"Menantuku, kamu di sini." Yan Dong masih duduk dengan sikap yang menghina, "Aku juga tidak ingin menggunakan hukum keluarga ini. Tapi sikap Yan Xi semakin lama semakin buruk jadi harus didisiplinkan. Kamu tidak perlu ikut campur dalam masalah ini."
Saat dia berbicara, Gu Er sudah membantu Yan Xi berdiri. Dia berjalan ke arah Gu Shen lalu menggenggam bagian belakang kursi rodanya dengan erat.
Gu Shen tak menghentikannya, dia malah menyuruh Gu Er mencari kursi empuk.
Saat dia sudah merasa lebih nyaman, Yan Xi mengeluh dengan sedih.
"Suamiku, mereka mau menyiksaku dan memukulku dengan cambuk itu!"
Penjaga yang memegang cambuk itu ditatap oleh Gu Shen. Membuatnya ketakutan hingga hampir melemparkan cambuk itu.
"Yan Xi adalah istriku. Jika ingin mendisiplinkan dia, aku lah yang berhak melakukannya."
Yan Dong merasa geli dengan ucapannya. Dia hanya seorang yang cacat, tapi masih sok mau melindungi orang lain.
Jika bukan karena 'Musim Semi Yangzhou' dia sudah akan memukul Gu Shen juga.
"Bagaimana aku bisa memasrahkan hukuman ini pada orang lain? Ucapan menantuku ini sungguh tidak tahu diri. Lebih baik kamu turun saja dan istirahat dulu, agar cambuk ini tidak mengenaimu."
Yan Xi mengagumi keberanian Yan Dong. Bisa berbicara dengan bos besar seperti ini. Setelah ini, bisnis keluarga Yan yang sudah suram, akan menjadi lebih suram lagi.
Gu Shen tidak mengatakan apa-apa. Yan Dong ingin mengatakan sesuatu, tapi ponselnya tiba-tiba berbunyi.
Dia tampak tidak sabar, tapi masih bisa menjawab telepon dengan hormat.
"Halo."
Entah apa yang dikatakan oleh orang di seberang telepon itu, tapi nafas Yan Dong seakan berhenti, dia lalu memandang Gu Sheng dengan terkejut.
Emosi yang campur aduk muncul di matanya.
Saat dia menutup telepon, Yan Dong berkata dengan suara gemetar.
"Menantuku, jangan salah paham. Aku hanya ingin menakut-nakuti kalian." Dia tersenyum seakan tak ada yang terjadi. "Ini semua salah paham."
"Ayah, apa yang kamu bicarakan!" Yan Qi berteriak tidak terima, "J*lang kecil ini memukuliku hingga seperti ini, tapi kamu mau melepaskannya?"
"J*lang kecil?" Gu Shen mengatakan ini dengan tatapan tajam kearah Yan Dong, "Dia menghina Yan Xi sampai seperti ini, kenapa tidak menghukumnya?"
"Anak kecil masih tidak tahu apa-apa!" Yan Dong mencibir. Memelototi Yan Qi kemudian berteriak, "Masih tidak minta maaf pada kakakmu?! Lain kali aku tidak akan memaafkanmu semudah ini."
"Ayah?" Yan Qi tertegun untuk sesaat. Otaknya tidak dapat memikirkannya dengan baik jadi dia mengikuti instingnya saja.
"Kenapa aku harus minta maaf padanya? Dia mendorongku ke kolam renang sebelum aku melakukan sesuatu kepadanya! Kamu tidak menghukumnya, tapi malah menyuruhku minta maaf padanya!"
Luo Yun akhirnya tersadar, lalu dia mencubit paha Yan Qi.
"Yan Qi! Minta maaf pada kakakmu!"
"Ibu yang mau memukulnya, dan yang menyuruhnya berlutut adalah ayah. Aku tidak melakukan apa-apa, kenapa aku yang meminta maaf?"
Di dalam hati Yan Qi sudah tertanam bahwa Gu Shen bukanlah siapa-siapa. Dia tidak mengerti apa-apa. Jadi dia jelas tidak memahami maksud Yan Dong dan Luo Yun.
Suasana seketika membeku. Senyum di wajah Yan Dong jadi kaku.
Dia tak ada pilihan lain selain mendatangi Yan Xi.
"Xixi, ayah minta maaf atas nama Yan Qi. Kamu tahu bukan dia tidak bermaksud jahat, dia hanya sedikit tempramental."
Yan Xi berdeham, "Karena kamu yang minta maaf, maka tunjukkan ketulusanmu."
"Katakan." Selama Gu Shen tidak marah, dia akan melakukan apapun untuk menunjukkan ketulusan.
"Kamu memaksaku berlutut, Luo Yun mau menampar wajahku, dan penjaga itu menendang kakiku beberapa kali." Dia tersenyum sambil berpura-pura arogan, "Aku akan memaafkanmu, jika kamu sudah membayar semua ini."