"Sakit om." Kini Namira merengek kepada Kevin.
Kevin membopong tubuh Namira, lalu mendudukkannya di sofa. Sementara Marisa mengambil obat luka serta plaster yang kebetulan ada di laci nakas. Karena Sania juga memakainya untuk menggantikan perbannya.
Dengan penuh kasih sayang akhirnya Marisa membantu membersihkan luka di lutut Namira. Ia sudah seperti ibu dari anak itu.
Sesekali gadis itu meringis kesakitan, saat Marisa meneteskan obat luka. "Sakit Tante," rengeknya.
"Oh, maaf ya. Tante akan lebih berhati-hati," sahut Marisa yang ikut meringis, seakan dapat merasakan ngilu yang Namira rasakan. Terakhir Marisa menutup luka Namira dengan plester.
"Maaf karena sudah membuat kamu repot ya Marisa," ucap Sania.
Marisa tersenyum tipis. "Aku tidak merasa seperti itu," sahut Marisa.
"Om, kapan kita pulang? Namira mau cepat pulang," tanya Namira.
"Lho, lutut kamu kan masih sakit," sahut Kevin.