Sania tersenyum tipis. "Kenapa aku harus melarangmu untuk ke sana. Biar bagaimanapun Marisa kan juga istrimu. Dia punya hak yang sama denganku," jawab Sania. "Lagipula kamu kan beberapa hari ini selalu bersamaku. Wajar kalau sekarang kamu ke sana," lanjut Sania.
Kevin tak seratus persen percaya. Dia menatap wajah Sania lekat-lekat. "Benar boleh?" tanya Kevin ragu.
"Memangnya aku terlihat tidak serius dengan ucapanku?" Sania bertanya balik.
Kevin kemudian percaya. "Oke. Terimakasih atas pengertianmu," ucap Kevin. Ia kemudian memeluk tubuh Sania. Pelukan Kevin ini benar-benar tulus. Dia menyukai perubahan sikap Sania. Padahal hanya pura-pura saja.
"Iya, sama-sama," sahut Sania.
Kevin kemudian dengan senyuman yang menghiasi wajahnya mengetikan balasan kepada Marisa.
Kevin : Aku akan ke sana sekarang.
"Apa Marisa sudah membalas pesanmu lagi?" tanya Sania.
"Belum,"jawab Kevin.
Tak lama ponsel Kevin bergetar lagi. Dengan semangat Kevin membaca balasannya.