Noah melihat ke arah Chika dengan santai. Noah tidak ingin memperdulikan sekitarnya demikian juga dengan Chika. Seolah – olah dunia hanya berputar di antara mereka berdua saja dan mengabaikan di sekelilingnya.
Wanita yang berada di samping Noah terus saja ingin menarik perhatian Noah tetapi Noah tidak menggubrisnya sama sekali. Noah masih menatap Chika, dia melihat wajah Chika yang kemerahan menahan amarah atau dingainnya malam? Noah semakin tertandang memandangnya. Noah tahu malam ini sangat dingin, tidak ada salahnya bermain sedikit dengan wanita ini bukan?
"Kalau kamu memang menerima didikan dengan baik berarti kamunya yang goblok bukan? Kamu tidak dapat menerima didikan itu. Apakah kamu mengakui kamu itu sebenarnya tidak cerdas?"
Pertanyaan Noah membuat Chika melongo, dia pikir dengan mengatakan neneknya sudah mendidiknya sangat baik membuat lelaki ini mundur ternyata dia malah membuat Chika semakin marah.
"Bagaimana kamu mengakui yang mana, Nenekmu yang tidak mendidik kamu dengan baik atau kamunya yang tidak cerdas?" ulangnya kembali.
"Enak saja mengatakan hal demikin, dua – duanya tidak ada yang enak didengar. Semua perkataannya menyakitkan," pikir Chika dengan marah.
"Tidak kedua -duanya, seenak kamu saja menyuruh aku memilih diantara keduanya."
Chika segera menatapnya dengan melotot. Noah yang semakin senang menggoda Chika kini mmeperhatikan wajahnya.
"Wajahnya cukup cantik, tetapi aku menyukai sorotan matanya yang hidup dan ekspresif serta gerakan mulutnya yang lucu ketika dia marah," bathin Noah dengan gemas.
Kebiasaan Chika ketika marah selalu menggigit bibir bagian bawahnya, Noah semakin bersemangat menggoda Chika ketika Chika melakukannya. Chika menatap Noah dengan kesal dan kali ini sambil meggigit bibir bawahnya lagi.
"Sekarang kamu yang terlebih dahulu meminta maaf."
Noah kembali tertawa baginya gerakan Chika bukanlah gerakan orang yang marah melainkan gerakan orang yang akan menggodanya. Noah makin tertantang untuk terus memprovokasi Chika.
"Kalau saya tidak mau kamu mau apa?" tanya Noah kembali.
Wanita yang berada di dekat Noah kembali berusaha menggamit tangan Noah dan mengajaknya segera pergi setidaknya kalau mereka tidak mau berhenti wanita itu berhasil membawa Noah pergi.
"Berhenti menarik tanganku, Kyra!" bentak Noah.
Wanita yang dipanggil Kyra itu kini menatap Noah dengan rasa tidak percaya, Noah tidak pernah membentaknya.
"Belum kenal tetapi wanita ini telah membuat Noah merasa tertarik kepadanya dan sudah berani membentakku," pikir Kyra dengan geram.
Wanita yang dipanggil Kyra itu makin tidak menyukai Chika, dan berharap setidaknya Chika menghentikan perdebatan mereka berdua. Udara semakin dingin, rasanya tubuh mereka akan membeku. Dari mulut mereka terlihat asap tipis setiap kali mereka berbicara.
"Ayo dong Icha sudahi saja, kamu mengalah saja," pinta Sany kepada Chika yang masih saja menatap Noah dengan marah.
"Kalau hanya aku saja tidak persoalan San, tapi dia membawa Almarhumah Nenek. Sudah pasti aku tidak akan menerimanya."
Mendengar perkataan Chika, Noah menyadari bahwa sosok Nenek didalam hidup Chika sangatlah penting dan Chika sekarang ingin mempertahankan kenangan itu dengan baik.
"Ada apa ini?" terdengar suara Damian yang berwibawa.
Chika segera melihat Damian karena Chika sangat menghargainya, ada sedikit perasaan cemburu di hati Noah, karena dari tadi tidak ada yang bisa mencuri perhatian Chika darinya hanya pemuda yang didepannyalah yang berhasil melakukannya.
"Kak damian?"
Wajah Chika kelihatan malu karena kemunculan Damian. Damian memperhatikan pemuda yang ada di hadapannya. Damian melihat pemuda itu sengaja ingin mempermainkan Chika, dan Damian dapat merasakan ketertarikan pemuda itu.
"Kak, tidak ada apa-apa Kak," kata Chika sambil menundukkan kepalanya.
Noah menatap Chika dengan rasa penasaran.
"Apakah pemuda yang dia panggil Damian ini kekasihnya? Wajahnya sangat tampan dan aura kepemimpinan sangat jelas di wajahnya, sepertinya wajahnya tidak asing," pikir Noah.
Noah kini memperhatikan Damian dan sementara Damian juga memperhatikannya. Damian juga mengakui ketampanan wajah pria di hadapannya dan pria ini sepertinya tertarik dengan Chika.
"Kalau tidak ada apa – apa mengapa kalian sepertinya tertahan di sini? Apakah kamu sudah memasang gembokmu?"
"Belum Kak."
Sany yang melihat gembok Chika yang terjatuh di lantai dek segera memungutnya dan menyerahkannya kepada Chika.
"Kalau tidak ada segera pasangkan gembokmu, dan kita segera pulang. Udara malam yang semakin dingin akan membuat kita sakit nanti."
Damian segera berjalan ke arah Chika dan menggandeng bahunya serta menuntun Chika untuk meninggalkan tempat itu. Melihat Damian mengajaknya Chika tidak bisa membantah lagi, Damian menatap ekspresi keberatan dari Noah.
"Permisi, kami akan segera berlalu kalau memang tidak ada masalah. Kamu tidak keberatan bukan?" tanya Damian dengan dingin.
Sany melihat wajah Damian, dan kalau sudah demikian maka tidak ada seorang pun yang dapat membantah Damian kembali. Sany juga tahu wajah dingin Damian sering kali di takuti relasi bisnisnya.
Noah akhirnya tidak dapat menolak permintaan Damian, dia akhirnya mengijinkan Damian menuntun Chika untuk berlalu dari tempat itu. Noah sebenarnya tidak menyukai jika Damian meletakkan tangannya di bahu Chika tetapi tokh Noah tidak mengenal mereka atas dasar apa dia keberatan?
Noah masih memperhatikan mereka. Noah berharap mereka akan bertemu lagi, kali ini Sang Pencipta Akan Mengabulkan permintaan Noah.
"Ayo dong Noah kita juga harus pergi."
Kyra menggamit tangan Noah tetapi Noah menepisnya dan membuat Kyra semakin jengkel. Raut wajah Noah tidak sedap dipandang dan ada rasa kesal yang membuncah di dadanya. Noah masih memperhatikan Chika memasang gembok itu dan segera berlalu dari sana, tangan Damian terus saja masih menempel di bahu Chika, sementara Sany menguntit mereka dari belakang. Damian yang sadar Noah memperhatikan mereka semakin mengetatkan rangkulannya dan dia ingin mengatakan secara tidak langsung bahwa Chika adalah miliknya dan Noah tidak mempunyai kesempatan lagi.
Apakah Noah akan menerima hal itu? Noah tidak akan tinggal diam, walaupun mereka belum saling kenal Noah yakin dia akan di pertemukan lagi dengan Chika, ketika itu terjadi dia tidak akan melepaskan Chika dan tentu saja Damian tidak mempunyai kesempatan lagi. Noah memang pemuda yang penuh tekad semua keinginannya akan terwujud karena dia adalah pemuda yang memiliki kemauan keras.
Noah juga menyadari ada hubungan antara Chika dan Damian tetapi belum sejauh itu sepertinya Damian belum menjadi kekasih Chika. Damian dapat merasakannya karena bahasa tubuh Chika tidaklah seromantis pasangan yang sedang kasmaran, melainkan seperti rasa hormat. Noah memperhatikan dari tadi Chika tidak merespon atau membalas pelukan Damian tetapi hanya diam pasrah.
Berarti Damian adalah orang yang sangat dihargai Chika dan rasa penghargaan itu sepertinya hubungan saudara atau kakak beradik, apakah Damian Kakaknya Chika? Tetapi wajah mereka sama sekali tidak mirip bahkan wajah wanita yang bernama Sany jauh lebih mirip dengan Damian daripada Chika dan Damian, Noah juga tidak yakin mereka adalah pasangan kekasih dan ada hubungan asmara diantara mereka. Noah akan membuktikannya dan ketika itu terbukti maka dia akan membuat Chika menjadi miliknya dan tidak akan melepaskannya, karena Chika telah membuat dia jatuh cinta pada pandangan pertama.