"Memangnya ibu tidak punya malu mau ikut acara seperti itu?" sungut ibunya Rina. "Ya sudah, pergilah," usir ibunya Rina.
Seulas senyuman tipis terbit di bibir Rina. Akhirnya dia bisa mengunjungi Edi, setelah beberapa hari dikekang oleh ibunya tak boleh ke mana-mana.
"Terimakasih ibu. Kami pergi dulu," pamit Rina sambil meraih tangan ibunya, lalu menciumnya.
"Kalau tidak dengan Marisa mana mungkin ibu izinkan kamu pergi," sahut ibunya Rina sambil berganti bersalaman dengan Marisa.
Marisa hanya menunjukkan senyum canggung pada ibunya Rina. "Marisa pamit dulu ya tante," ucap Marisa.
Ibunya Rina mengusap lembut rambut Marisa bak anaknya sendiri. Membuat Marisa merasa berdosa karena telah membohongi wanita paruh baya itu.
"Hati-hati ya Marisa. Titip Rina. Awasi dia, jangan sampai macam-macam," sahut ibunya Rina dengan menunjukkan senyumnya yang sangat ramah.
"Memangnya Rina ini barang apa dititip titipkan segala?" protes Rina.