Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Masa depan yang suram (Dapatkah Aku Mengubahnya?)

🇮🇩DaoistxWEATW
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.4k
Views
Synopsis
"Mas, kamu ini serius tidak untuk berjanji menikahiku?" tanya gadis itu dengan emosi yang tertahan. Dengan menatap tajam lelaki di depannya yang sepintas terlihat acuh, dan lebih sibuk bermain gawainya. "Masih saja kamu menanyakan hal itu?" "Yang pasti untuk saat ini aku belum ada keinginan untuk menikah", jawab lelaki itu dengan mendengus kesal. Untuk kesekian kalinya Firmansyah gagal dalam proses perjodohannya, karena suatu hal. Bukan masalah ukuran fisik (calon istri) yang jadi pertimbangannya, hanya saja ada hal yang tidak bisa dia jelaskan secara terbuka kepada semua orang. "Aku hanya tidak ingin, bila nanti menjadi beban pasangan hidupku kelak." Setelah kembali gagal dalam proses ta'arufnya, Firmansyah mengisi kesehariannya dengan berternak ayam dan budidaya tanaman hias. Disamping harus merawat ibunya yang lumpuh akibat stroke, tidak lama berselang setelah kegagalannya dalam proses ta'aruf. Hingga suatu ketika, dia mendapatkan pesan rahasia, yang memintanya untuk mendatangi keluarga besar dari pihak ayahnya. Sebuah keluarga besar yang baginya sangat rumit dan penuh dengan kerahasiaan, Keluarga Banjarasri. "Selama kau yakin dengan keputusanmu sendiri, apapun itu?" "Abah akan selalu mendukungmu le, Firman," demikian kata-kata Abah Sumarta, ayah kandung Firmansyah di penghujung perbincangan keduanya. Dengan membulatkan tekad, akhirnya dia menerima tawaran memasuki keluarga besar ayahnya. Dan sebagai ujian pertama yang harus dilalui Firmansyah, yaitu mengelola cabang bisnis keluarga di Kota Ujung Timur (bekas wilayah Majapahit Timur, atau Blambangan di catatan sejarah Tanah Jawa).
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Seteguk Kopi Pahit

Pagi hari itu sekitar pukul 10:00, seorang pemuda 30 an tahun tampak sedang duduk di teras Masjid Agung Kota Panaraga. Terlihat dia seperti menunggu seseorang, sambil sesekali melihat pesan di aplikasi WhatsApp di gawai miliknya.

"Otewe mas", terlihat di pesan yang baru saja masuk dari akun 'Aimee'. Pesan itu terkirim di gawainya sekitar 20 menit yang lalu, dan kalau lalu lintas normal mungkin si pengirim pesan akan tiba 5 menit lagi di tempatnya menunggu.

Beberapa saat kemudian dia melihat ada pesan yang baru saja masuk di WhatsApp, "Mas Firman, aku sudah di dekat gerbang masjid agung kota", dari 'Aimee'.

"Baik, tunggu aku disana", sejurus kemudian Firmansyah bergegas menuju parkiran Masjid Agung Kota dan langsung menstarter motornya setelah membayar ongkos parkir. Sesampainya di luar pagar Masjid Agung, tidak jauh dari sebelah Utara gerbang terlihat seorang gadis berhijab berparas manis dengan tinggi semampai duduk diatas motor Honda Mio.

"Maaf, mas baru sampai", "Sudah dari tadi nungguinnya?" tukas gadis itu setelah keduanya bersalaman.

"Lumayan, sudah hampir setengah jam an", sahut Firmansyah sambil tersenyum kaku. "Kita langsung saja ke Masjid di sebelah tempat janjian kita, disini terlalu ramai",

"Kamu ikuti aku di belakang ya, dik? Gak perlu ngebut", tukas Firmansyah sambil terus menstarter motornya lagi meninggalkan gerbang Masjid Agung kota.

***

Seusai waktu shalat Dhuhur, di dalam Resto Banyu Bening. Tampak kedua insan sedang duduk berhadapan dengan dipisahkan sebuah meja persegi, didepan keduanya tersaji segelas kopi hitam dan jus jeruk serta sepiring Frenchfries.

"Ehm... jadi bagaimana mas, sampeyan sudah bisa memberikan jawaban sekarang?" tetiba keluar pertanyaan dari Aimee yang membuyarkan konsentrasi Firmansyah.

"Eh, ya?" "Sepertinya kita perlu bertemu dua atau tiga kali lagi dik", jawab Firmansyah.

"Mas, kamu ini serius tidak untuk berjanji menikahiku?" tanya gadis itu dengan emosi yang tertahan. Dengan menatap tajam lelaki di depannya yang sepintas terlihat acuh, dan lebih sibuk bermain gawainya.

"Masih saja kamu menanyakan hal itu?" "Yang pasti untuk saat ini aku belum ada keinginan untuk menikah!", jawab lelaki itu dengan mendengus kesal. Seketika sebagian pengunjung resto Banyu Bening terlihat menengok ke arah keduanya, agak terkejut dengan suara keras dari lisan Firmansyah. Gadis di depannya juga terlihat seperti sedikit terkejut, dan seketika menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Terdengar suara isakan tangis yang tertahan.

"Mas, aku sudah pernah merasakan dan mengalami kegagalan dalam sebuah perjodohan", "Dan pada saat awal kita bertemu beberapa waktu yang lalu, aku sempat berharap kalau mas Firman adalah jodohku yang selama ini aku tunggu", kata-kata yang dalam dan penuh emosi pun terucap dari bibir gadis berhijab di depan Firman. Untuk sesaat Firman hanya bisa diam terpaku, menunduk dengan tatapan mata yang kosong kearah gawainya. Lalu berusaha menghilangkan rasa canggung dengan menyeruput secangkir kopi di depannya, yang ternyata sudah terasa dingin dan sangat hambar.

Namun tidak berapa lama setelahnya, datanglah dua orang pasangan yang sepertinya kenal baik dengan Aimee. Seketika keduanya, Aimee maupun Firmansyah segera merubah mimik wajah mereka dan topik obrolanpun berubah. Karena pada sehari sebelumnya, Aimee tidak hanya minta bertemu tetapi juga minta ditemani untuk sebuah keperluan memasarkan produk asuransi. Hingga saat urusan mereka di resto Banyu Bening selesai, Firmansyah dan Aimee pun segera bergegas ke masjid Jami' tidak jauh dari resto, dengan mengendarai motor masing-masing.

***

"Kita langsung kerumah Abah, mas?" Tanya Aimee ke Firmansyah saat keduanya di parkiran halaman masjid Jami' setempat.

"Iya dik, kita langsung berangkat saja sekarang".

Lalu keduanya pun segera bergegas menstarter kendaraan masing-masing, meninggalkan halaman masjid Jami'.