Edi menautkan kedua alisnya. Lalu bertanya kepada Marisa, "kamu menertawakan apa?"
"Keningmu, ada noda hitam dari mesinku di sana," jawab Marisa berusaha menghentikan tawanya.
"Benarkah?" Edi lalu mencoba untuk membersihkan sendiri dengan tangannya, namun dicegah oleh Marisa.
"Jangan!" seru Marisa.
"Wajahmu bisa bertambah kotor kalau kamu mengelapnya dengan tanganmu."
"Aku akan ambilkan tisu," lanjut Marisa. Setelah itu ia membuka pintu mobil lalu mengambil tisu.
Saat Edi ingin mengambilnya dari tangan Marisa. Marisa buru-buru menahan tangan Edi.
"Tunggu!" Marisa menepis tangan Edi.
"Biar aku yang melakukannya," lanjut Marisa. Ia lalu mengelap keringat yang ada di kening Edi.
Tubuh Edi mematung karena merasa grogi. Wajahnya berubah menjadi memerah seperti tomat rebus karena malu. Edi buru-buru memalingkan wajah untuk meredakan detak jantungnya.
Marisa yang kemudian sadar menjadi canggung. "Maaf, tadi-aku hanya ingin membantumu saja," ucap Marisa.