Marisa membukakan sabuk pengaman Namira. Setelah itu Namira membuka pintu mobil begitu pula dengan Marisa lalu mereka turun.
Jeni keluar dari mobil kemudian menghampiri Marissa dan Namira.
"Ini makam ayahmu?"
Jeni mengangguk. "Iya kak," jawab Jeni.
Mereka bertiga kemudian berjalan menghampiri seorang ibu-ibu yang berjualan bunga. Jenny kemudian membeli satu keranjang bunga untuk nanti ditaburkan ke makam ayahnya.
Setelah selesai membayarnya mereka bertiga menuju ke makam ayah Jeni. Semakin dekat ke arah makam Marisa semakin mengenalinya.
"Ibuku pernah membawaku ke makam ini beberapa tahun yang lalu. Dan dia bilang makam ini adalah makam saudara jauh ibuku," ucap Marisa.
"Benarkah? Lalu apakah kita saudara?" tanya Jeni. Jika benar mereka bersaudara, mungkin pertikaian antara Marissa dan Sania akan selesai. Pikir Jeni.
Marisa menaikkan pundaknya. "Entahlah aku juga tidak tau," jawab Marisa. Hanya satu orang yang mengetahui tentang masalah ini yaitu adalah tante Marisa.
