Setelah telur mata sapi buatan Marisa matang. Kemudian Marisa dan Namira makan malam bersama di meja makan.
"Masakan bunda memang lezat," puji Namira.
Padahal hanya telur mata sapi saja. Mungkin itulah cara Namira menyampaikan rasa sayangnya kepada Marisa.
"Terimakasih sayang," ucap Marisa.
"Sama-sama bunda," sahut Namira. Perasaannya yang sudah menjadi lebih baik, ditambah dengan rasa laparnya menjadikan Namira lahan makan, dan akhirnya habis.
Kalau sudah selesai makan. Namira kembali ke atas dulu saja. Biar bunda cuci peralatan makan ini dulu," suruh Marisa.
"Namira ikut ya bunda," pinta Namira.
"Tidak usah Namira. Ini kan sudah malam, sudah waktunya Namira istirahat," tolak Marisa.
"Tapi Namira belum mengantuk kok bunda. Namira mau ikut bunda," rengek Namira.
Niatnya Marisa tidak ingin membuat Namira lelah. Tetapi kalau Namira sudah memaksa seperti itu ya apa boleh buat. Marisa menganggukkan kepalanya. "Ya sudah kalau begitu," sahut Marisa.