Chereads / Mawar Bersalju / Chapter 3 - Kehidupan Sekolah

Chapter 3 - Kehidupan Sekolah

°°°

SMA Insan Merdeka merupakan salah satu sekolah terbaik di Jakarta. Rata-rata yang sekolah disini adalah anak orang -orang kalangan keatas, kecuali yang dapat beasiswa. Biasanya yang mendapatkan beasiswa termasuk orang-orang cerdas dan cupu. Eits, tapi tidak menutup kemungkinan yang tajir juga dapet beasiswa ya.

Seperti famous di sekolahan ini, yang beda kelas tapi sering ikut olimpiade, dan sering keluar kota bareng buat ikut lomba. Sayangnya keduanya kurang akrab. Berbicara pun kalau ada perlunya saja. Padahal mereka masuk jajaran cowok/cewek yang dikagumi satu sekolah, berkat kepiawaian mereka dengan kecerdasan dan bakatnya. Siapa sih yang nggak mau jadi gebetan mereka berdua. Walau pun mereka mempunyai kecerdasan diatas rata-rata serta bakat yang menonjol diantara murid lain. Tetapi, mereka nol dalam berinteraksi sosial, ntah apa yang terjadi di kehidupan masa lalunya, membuat mereka begitu dingin dan irit bicara pada segala sesuatu yang dianggapnya tidak penting.

Fathir Reyhan Stevano merupakan cowok tajir, tampan, dan cerdas. Memiliki hidung mancung serta bibir yang seksi. Badannya yang tegap memberikan kesan lebih maskulin terhadap penampilannya serta sifat cuek yang tidak bertoleransi. Dia adalah salah satu cowok terbaik disekolah ini dan pastinya paling famous diantara sahabatnya.

Satu sekolah biasanya akrab memanggilnya dengan sebutan "Rey". Rey ini yang sering ikut lomba olimpiade bareng cewek primadona satu sekolah yang nggak kalah dingin sifatnya seperti dia, siapa lagi kalau bukan si Mawar Afsheen Sanjaya. Gadis yang berprawakan tinggi, rambutnya yang lurus panjang sepinggang dengan poni menutupi alis. Serta memiliki kulit putih bersih dan wajahnya yang sedikit berisi dengan rona merah di pipinya. Bibirnya yang kecil dan bola mata yang bulat membuatnya terlihat seperti boneka hidup yang menawan. Jika mereka bersama, pasangan ini sangat serasi bukan?

Yaa, memang Allah SWT. menciptakan seseorang itu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Begitu juga dengan mereka berdua, kekurangan mereka adalah anti sosial dan irit ekspresi. Padahal masa putih abu-abu ini harusnya dipenuhi dengan canda tawa bersama teman-teman lainnya. Sayang tidak untuk mereka berdua, atau mungkin belum terjadi untuk mereka?

Sekolah elit tempat orang yang otaknya encer apalagi mereka yang cupu dari sononya. Bisa dibilang sekolahan ini terbagi menjadi beberapa kubu. Ada kubu Olahraga, dengan banyaknya cowok-cowok atletis dan maskulin. Kubu Osis, penggerak segala kegiatan, peraturan sekolah kebanyakan dari mereka, apalagi soal razia pakaian dll itu termasuk bagian Osis nomer satu dah.

Disisi lain ada kubu Pecinta Alam, kubu yang penuh dengan segala strategi, mereka salah satu pergerakan cinta lingkungan, hobinya emang suka camping ke alam terbuka.

Kubu Pramuka, termasuk dalam kelompok pasukan baris berbaris(PBB), hampir kayak Menwa kalau di Universitas. Pramuka biasanya adalah pasukan yang dilatih untuk menjadi petugas pleton dan paskibra saat upacara 17 Agustus berlangsung, atau mereka juga ikut lomba Racana yang diadakan 2-3hari di Universitas ternama.

Selanjutnya ada kubu Cheerleder, sekumpulan cewek-cewek feminim, centil dengan segala rutinitasnya ngedance dan cheers. Tentunya mereka termasuk tim pemandu soraknya pemain basket. Tim mereka nggak pernah mau ketinggalan hits diantara anak cewek lain yang famous. Selain memiliki body yang bisa dibilang seperti model namun otak mereka tak seindah badan yang dimiliki. Serta sifat yang maunya menang sendiri, oleh sebab itu banyak anak cupu yang menjadi korban bully mereka. Sehingga tak sedikit yang menghindarinya, memilih tak ingin memiliki masalah apa pun. Karena bisa bersifat fatal, seolah menutup mata dengan tingkah mereka yang tidak manusiawi.

Kubu Musik, semua tentang musik ada di tim ini, biola, gitar, bass, drum, dan penyanyi vokal mereka punya. Tim musik juga memiliki band sendiri, band nya terkenal dengan sebutan "MuTu" singkatan dari Muka Tua, aneh sih namanya. Konsep mereka emang nyanyi dengan gaya orang tua tapi suara anak muda. Bisa dibayangin sendiri ya gimana serunya band ini. Mereka juga sering manggung di cafe-cafe hits tongkrongan anak-anak muda. Serta menjadwalkan diri untuk tampil di pusat kota Jakarta hanya untuk mengekspresikan jati diri mereka, sehingga lebih dikenal masyarat luas dengan cara mereka untuk berbaur bersama.

Dan yang terakhir ada kubu Theater, tim yang hidupnya seperti drama sinetron. Seolah-olah karena sering latihan drama, kebiasaan dan sifatnya jadi terbawa kerutinitas harian mereka. Kebanyakan melownya seperti melowdrama yang menjadi tontonan ibu-ibu rumah tangga. Tapi... jangan meragukan keahlian bakat yang dimiliki, mereka jago banget, dan sering diundang ke acara-acara terkenal untuk menampilkan salah satu pertunjukan andalan mereka.

Apapun yang ada di sekolah ini, sangat menarik untuk kalangan elite di Jakarta. Tak perlu diragukan lagi, karena sarana dan prasarananya yang memadai. Tidak hanya mendukung Akademik saja, bahkan sekolah juga menunjang Non Akademik sehingga memiliki kesetaraan. Para pengajar yang ahli sesuai bidangnya, serta lingkungan sekolah yang epik dan asri. Membuat para orang tua teramat mempercayai sekolahan ini. Serta lulusannya yang bergensi banyak diterima perusahaan besar di Jakarta mau pun perusahaan asing. Serta tidak sedikit yang melanjutkan study ke Universitas ternama di Indonesia mau pun Luar Negeri. Begitulah citra SMA Insan Merdeka yang tersebar luas di masyarakat.

°°°

Mentari bersinar cerah, dari arah timur masuk melalui celah-celah gorden kelas. Seolah tak terusik dengan silaunya, bangku barisan timur tetap melanjutkan aktifitasnya mencatat pekerjaan dibuku khusus sesuai mata pelajaran. Sekertaris yang bertugas mencatat dipapan tulis, tampak lihai dan cekatan.

Sang guru pun hanya mengamati muridnya dengan tatapan tajamnya, seolah kami adalah mangsa buruan. Yaa, Bu Nora adalah guru Kimia yang paling membosankan, sedikit senyum dengan tumpukan tugas rumah. Ditambah kuis setiap awal pertemuan, dan praktek lab perkelompok maupun individu adalah tugas wajib yang diberikan olehnya setiap pekan sekali.

Bagi seorang siswa teladan itu bukanlah bencana, namun bagi sekumpulan siswa ketika kesekolah hanya memenuhi tugas yang penting lulus, itu adalah petaka. Karena hidup mereka yang biasa saja mengalir seperti air sungai yang mengikuti arus. Jadi, mudah bosan dengan rutinitas yang monoton. Walau mereka tau itu penting sekali untuk masa depan mereka. Tapi, mereka ingin mewarnai kehidupan bangku sekolah terakhir dengan warna pelangi. Warna yang memiliki makna beragam, tidak hanya fokus pada satu warna yang mencolok saja. Itulah impian kehidupan anak SMA pada umumnya.

"Shuuut... Mawar"panggil Sena teman sebangku Mawar, sedikit berbisik melihat kearahnya.

Mawar hanya menoleh, memberi isyarat dengan menaikkan alis sebelah kanannya tanpa berucap.

"Yeah, udah gue duga, respon lo hanya seperti itu. Yaudah nanti aja bicaranya pas istirahat."balas Sena sedikit loyo menanggapi respon Mawar.

15menit berlalu.. waktunya istirahat, anak lain yang lapar atau kebelet ke toilet sudah berhamburan keluar kelas. Begitupun si kutu buku yang bersiap akan ke perpustakaan untuk membaca buku atau mengerjakan tugas. Karena perpustakaan adalah tempat yang paling damai di sekolah ini.

"Gengs, ayook ke kantin! Udah di cariin tempat noh sama Riza."teriak Angel menegur teman-temannya karena tak jua beranjak dari bangkunya.

Wina mulai bergerak merangkul Angel dengan tersenyum sambil berkata "Hayoooks siih."

Diikuti teman-teman yang lainnya. Mawar pun hanya pasrah mengikuti ajakan para sahabatnya.

Tanpa mereka Mawar tak akan kemana-mana, baginya dikelas atau perpustakaan adalah tempat paling nyaman. Mengingat Sena ingin berbicara sesuatu dengannya, dia sedikit melirik Sena yang seolah-olah lupa akan ucapannya tadi. Mawar pun cuek saja, dia tidak akan bertanya atau penasaran dengan ucapan Sena di kelas, sepertinya tidak penting.

Sesampainya di kantin, kantin sudah sangat ramai oleh para siswa yang kelaparan. Ada yang mengantri pesanan, berbincang sampai tertawa terpingkal-pingkal, ntah apa yang lucu. Ada yang seolah menjadi pengamen, menghibur penghuni kantin ini. Dan ada adek kelas yang sok kecentilan menggoda kakak kelas yang memang famous di sekolah ini.

"Ish, dasar cabe-cabean."ucap Angel yang menanggapi tingkah laku adek kelas.

"Biarin ajalah Ngel, lagian kurang kerjaan juga sii nanggepin mereka." kata Anisa yang mengingatkan.

"Tapi risih lho liat kayak begituan tiap hari. Eh, bukan cuman tiap hari tapi tiap ada mereka pasti lagaknya kayak begitu. Guenya kan ilfeel."balas Angel

Respon Anisa masih sama "Doain aja sih, siapa tau lebih baik kedepannya."

Tanggapan Angel pun hanya bergumam tak jelas "Heeemmmmz."

Yang lain hanya terdiam sambil mengamati. Sedangkan Wina mencari keberadaan Riza yang tertutup dengan keramaian orang dikantin ini.

Sedangkan Riza semakin dibuat gemas sama sahabatnya yang tak kunjung beranjak dari tempatnya, sampai menjadi pusat perhatian anak-anak cowok fans mereka.

Karena sebal Riza pun berteriak memanggil kelima sahabatnya.

"FLOWERS! SINI GIIIH! JANGAN DISONO AJE NTAR JADI LALAT LU PADE! UDAH GUE CARIIN TEMPAT JUGA, MASIH CELINGAK-CELINGUK KEK KUCING!"

Kelima orang tersebut tersentak dan menoleh hampir berbarengan mendengar teriakan seseorang yang sudah tidak familiar lagi, namun masih lola juga tuh otak, sampai si Anisa yang tersadar terlebih dahulu mulai menghampiri Riza sambil berjalan menunduk karena malu. Gimana nggak malu, Riza teriaknya kenceng banget, sampai perhatian satu kantin terpusat semua ke arah mereka. Awalnya cuma sedikit yang memperhatikan saat baru memasuki kantin. Namun, karena teriakan Riza jadi banyak yang menoleh kearah mereka, ada yang bengong, ada yang bersiul, dan menggoda. Semua karena Riza, si cewek tomboy akut.

"Kutu kupret Riza bikin kaget aje dah."

"Nggak bisa selow tuh anak? Mau ngajak ribut ye?"

"Dasar toak emang!"

"Hadewwwh."

Segala respon semua sahabatnya, kecuali Mawar yang cuma diem sambil berjalan di barisan tengah para sahabatnya, menghampiri suara nyaring barusan dengan tatapan dingin. Sampai ada yang mau menyapanya, tapi diurungkan melihat ekspresi Mawar seperti ingin memakan hidup-hidup mangsanya.

°°°

Tbc

Hello Readers! Aku post lagi niiih, semoga suka yaa..

Ditunggu segala komentar dan dukungan kalian.