"Aku akan membukanya," ucap Edi. Ia lalu bergerak menuju ke arah pintu utama.
Terjadi masalah baru karena ternyata yang datang adalah Carissa. Pacar Edi. Marisa menghela napas.
"Kamu kok dihubungi susah sekali sih!" gerutu Carissa lalu menerobos masuk.
Matanya membulat ketika melihat ada Marisa si sana. Mulutnya sampai membentuk huruf O karena terkejut.
"Oh, jadi ini yang buat kamu menghindari telepon dariku?" tanya Carissa bernada marah.
"Bukan begitu. Aku bisa jelaskan." Edi berusaha meredam amarah Carissa. Tetapi sulit.
"Tolong tenang dulu. Semua tidak seperti yang kamu pikirkan," ucap Marisa masih dengan piring kotor di tangannya.
Carissa menaikkan satu sudut bibirnya. "Memangnya apa yang kupikirkan?"
"Kalian ini keterlaluan!" Dia lalu menunjuk ke arah Carissa dengan marah. "Dan kamu! Sudah ku peringatkan untuk menjauhi pacarku kan kemarin? Apa kamu tidak dengar?"