Namira mengangguk. Ia lalu mengusap air matanya dengan telapak tangannya. "Mau bunda," sahut Namira.
Marisa meraih tisu yang ia letakkan di atas nakas. Lalu menyeka air mata Namira yang masih tersisa.
Namira kemudian memeluk tubuh Marisa. "Terimakasih bunda," ucap Namira dengan tulus.
"Sama-sama sayang," sahut Marisa. Matanya sudah sangat mengantuk, tapi dia rela bertahan demi Namira bisa tidur.
Kevin yang tidak tega Marisa mengipasi Namira sampai tidur lalu memutuskan untuk menemani Marisa dengan tidur di kamar Namira malam itu.
Malam semakin larut, Marisa kemudian berhenti mengipasi Namira karena dia pikir Namira sudah terlelap. Namun ternyata tidak. Ketika Marisa berhenti Namira tersadar dan terbangun.
"Bunda panas," keluh Namira tanpa membuka matanya. Keringat mengucur deras pada seluruh tubuh Namira.
"Iya sayang. Bunda kipasin lagi ya," sahut Marisa sambil menggerakkan kipas di tangannya lagi.