Setelah keluar dari pesawat dan mengalami insiden kecil ia bergegas keluar bandara dan mencari taksi untuk membeli apartement dan tinggal disana sementara waktu. Saat sedang menunggu taksi melintas vanessa tidak sengaja melihat tindak kekerasan yang menimpa pasutri.
Karena hati kecil vanessa tidak tega melihat keadaan mereka yang sudah babak belur karna di hajar para perampok. Vanessa memutuskan untuk membantunya.
"Habisi mereka berdua dan segera kita ambil apa yang mereka miliki." Ucap sang ketua perampok kepada anak buahnya.
"Baik bos." Ucap anak buahnya yang berjumlah 5 orang.
"Oh aku rasa laki-laki sejati bila bertarung tidak akan main keroyokan, kecuali laki-laki yang punya kepribadian ganda." Ucap vanessa dengan nada mengejek
"Hei gadis kecil cepat pergi dari sini sebelum mulutmu aku robek." Ucap ketua preman dengan lantang
"Ayolah tidakkah kalian pikir sikap seperti ini bukan termasuk daftar pria sejati, namun termasuk daftar pria lemah." Ucap vanessa dengan tersenyum sinis
"Wah bos berani dia."
"Iya bos, kita hancurkan saja dia bos."
"Lalu kita bawa ke markas untuk bersenang-senang bos."
"Iya bos lumayan masih gadis."
Ucap anak buah preman.
Vanessa hanya menanggapi ucapan mereka dengan tatapan tajam dan tersenyum sinis.
"Ide kalian bagus juga, serang dia dan seret ke markas." Ucap ketua kepada anak buahnya. Lalu anak buahnya segera ke arah vanessa dan akan menghajar vanessa. Belum sempat pukulan atau tendangan mereka ke arah vanessa, mereka terlebih dahulu mendapatkan pukulan dan tendangan dari vanessa hingga mereka tumbang ke aspal.
Brukk.
Krakk.. brukk..
Aaa tanganku... brukkk...
Uhuk..uhukk..
Plakkk.. bug...bug..
Pukulan demi pukulan dilontarkan vanessa ke arah para preman. Ketua mereka hanya bisa melongo dan bergidik ngeri dengan kemampuan anak berumur 17 tahun ini yang mampu melawan anak buahnya yang berbadan besar.
Para preman pun tumbang dengan keadaan mengenaskan antara kaki patah,lengan patah,dan tendangan di area perut dan dada sehingga menyebabkan sesak dan mengeluarkan darah dari mulut, Melihat itu sang ketua marah dan menyerang vanessa.
"Berani nya kau gadis kecil. Sekarang kau akan mati di tanganku." Setelah ketua mengatakan itu ia langsung menyerang vanessa. Tapi berhasil vanessa tepis dengan tendangan area dada. Sang ketua geram dan mengeluarkan pistol dan membidik ke arah vanessa.
Belum sempat ia melepaskan pelatuknya vanessa sudah berada di depannya dan melilit tangannya ke belakang hingga patah dan ketua berteriak kesakitan.
Krekkkkk....
"Aaaaaa aampunn nona, ampuni saya, lepaskan saya nona, saya janji tidak akan seperti ini lagi." Ucap ketua dengan berteriak kesakitan. Mendengar itu vanessa mendorong tubuh ketua preman dengan keras sehingga tersungkur ke trotoar. Setelah itu mereka segera berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu.
Banyak orang yang melihat itu tapi mereka tidak berani membantu karna tidak memiliki kemampuan melawan para preman. Bahkan security saja takut pada para preman yang selalu membuat onar di tempat itu. Banyak pujian yang di lontarkan orang-orang kepada vanessa.
"Gadis pemberani."
"Akhirnya preman itu pergi."
"Iya mereka selalu membuat onar disini."
"Wah anak siapa itu ya, udah cantik pemberani juga."
"Ingin sekali aku jodohkan dia dengan anakku."
Vanessa tidak menghiraukan ucapan orang-orang di sekitarnya. Ia berjalan menuju pasutri korban para preman dan berniat membantunya untuk ke rumah sakit.
"Tuan nyonya mari saya bantu ke mobil anda. Saya akan mengantar kalian ke rumah sakit." Ucap vanessa karena ia tidak tega melihat keadaan pasutri tersebut yang kesakitan.
"Terima kasih nak, tidak perlu kerumah sakit, kami ingin pulang saja di obati oleh dokter pribadi kami." Ucap sang suami dengan nada lembut.
"Iya sayang tidak perlu kerumah sakit, biarkan diperiksa di rumah saja." Ucap sang istri.
"Tapi bila ada luka dalam bagaimana nyonya tuan, saya tidak tega melihat kalian seperti ini." Ucap vanessa dengan nada khawatir.
"Tidak apa-apa sayang, tapi bisakah kamu mengantar kami pulang sayang." Ucap sang istri dengan nada penuh harap karna melihat suami nya yang tidak memungkinkan untuk mengemudi.
"Baiklah kalau begitu nyonya saya akan antarkan pulang, mari tuan nyonya saya bantu masuk ke mobil." Ucap vanessa. Lalu membantu kedua pasutri untuk masuk ke dalam mobil milik mereka.
Vanessa berada di kursi kemudi lalu menjalankan mobil ke arah yang sudah mereka tunjukkan. Akhirnya mereka sampai di mansion yang megah, disana ia melihat ada para pengawal dan banyak pelayan yang berlarian ke arah mobil majikannya. Vanessa segera turun dan membantu sang istri untuk berjalan ke arah ruang tamu, dan suami nya dibantu pengawal.
"Tuan nyonya bagaimana bisa seperti ini, siapa yang berbuat ini kepada kalian." Ucap salah satu pelayan dengan nada khawatir dan sedih melihat keadaan majikannya.