Setelah Braslen menunggu hingga 2 hari, akhirnya hari pertemuan pun tiba. Ia segera berangkat ke markas angkatan laut.
" Baiklah Goru hari ini kita akan pergi ke markas angkatan laut ya"
"Ya betul sekali Yang Mulia"
"Hmm... Apakah jemputan kita sudah datang?"
"Ya jemputan kita sudah menunggu di depan kastil Yang Mulia"
"Baiklah jika begitu... Mari kita pergi saja"
"Baik Yang Mulia"
Braslen dan Goru pun pergi ke Jemputan mereka dan setelah itu mereka pun langsung berangkat ke markas angkatan laut kekaisaran.
Di tengah perjalanan Braslen bertanya kepada Goru "Jadi apa yang akan kita bahas di dalam pertemuan kali ini Goru?"
"Hmm... Jendral mau memberikan berita tentang pergerakan dari kerajaan Kotyu"
"Ah baiklah jika begitu"
Tidak berapa lama kemudian mereka pun sampai di markas Angkatan laut kekaisaran.
Sesampainya mereka di sana seperti biasa Braslen pun di berikan sambutan dari para pasukan angkatan laut. Setelah itu mereka pun turun dari kereta mereka dan menemui Jendral Angkatan Laut.
"Selamat pagi Yang Mulia Kaisar. Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk datang kesini"
"Yah tidak masalah"
"Baiklah langsung saja saya antarkan Yang Mulia ke ruang rapat"
"Baiklah"
Mereka pun berjalan ke ruang rapat. Sesampainya mereka di ruang rapat seperti biasa mereka di sambut oleh para kapten dan komandan angkatan laut.
"Selamat Pagi yang mulia kaisar!!"
"Baik selamat pagi semuanya"
Setelah mendapat sambutan Braslen pun langsung duduk dan memulai rapat.
"Baiklah langsung saja Jendral apa yang harus di bahas?"
"Baik Yang Mulia, setelah pasukan kami pulang dari memantau keadaan di perbatasan laut dengan kerajaan Kotyu. Mereka pun memberi berita jika Pasukan angkatan laut Kotyu yang sedang berjaga di perbatasan sangat lah banyak dikatakan mereka melihat sekitar 70 kapal perang di perbatasan laut."
"Hmm... Ini sangat buruk... Apa kalian mengetahui kenapa mereka melakukan itu?"
Komandan Kapal Perang yang baru saja pulang dari perbatasan pun menjawab "maaf Yang Mulia, tetapi mereka tidak memberikan jawaban. Kami sudah bertanya kepada salah satu kapal di sana, tetapi mereka sama sekali tidak memberikan jawaban"
"Hmm ... Ini sungguh gawat... Baiklah jika begitu, Jendral apakah anda bisa mengerahkan pasukan anda menuju ke perbatasan? Kerahkan sekitar 10 kapal perang kesana"
"Baik yang mulia kami akan mengerahkan pasukan kami kesana."
"Hmm... Apakah tidak ada tanda tanda bahwa mereka ingin menyerang kita?"
"Yah kami pun berpikir begitu yang mulia dengan kapal yang banyak di perbatasan itu yang membuat kami sedikit yakin tentang penyerangan kerajaan Kotyu terhadap kekaisaran."
"Hmm... Jika begitu apakah angkatan laut sudah mengirimkan delegasi ke kerajaan Kotyu untuk bertanya mengapa pasukan mereka ke perbatasan?"
"Yah... Untuk itu kami sudah mengirimkan delegasi kami untuk bertanya mengapa pasukan angkatan laut Kotyu berada di perbatasan... Namun jawaban mereka tetap sama yaitu LATIHAN"
"Hmm... Sungguh aneh..."
"Yah itu memang sungguh aneh sekali yang mulia... Tapi kita masih belum tau apa yang sedang mereka rencanakan..."
"Yah jika begitu... Siagakan terus kapal kapal perang untuk menjaga perbatasan... Berpatroli lah secara penuh untuk menjaga perbatasan... Dan persiapkan saja pasukan jika memang kerajaan Kotyu menyerang kekaisaran"
"Baik yang mulia... Terima kasih telah datang... Dan kami akan melakukan semua nya dengan benar dan baik"
"Baiklah jika begitu,"
"Baik Yang Mulia terima kasih telah mau datang"
"Yah, sama sama tidak masalah"
"Baik"
"Baiklah jika begitu saya akan pulang"
"Baik yang Mulia"
Setelah itu Braslen pun pulang kembali ke Ibukota Kekaisaran. Setelah sampai di istana ia membahas masalah tersebut dengan Goru.
"Baiklah Goru apakah kamu berpikir seperti kerajaan kerajaan lain ingin menyerang kekaisaran kita?"
"Yah dengan kondisi saat ini saya berpikiran seperti itu yang mulia, tetapi kita harus punya bukti yang cukup kuat untuk pikiran kita menjadi nyata"
"Yah, aku juga berpikir seperti itu. Baiklah jika begitu, Goru kapan lagi kita akan melakukan pertemuan dengan orang lain?"
"Hmm... Untuk 6 bulan kedepan kita tidak akan ada pertemuan dengan orang lain, tetapi yang mulia hanya akan melakukan pekerjaan biasa di istana"
"Hmmm... Baiklah jika begitu... Kalau begitu Goru apakah kamu bisa menyiapkan sesuatu di 7 hari kedepan?"
"Baiklah saya bisa, tetapi untuk apa Yang Mulia"
"Yah... Saya ingin menemui ibu saya... Sudah lama sekali saya tidak ketemu dengan ibu saya..."
"Baiklah jika begitu... Saya akan menyiapkannya Yang Mulia"
"Baiklah... Terima kasih Goru"
"Sama sama Yang Mulia"
"Baiklah Goru, terima kasih untuk hari ini. Sekarang kamu sudah boleh pulang"
"Baik terima kasih Yang Mulia"
Setelah Goru keluar dari ruang kerja Braslen. Braslen berpikir apa yang akan dia bawa ke Ibunya "Hmm... Apa yah yang harus ku bawa untuk ibu nanti?"
Braslen terus memikirkan tentang barang apa yang harus dia bawa untuk ibunya nanti. Tapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Dia terpaksa menanyakan itu untuk Goru di keesokan harinya.