Aku berada di sini hanya untuk berbicara denganmu tentang serangan yang telah dilakukan suamimu. Terlihat matanya langsung menyipit lalu aku mengangguk dan menyeka mataku untuk mendapatkan bagaimana efeknya. "Aku minta maaf." Kataku dengan suara yang sangat terdengar rapuh. "Menurutku sekarang bukanlah saat yang tepat." Aku membiarkan air ini mata mengalir di pipiku dan menutupi wajahku dengan tangan. "Apakah kamu bisa kembali?"
"Aku hanya perlu menjawab beberapa hal. Ada seorang saksi di tempat kejadian, seorang lelaki tua yang kesal tidak bisa mendekati Kamu. Dia sedang duduk di mobilnya dengan kaki di dalam bagasi โ karena patah tulang โ menunggu istrinya mendapatkan sesuatu dari unit mereka di dalam gedung. Kami tahu Kamu dan suami Kamu diserang. Pihak lain sudah meninggal. Kami memiliki beberapa pertanyaan lebih lanjut. Hanya perlu beberapa menit. "
"Aku tahu, tapi ... sepertinya aku tidak bisa bicara sekarang." Terima kasih, saluran air.
Dia mengerutkan kening di arlojinya.