Namun sayangnya Kevin tak gentar dengan ancaman dari Sania dan ibu mertuanya.
"Kalau memang konsekuensinya harus meninggalkan rumah ini. Kevin dan Marisa ikhlas," ucap Kevin. Tidak ada keraguan saat Kevin mengatakan hal itu.
Kevin kemudian menoleh ke arah Marisa. Ia melihat istrinya itu dengan tatapan mata yang sendu. Sebagai laki-laki dia merasa terluka karena tak terpaksa mengambil keputusan gila itu. Tapi semua ini Kevin lakukan demi keadilan.
Kevin berharap Marisa menghormati keputusannya. Dan beruntungnya Marisa menerimanya.
"Maafkan aku karena harus mengambil keputusan ini Marisa," ucap Kevin. Air matanya menetes satu titik. Meskipun tadi Kevin dengan keras menahannya.
"Aku sangat setuju dengan keputusanmu ini," sahut Marisa. Senyum pada bibirnya seakan menandakan dia telah ikhlas menerimanya.