Sania ketakutan dan tak bisa menjawabnya. Sementara perawat yang sedang mengganti infus Namira masih fokus pada pekerjaannya.
"Aku-aku tidak sengaja melakukan itu." Sania tubuhnya gemetar, dan menangis ketakutan. Dia sungguh merasa menyesal, dan merasa tak berguna.
Kevin terdiam. Jawaban dari Sania tak memenuhi rasa penasarannya. Lalu setelah perawat selesai mengganti infus Namira. Ia menceritakan kepada Kevin hal yang sebenarnya.
"Suster. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kevin yang masih penasaran.
"Bisa kita bicara di luar sebentar pak?" Perawat itu bertanya balik.
Kevin mengangguk. Ia lalu keluar dari ruangan Namira bersama dengan perawat tersebut.
"Tadi anak bapak infusnya telah habis, dan sepertinya istri bapak ketiduran dan menyebabkan darahnya menjadi naik," jawab perawat. Namun ketika perawat itu menyadari bahwa Sania sedang hamil tua maka dia menghimbau agar Kevin tidak menyalahkannya, karena dia melihat perubahan wajah Kevin yang menjadi marah.