditarik, otomatis wajah Yan Qi mendongak ke atas. Mulutnya terbuka dan tertutup seperti ikan kekurangan air, sambil mengucapkan segala jenis sumpah serapah.

"Dasar j*lang! Kamu dan ibumu sama saja! Aku akan membunuhmu!"

Senyum Yan Xi menghilang. Di kehidupannya yang sebelumnya, dia ibunya saling bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup. Agar dia bisa mendapatkan pendidikan yang baik, ibunya bekerja mati-matian selama hidupnya.

Hal yang paling tidak bisa dia terima adalah orang lain menghina dan menjelek-jelekkan ibunya.

Yan Xi menunjukkan senyum dingin. Dia menyentuhkan garpu yang dia pegang di tangannya ke wajah Yan Qi.

"Sayang sekali Luo Yun tidak disini sekarang. Jika aku membunuhmu, tidak akan ada orang yang akan menghentikanku."