Orang-orang di ruang belajar bubar, Gu Cheng menarik Gu An untuk naik ke atas.
Dia mengernyitkan dahi dengan ekspresi serius, "Ada apa dengan Gu Shen?"
Gu An merentangkan tangannya, "Aku juga tidak tahu. Tapi aura kakak keempat semakin mengerikan."
"Bagaimana dengan Yan Xi?" Gu Cheng mendengar orang-orang menyebutkan Yan Xi sebelumnya adalah orang yang pemurung dan picik.
Tapi ketika melihatnya hari ini, dia sepertinya berbeda jauh dari apa yang dikatakan orang-orang.
"Kakak ipar keempat…" Gu An memegang wajahnya, "Dia banyak berubah. Aku sedikit menyukainya."
Gu Cheng mencubit pipinya, "Cepat sekali kamu suka dengan seseorang."
"Lepaskan!" Gu An memukul tangannya, "Wajahku bisa hancur karena kamu cubit, bagaimana aku bisa muncul di depan kamera jika begini."
Gu Cheng mencibir, "Dik, jadilah artis dulu baru bicara. Sudah, aku akan melihat kakek. Aku masih punya urusan besok, dan akan pergi lebih awal."
"Buru-buru lagi." Gu An cemberut, "Aku akan pergi denganmu."
***
Kemerahan dan bengkak di wajah Yan Xi sudah berkurang. Tapi saat dia menyentuhnya sedikit, dia masih merasakan rasa sakit, seperti ada yang menusukkan jarum di pipinya.
"Masih sakit?" Gu Shen mengganti kompres es dan dengan hati-hati menutupinya, "Gu Yi sudah pergi untuk membeli obat, sebentar lagi semuanya akan baik-baik saja."
"Hm."
Yan Xi melihatnya, jelas-jelas Gu Shen sudah membalaskan dendamnya, tapi rasa sedihnya masih ada. Seketika matanya ditutupi dengan kabut putih air mata.
Gu Shen tertegun kemudian menghapus air matanya.
"Jangan menangis." Suaranya lembut, "Kamu akan membalas tamparan itu dalam beberapa hari lagi."
Semakin dia dihibur, semakin Yan Xi ingin menangis, "Menamparnya akan membuat tanganku sakit."
Gu Shen tertawa, "Kalau begitu akan kusuruh dia menampar dirinya sendiri. Jangan menangis."
Setelah sedikit dihibur oleh Gu Shen, Yan Xi akhirnya tenang. Dia merasa malu saat memikirkan tingkahnya barusan.
"Jangan mendorong mereka terlalu jauh. Ini juga tidak baik untukmu."
"Mereka tidak bisa melakukan itu." Gu Shen membelai kepalanya dengan mata yang dalam, "Aku akan membalas apa yang telah mereka lakukan padamu sepuluh kali lipat."
***
Di rumah sakit, tuan besar Gu sudah sadar dan sedang mendengarkan kepala pelayan menceritakan apa yang terjadi tadi.
"Gu Ling semakin arogan akhir-akhir ini." Gu Hai bahkan tidak menganggapnya sebagai putrinya, "Buat beberapa masalah untuk menekan tempramennya."
Kepala pelayan menjawab, "Baik."
"Kali ini, jika bukan karena Yan Xi, pria tua ini tak akan bisa selamat." Tuan besar Gu berkata dengan penuh emosi, "Pergi dan siapkan kartu bank. Besok berikan padanya."
Kepala pelayan merespon dengan pertanyaan, "Hanya mengirimi kartu bank?"
"Apa dia sudah memenangkan hatimu?" Gu Hai memarahi sambil tersenyum, "Berikan juga media yang An An investasi beberapa hari lalu."
***
Saat tuan besar Gu sakit, Gu Ling membuat masalah besar lagi. Orang-orang yang takut terlibat, semua mencari alasan untuk menghindar.
Sekarang, hanya tinggal keluarga paman Gu Shen saja yang tersisa. Acara makan malam keluarga ini benar-benar berubah menjadi makan malam keluarga yang sesungguhnya.
Paman Gu Shen adalah pria yang baik, dia memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya pada saat itu. Di meja makan, dia terus menunjukkan kepedulian pada mereka berdua.
"Yan Xi tidak apa?"
Yan Xi tersenyum, "Sudah lebih baik."
"Baguslah kalau begitu. Temperamen Gu Ling sungguh tak bisa diatur." Dia tidak menyalahkan perbuatan Gu Shen, dia hanya menyuruh mereka berdua untuk hati-hati.
Meski Gu Shen hanya menjawab beberapa kata, tapi ekspresi wajahnya sangat santai. Ini menunjukkan bahwa dia sudah terbiasa dengan perhatian pamannya ini.
Yan Xi berpikir, tak heran Gu An bisa jadi malaikat kecil di buku aslinya, dia menjadi seperti itu berkat didikan paman ini.