°°°
Seharian berkutat dengan mata pelajaran yang penuh teori dan satu mapel praktek, membuat anak XI.IPA 1 ingin mengeluarkan isi kepala mereka. Berbagai tumpukan tugas rumah yang harus diselesaikan, menanti mereka. Tawa yang seharusnya hadir berubah menjadi kelesuan sore itu.
Ya! Hari yang begitu melelahkan, para guru tidak mengizikan kita anak kelas sebelas untuk pulang lebih awal dari hari yang biasanya. Alasannya untuk mempersiapkan akreditasi sekolah, yang merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap program pendidikan yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk sertifikat pengakuan, peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh suatu lembaga mandiri, dan profesional yakni Badan Akreditasi Nasional Sekolah.
"Eh, bro.. ntar abis balik sekolah ngemall yuk! Refreshing gitu, seharian berkutat sama matkul-matkul yang nggak ada abisnya ini membuat kepala gue mau pecah."seloroh Angga pada gerombolannya
"Ah.. ide bagus."ucap Doni menimpali
"Gue setuju."ucap Reno serius
"Gue sih ngikut aja, apa yang terbaik buat kalian semua."ucap Dino
"Ngomong apaan sih Lo? Drama banget."ucap Ryo sarkas sambil geleng-geleng tak habis pikir dengan Dino
"Apaan Lo? gue nggak ngomong sama Lo."ucap Dino menanggapi
"Udah lah kalian tuh kebiasaan debat hal sepele. Gimana Rey? Lo ikutan nggak? Walau gue udah tau jawaban Lo sih. Ya, siapa tau kali ini Lo setuju kan."ucap Reno bertanya
"Yuk Rey ikutan, Lo nggak bosen gitu jadi anak rumahan?"ucap Angga antusias
Rey tampak berpikir cukup lama, ntah apa yang dia pikirkan. Wajahnya terlihat serius secara bersamaan dengan adanya kerutan di dahi.
"Rey?"tegur Ryo
"Ayolah Rey.. sekalii ajaaa.."bujuk Angga lagi
"Iya Rey yuk lah, kan nggak sering juga kita main bareng-bareng gini."ucap Dino menimpali
"Oke, tapi gue balik dulu, izin nyokap."ucap Rey setelah beberapa menit lamanya
"Yes! gitu dong."ucap mereka semua serempak
"Rey, kita langsung ke mall ya. Ntar Lo langsung nyusul aja."ucap Reno memberitahu
"Oke."ucap Rey singkat
Masa berlaku sertifikat akreditasi SMA Insan Merdeka akan segera berakhir, terhitung sejak lima tahun yang lalu. Dan bulan Mei ini yang mana sudah hampir lima tahun masanya dan harus di akreditasi ulang. Inilah termasuk salah satu upaya dalam mempersiapkan penilaian akreditasi. Tentu saja melakukan pembekalan materi tambahan pada para muridnya agar lebih baik dalam pembelajaran.
Tak lupa para guru juga mempersiapkan identitas drama musikal dan tari khas SMA Insan Merdeka. Kegiatan tersebut dilaksanakan guna menghadapi penilaian akreditasi untuk menyambut kedatangan Tim Asessor dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah di SMA Insan Merdeka pada minggu depan.
Kesibukan sekolah dalam sepekan ini membuat ruang gerak siswa/siswi cenderung sempit. Melihat prioritas penilaian akreditasi yang diutamakan. Anak kutu buku semakin suka dengan dunianya. Klub tari, theater, dan musik mempersiapkan segala usaha terbaik mereka dalam pertunjukan yang akan disuguhkan pekan depan. Begitu juga dengan klub basket dan baseball yang tak kalah dalam latihan mereka. Idola para gadis belia di SMA Insan Merdeka, cowok-cowok seksi dan maskulin yang menunjukkan pesona selama latihan menuju babak pertandingan yang akan datang.
Dan cewek-cewek Fomo, singkatan dari first of missing out atau takut banget ketinggalan sesuatu yang lagi trending. Biasanya dialami oleh orang-orang yang keseringan main media sosial. Cewek centil yang hobi shopping berebut brand-brand ternama, yang tak bisa dipikirkan cewek biasa pada umumnya dengan anggapan.
'Apa istimewanya semua itu? Gue masih tak paham.' Dengan gelengan kepala dan bergumam dalam hati.
°°°
"Mawaaar tunggu!"teriak Sena heboh dari arah parkiran sekolah.
Mawar yang terkejut menoleh mencari seseorang yang memanggilnya, dengan membuat perhatian semua orang disekitar seolah tertuju padanya.
"Hhehe Sorry Maw, kelepasan teriak."
ucap Sena sambil tersenyum kikuk dan garuk-garuk kepala merasa bersalah.
"Kenapa?"tanya Mawar datar pada Sena, tanpa mengindahkan ucapan bersalah Sena barusan.
"Mampir ke Mall dulu yuk Maw, bosen nih. Masak pulang sekolah langsung pulang sih. Sekali-kali kita nongkrong gitu di Mall. Toh hari ini, juga hari yang sangat panjang dan melelahkan. "ucap Sena mendramatisir sambil memohon, walau dia tau itu tak akan mudah untuk membujuk Mawar ke Mall.
Karena seorang Mawar akan langsung pulang kerumah ketika jam sekolah sudah berakhir. Dia jarang sekali berniat untuk sekedar mampir jika tidak terlalu medesak. Dan Sena mengajaknya ke Mall, tempat ramai yang membosankan bagi Mawar. Mawar hanya akan suka mampir di toko buku atau perpustakaan. Kalaupun ingin, dia akan lebih suka nongkrong di cafe yang mempunyai perpustakaan kecil yang unik dengan nuansa damai tidak terlalu berisik. Untuk menghabiskan waktu berjam-jam lamanya.
Mawar bukan seorang gadis yang mengikuti trend anak seusianya, dia cenderung menghabiskan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat baginya. Seperti bergabung dengan kegiatan amal yang ada di beberapa tempat pinggiran Jakarta. Atau menjadi panitia amal untuk para lansia di panti jompo. Membantu para kaum duafa dan anak yatim piatu di yayasan Peduli Insan. Baginya itu lebih bermanfaat mengingat hidup ini begitu berharga.
Melihat Mawar yang hanya diam Sena pun menambahkan "Gimana Maw? Ikut yaaa.. nanti yang lain pada nyusul kok. Ntar gue anterin kerumah Lo dulu buat ganti baju, sekalian minta izin ke nyokap Lo. Lagian ini malam minggu juga kan."mohon Sena sekali lagi pada Mawar.
"Ya..ya..yaa!"bujuk Sena tak menyerah sekali lagi.
Tampak Mawar berpikir keras, mungkin tak masalah bersenang senang dengan temannya sesekali.
"Oke."ucap Mawar singkat membuat Sena loncat kegirangan sambil mengucapkan "Yatta..."ala bahasa di anime-anime favoritenya.
"Bentar ya Maw, gue ambil mobil dulu. Lo tunggu sini aja, jangan kemana-mana."peringat Sena sambil lalu menuju parkiran sekolah.
Mawar melihat sekeliling sekolah yang sudah mulai sepi. Mengingat jam sudah menunjukkan pukul 17.30WIB mulai gelap. Menyisihkan cahaya senja yang manis di atas gedung sekolah, tanpa sadar Mawar tersenyum dibalik enggannya dia ketika berpapasan dengan seseorang. Sekolah ini bagus dengan pemandangan matahari terbit dan terbenamnya ketika dilihat di atap gedung.
Dibalik pohon besar seorang cowok mengamati Mawar tanpa beranjak dari duduknya. Sambil mengabadikan momen yang memang jarang sekali dilihatnya, melalui ponsel pintarnya. Terus menatap Mawar dalam diamnya. Termenung cukup lama, seraya pikirannya berkelana menuju hari dimana pertemuan pertamanya dengan Mawar. Dia mulai tersadar dari lamunannya.
Sambil bergumam "Cantik." Lalu tersenyum dingin seperti biasanya.
Beranjak pergi, berlalu melalui jalan yang berbeda agar tak berpapasan dengan Mawar. Seraya mengamati senja sore itu dengan senyuman. Lelaki itu menyusuri jalan sekolah dengan tenang sambil menuntun sepedanya melewati gang kecil di belakang sekolah. Gang yang biasanya dilewati anak-anak lainnya untuk memotong jalan tanpa harus memutar. Jika rumah mereka menuju arah gerbang belakang sekolah.
Hari ini jauh berbeda dari sebelumnya, cerah dan pohon-pohon pun seperti ikut bernyanyi. Hawa yang sejuk dan menenangkan hati membuat tubuh lelah terobati. Masih ada beberapa anak sekolah yang asyik bermain sepak bola, ada yang menyoraki memberi semangat. Ada yang tertawa bersama temannya. Ada yang bersenda gurau berlari layaknya layang-layang sambil terus bersorak ria. Ada juga yang bersantai menikmati pertandingan bola. Dan ada pula gadis yang membaca buku sambil tertunduk, sepertinya ia begitu menghayati sampai tak peduli sekitar. Benar-benar hari yang mendukung susah dan senang.
Sekolah ini akan mulai sepi ketika pukul 18.00 WIB dan sekarang tinggal setengah jam lagi menuju angka enam. Waktunya yang lain beranjak pulang dan beristirahat. Untuk memulai hari esok yang lebih menyenangkan dan lebih bersemangat lagi.
°°°
Tbc
Mohon masukannya untuk kelancaran cerita ini kedepannya. Terimakasih.
°°°Support kalian untuk penulis adalah yang terpenting°°°
Lanjutin nggak?