Yan Xi melebarkan tangan Gu Hai untuk memperlihatkan dadanya. Dia melihat ke posisi di bawah tulang dada Gu Hai, kemudian menekankan telapak tangannya.
Pertama kali, Gu Hai tidak bereaksi sama sekali. Nadi di lehernya tetap tidak bergerak.
Yan Xi mengernyit dan menekan lebih keras.
Namun nadinya tetap tidak bergerak, dan nafas di hidungnya semakin melemah.
Dia menarik nafas dalam, tekanan di tangannya lebih keras kali ini.
Tiba-tiba pintu ditendang terbuka.
Sebuah tangan meraih tangannya, suara muram dan penuh amarah terdengar di sebelahnya.
"Apa yang kamu lakukan?!"
Suara wanita yang tajam dan kasar juga terdengar.
"Gu Cheng cepat singkirkan wanita gila ini! Tunggu aku diluar. Jika ada masalah dengan ayah, aku tidak akan melepaskanmu."
Pertolongan daruratnya tiba-tiba diinterupsi, dan Yan Xi tidak bisa menunggu lagi. Dia berusaha melepaskan lengannya, tapi orang yang menggenggam lengannya itu mengencangkan genggamannya.
Sangat kuat hingga itu hampir meremukkan tulangnya.
"Lepaskan aku!" Yan Xi berbalik dan menatap orang itu dengan mata tajam, "Jika kamu tidak ingin dia mati, lepaskan tanganku!" Gu Cheng menajamkan tatapannya. Dia melepaskan Yan Xi setelah menatapnya beberapa saat.
Yan Xi terus menekan dada Gu Hai, dan akhirnya nadi di leher Gu Hai kembali berdenyut.
Dia akhirnya menghela nafas lega dan berjongkok di tanah dengan lemah.
Gu Cheng ingin memeriksa situasinya, tapi dia mendengar peringatan Yan Xi, "Jangan mendekat! Mundur dan beri dia ruangan yang luas."
Setelah beberapa saat, ekspresi Gu Hai perlahan menjadi normal. Nafas yang dia hirup juga menjadi lebih panjang.
Dokter yang dipanggil oleh kepala pelayan juga datang dengan cepat. Mereka mengeluarkan peralatan mereka dan memeriksa denyut nadi dan nafas Gu Hai. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, mereka segera membawa Gu Hai ke rumah sakit kecil di belakang.
Untuk merawat tuan besar Gu dan menjaga keluarga Gu, beberapa tahun yang lalu, halaman belakang manor ini diubah menjadi rumah sakit privat.
Rumah sakit ini hanya melayani keluarga. Di dalamnya ada peralatan yang lengkap dan dokter yang dipekerjakan direkrut dari luar negeri dengan gaji yang tinggi.
Yan Xi berdiri dan ingin mengikuti dokter untuk mengetahui situasinya. Namun, begitu dia melangkah, seseorang menarik tangannya.
Dia berbalik dengan bingung, dan sebelum dia bereaksi, tamparan Gu Ling mendarat di wajahnya.
'Plak—' Suaranya terdengar di seluruh ruangan.
Yan Xi baru saja melakukan tindakan penyelamatan, dan kekuatannya sudah terkuras, hingga membuatnya lemas. Karena tamparan ini, wajahnya berbalik ke samping dan tubuhnya terhuyung. Dia memegang meja di sebelahnya, hampir tidak sanggup berdiri.
"Yan Xi! Apa yang sebenarnya kamu lakukan?! Bagaimana ayahku bisa jadi seperti ini?!" Pertanyaan itu terdengar di telinga Yan Xi, hanya saja dia tidak punya waktu untuk merespon.
Tamparan ini membuatnya pusing, dia bisa merasakan darah mengalir di mulutnya. Jadi dia tidak punya waktu untuk memikirkan hal lainnya.
Yan Xi tidak berbicara, dan kemarahan Gu Ling semakin menjadi, dia mengangkat tangannya lagi.
"Berhenti!" Gu Shen di dorong masuk, matanya menatap Yan Xi. Hatinya sakit melihat ada bekas merah dan bengkak di pipinya.
Dia mencengkram kursi rodanya dengan kuat. Dan untuk pertama kalinya dia membenci dirinya yang tidak bisa berjalan.
Jika dia bisa berdiri, dia bisa berdiri di depan Yan Xi, bukannya datang terlambat dan membiarkannya menghadapi semua ini sendirian.
Putri tertua, Gu Ling menyadari situasi yang tidak benar ini. Dia lalu mencengkram tangannya.
Dia merendahkan suaranya, "Bu, tenanglah dulu. Kakek belum sadar. Jangan membuat masalah lebih runyam."
"Bagaimana aku bisa tenang?!" Gu Ling menatap Yan Xi, "J*lang ini membuat Ayahku tidak sadarkan diri, dan kamu masih mau aku tenang?"