Setelah menunggu hingga 2 hari, akhirnya gaun di pesan oleh Braslen telah siap untuk di ambil. Dan Braslen meminta ajudannya untuk mengambil gaun yang telah di pesan itu. Setelah diambil oleh ajudannya, gaun tersebut sudah berada di istana. Dan Braslen mengecek kembali gaun tersebut.
"Hmm... Sepertinya yang dikatakan oleh mu benar adanya Goru"
"Haha... Itu hal yang biasa"
"Coba lihatlah betapa indah nya Gaun ini... Aku tidak sabar menunggu 4 hari lagi..."
"Hahaha... Yang Mulia sungguh tidak sabaran"
"Iyap... Aku hanya ingin melihat reaksi Ibu ku ketika melihat hadiah yang akan kuberikan ini"
"Yah sepertinya Ibu anda akan senang"
"Semoga saja Ibu ku akan senang"
Setelah itu Braslen menunggu hingga 4 hari kedepan, dia menunggu sambil mengerjakan kerjaannya sebagai kaisar. Hari yang di tunggu pun tiba, Ia langsung pergi ke istana Ibunya yang berada tak jauh dari istana kekaisaran.
"Haha aku sudah tak sabar ingin menemui Ibu ku"
"Apakah anda sudah membawa hadiahnya yang mulia?"
"Yap aku sudah membawanya, kita hanya menunggu kereta kuda kita datang dan langsung pergi ke istana Ibu ku"
"Baiklah jika begitu Yang Mulia"
Beberapa lama kemudian kereta kuda yang di tunggu pun datang. Braslen dan Goru pun masuk ke kereta kuda dan langsung berangkat ke Istana ibu nya Braslen. Setelah menempuh perjalanan sekitar 13 menit mereka pun tiba di istana Ibunya Braslen.
"Baiklah kita telah sampai Yang Mulia"
"Hm HM aku sudah tau"
"Baik, saya akan turun dan akan melapor kepada penjaga"
"Baiklah, terima kasih Goru"
Goru pun turun dari kereta dan melapor kepada para penjaga bahwa Yang Mulia ingin masuk.
Mendengar hal tersebut para penjaga pun mulai membukakan pintu untuk Braslen masuk.
Selepas melapor kepada para penjaga Goru pun masuk kembali ke kereta kuda.
Setelah Goru masuk ke dalam kereta kuda, kereta kuda pun berjalan masuk ke dalam gerbang istana.
"Haaaa..... Aku tidak sabar"
"Haha... Yang mulia sungguh tidak sabar ya"
"Yah... Karena sudah sangat lama aku tidak ketemu dengan Ibuku makanya aku menjadi tidak sabaran"
"Haha..."
Kereta pun berhenti di depan pintu Istana.
"Baiklah Yang Mulia kita telah sampai, anda boleh turun sekarang Yang Mulia"
"Baiklah"
Tak lama Ibu Braslen pun membuka pintu istana.
"Selamat datang Braslen, sudah lama kita tidak berjumpa"
"Terima Kasih ibu, aku kangen sekali dengan Ibu. Maaf aku baru bisa datang sekarang karena ada sedikit masalah di kekaisaran"
"Baik tidak apa apa itu hal biasa"
"Haha.. baiklah Bu"
"Hai... Selamat datang juga Goru... Terima kasih telah mendampingi anak saya dalam kegiatannya"
"Baik Yang Mulia... Itu sudah tugas saya..."
"Baiklah silahkan masuk... Ibu sudah menyiapkan makanan untuk kalian berdua..."
"Huahhhh aku makanan ibu... Sudah lama sekali aku tidak memakan makanan ibu"
"Hahaha.... Sejak kamu menjadi kaisar menggantikan Ayahmu... Kita berdua memang terpisah yah Braslen..."
"Haha iya betul sekali Bu... Aku jadi kangen sekali..."
"Hahaha ... Ibu juga kangen... Baiklah mari kita masuk"
Ibu Braslen pun langsung membawa mereka ke ruang makan untuk memakan makanan yang telah di siapkan oleh Ibu Braslen sendiri.
"Baiklah silahkan duduk..."
"Huaahhh makanan nya banyak sekali..."
"Goru... Silahkan duduklah tidak perlu sungkan..."
"Tapi..."
"Tidak perlu khawatir aku juga memasak untuk kalian berdua kok... Jadi tidak masalah jika kamu ikut makan dengan kami"
"Baiklah Yang Mulia terima kasih atas kebaikannya"
"Haha tidak masalah... Baiklah mari kita makan"
Braslen pun memakan makanan buatan Ibunya "huahhhhh ini enak sekali Bu... Memang masakan Ibu adalah makanan yang terenak di seluruh kekaisaran ini"
"Hahaha pujian mu terlalu besar ya Braslen..."
"Hahaha tapi itu memang fakta Bu..."
"Baiklah jika begitu... Bagaimana Goru apakah makanan nya enak?"
"Ini sangat enak Yang Mulia... Aku serasa ingin menambah..."
"Hahaha... Tidak masalah ambil saja sesuka hatimu..."
"Huahhhh daging ini memang yang terbaik..."
"Hahaha... Braslen jangan terlalu banyak mengambil makanan... Goru nanti tidak bisa kebagian makanan nya..."
"Baiklah Bu...."
Mereka pun memakan makanan yang dibuat oleh Ibu Braslen hingga habis. Ibu Braslen pun merasa senang. Setelah makan mereka pergi ke ruang tengah untuk berbincang sebentar sebelum Braslen dan Goru pulang kembali ke istana kekaisaran.
"Oh ya Bu... Aku memiliki hadiah untuk mu Bu..."
"Hee.... Hadiah apakah itu?"
Braslen mengambil Gaun yang telah dibelinya "hmm hadiah ini yang kubeli untuk ibu kuharap ibu menyukainya"
"Huahhh kamu memberikan ibu sebuah gaun... Ini sangat indah sekali Braslen bahan nya juga bagus... Terima kasih ya Braslen ini adalah hadiah yang sangat bagus"
"Hahaha... Hadiah itu dipilih oleh Goru lho Bu..."
"Haha... Makasih ya Goru..."
"Baik sama sama yang mulia"
"Jadi Bu... Apakah ibu tidak mau tinggal di istana kekaisaran?"
"Hmm... Ibu rasa ibu akan tinggal di sini Braslen... Tempat ini sangat berharga bagi ibu ada banyak sekali kenangan yang dibuat oleh Ibu dan Ayahmu dulu..."
Sambil menghela nafas "ha..... Baiklah jika ibu mau begitu... Tetapi ibu harus terus menjaga kesehatan ibu ya..."
"Iya Ibu akan menjaga kesehatan ibu terima kasih sudah mau memperingatkan Ibu"
"Baiklah Bu... Sedikit lagi aku akan segera balik ke istana..."
"Baiklah... Kamu hati hati ya... Kerjakan kerjaan mu dengan baik dan benar... Tetap rendah hati kepada semua orang"
"Yah baik Bu..."
"Goru tolong jaga Braslen ya..."
"baik Yang Mulia saya akan tetap berada di samping Yang Mulia Braslen"
"Baik terima kasih Goru"
Braslen dan Ibunya pun berbicara terus hingga tak sadar bahwa Braslen sudah harus pulang ke istana kekaisaran.
"Maaf Yang Mulia Braslen kita sudah harus pulang..."
"Baiklah Goru..."
"Sampai ketemu lagi ya Braslen..."
"Baik Bu... Ibu jaga kesehatan ya Bu..."
"Baik Ibu akan menjaga kesehatan"
"Baik kalau begitu Bu... Braslen pulang dulu ya Bu..."
"Baik hati hati ya Braslen..."
Braslen dan Goru pun segera kembali ke istana kekaisaran. Setelah melihat Braslen sudah kembali pulang Ibu Braslen pun merasa sangat bersyukur karena Braslen dapat menjalankan pemerintahan dengan sangat baik seperti yang di harapkan oleh ayah Braslen dulu.
"Hei sayang, lihatlah anak kita telah menjadi kaisar yang sangat baik seperti yang kamu harapkan dulu, coba saja kamu masih ada disini pasti kamu akan merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan" Kata Ibu Braslen melihat Braslen pulang ke istana kekaisaran.
Beberapa kemudian Braslen dan Goru pun telah sampai di istana kekaisaran. Dan sesampainya di istana Braslen mendapatkan surat yang diberikan dari Jendral angkatan darat kekaisaran.
Isi surat tersebut adalah "Pasukan dari kerajaan Chorut dan Gatria telah menarik diri dari perbatasan, seperti latihan mereka telah selesai. Tetapi untuk sekarang pasukan angkatan darat kekaisaran masih berada di perbatasan kami tidak akan menarik pasukan setelah situasi sudah dianggap aman. Demikian surat dari Jendral Angkatan Darat Kekaisaran"
"Hmm jadi kerajaan Chorut dan Gatria telah menarik diri yah... Apa sebenarnya yang ingin mereka lakukan di perbatasan? Apakah memang betul mereka melakukan latihan?"
"Hmm... Untuk sekarang sepertinya kita hanya bisa menyimpulkan seperti itu. Tetapi menurut saya mereka juga melakukan Hal lainnya"
"Yah saya juga berpikiran seperti itu... Baiklah Goru, terima kasih telah membantu saya hari ini sekarang kamu sudah boleh pulang."
"Baik terima kasih Yang Mulia"
"Sama sama"
Goru pun keluar dari ruang kerja Braslen.