Chereads / Sang Dewa Kemarahan / Chapter 1 - part 36

Sang Dewa Kemarahan

Nozi_2997
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - part 36

******

"Jadi ini metode baru dari mereka, saat pertama kali portal itu terbuka hanya ada satu juta prajurit malaikat yang keluar lalu di tidak berselang lama, muncul portal untuk kedua kalinya dan keluar dua juta prajurit malaikat, setiap portal yang terbuka maka akan keluar jutaan malaikat yang dimana jumlahnya sesuai dengan urutannya" Ujar Retha.

Disisi lain.

"Kita harus bekerja sama melawan mereka, kalau seperti ini terus maka akan sulit" Ujar Jevan dan Slojaer mengiyakannya.

Mereka berdua maju secara bersamaan dan tiba-tiba berada di belakang Retha, petir Slojaer terarah tepat ke leher Retha dan tendangan dari Jevan ke jantung Retha, hal ini bertujuan untuk memisahkan Radesh dan Retha bersama.

Serangan mereka mengenai Retha secara telak tapi tiba-tiba saja perut Jevan dan Slojaer terlubangi tanpa disadari oleh mereka.

Retha beregenerasi dengan cepat seolah tak terjadi apa-apa.

Lalu Jevan dan Slojaer mundur 4 kilo meter, berbagai rudal dan tembakan melewati mereka dan beberapa prajurit Eduart yang hendak menyerang di tahan oleh malaikat yang lainnya. Mereka memulai regenerasi mereka masing-masing sambil merasakan rasa sakit.

"Sejak kapan dia menyerang?" Tanya Slojaer terkejut.

"Wajar saja kita menyerang yang satunya maka yang satunya lagi menyerang balik kita" Ujar Jevan melihat Radesh

Lalu kerumunan malaikat mendatangi Slojaer dan Jevan.

"Apa anda perlu bantuan"

"Apa kami yang akan mengurus satunya dan kalian berdua yang mengurus wanita kecil itu"

"Aku berharap pada kalian" Ujar Slojaer

Ada sekitar 150 malaikat tingkat tinggi yang akan menyerang Radesh.

"Apa lagi sekarang" Tanya Radesh.

Radesh melihat gerombolan malaikat datang ke arahnya, Radesh mengadakan tangan ke depan untuk menyerang.

Salah satu dari mereka menangkis serangan Radesh dengan sekuat tenaga, dan memberi jalan ke pada yang lainnya. Sekarang malaikat tersebut pun terbelah menjadi dua dimana satu berjumlah 60 dan satunya berjumlah 90.

Walau terpisah 500 meter mereka tetap dalam strategi awal mereka, salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah benda yang di gunakan sebagai pijakan seperti papan seluncur di tambah dengan pendorong, lalu yang satunya mengeluarkan panah dan 3 orang di belakangnya menegangkan pundaknya, dia menembakkan panah tersebut tepat ke arah Radehs, panah tersebut menjadi besar dalam sesaat dan berputar dengan kencang seperti mata bor membelah hambatan yang ada, saat jarak panah dan Radehs berada pada kisaran 40 meter tiba-tiba saja panah itu melesat kencang seperti terdorong oleh pelontar yang kuat (anak panah yang semulanya tadi sekarang sudah besar seperti tombak)

Anak panah tersebut menembus jantung Radehs.

Semua penahan yang di ciptakan Radehs hilang begitu saja namun salah satu dari 150 malaikat tersebut mati.

"Kau menyerap tamengku, itu sama saja dengan bunuh diri" Ujar Radehs kepada malaikat yang mati tersebut, namun Radehs juga terkejut.

"Aku mengembangkan panah ku setelah mendengar informasi mengenai jurus asli dari si musuh seluruh mahluk, memang tidak sekuat dirinya tapi aku terus mengembangkan nya hingga sampai ke tahap sekarang ini" Ujarnya.

Tubuh Radehs tak bisa bergerak, ternyata panah tadi selain menembus juga menyebarkan serbuk kecil yang semakin lama membesar di dalam tubuh Radehs lalu memanjang dan menahan pergerakan otot dan juga tulang tulang Radehs.

"Sekarang!!!!!"

Semuanya mengeluarkan kemampuan terbaiknya lalu menyerang Radehs bertubi-tubi hingga salah satu dari mereka mengoyak tubuh Radehs lalu mencincangnya hingga tangannya putus, namun tangan Radehs yang putus menyentuh tubuhnya. Kondisi dirinya dan Radehs pun terbalik Seketika. Walau malaikat tersebut bisa bere-generasi tapi dia merasa regenerasi nya adalah yang terakhir kalinya.

"Jadi harus menggunakan jarak"

"Fokus pada tangannya jika tersentuh maka luka darinya akan berpindah ketubuh kita"

Sudah 20 orang yang menyerang Radehs masih banyak orang di depannya.

Radehs melesat dengan kencang menabrak semuanya seperti banteng yang mengamuk, walau melewati dari samping musuhnya saja, maka musuh tersebut akan hangus terbakar oleh api dan musnah seketika.

Jumlah mereka berkurang dengan cepat tapi masih terus bertambah pengganggu yang lainnya.

Para prajurit yang di pimpin oleh malaikat tinggi tersebut juga tidak tinggal diam mereka juga ikut membantu sebisa mungkin karena mereka unggul dalam jumlah melawan eduart yang tersisa.

Disisi lain terdapat bebatuan-bebatuan angkasa yang menyebar di sana-sini, tempat tersebut adalah area pertarungan Retha melawan Jevan dan Slojaer.

Hanya mereka bertiga, jika ada yang lainnya ikut campur maka batu angkasa akan menghimpit nya hingga hancur lebur.

Jevan dan Slojaer saling mendekatkan punggung mereka berdua di balik ribuan batu angkasa yang besar, yang mereka dengar adalah suara tawa riang anak kecil yang berpindah dari sudut ke sudut. Mereka mengerti jika hal menghancurkan semua batu angkasa itu hanyalah kesia-siaan belaka karena bagi Retha jangakan ribuan, jutaan batu yang di hancurkan jutaan kalipun adalah hal kecil baginya. Sedangkan bagi jevan dan Slojaer, menghancurkan ribuan batu tersebut walau hanya sekali maka akan menguras banyak tenaga mereka. Satu batunya hampir berukuran 1 dunia yang besar( 2 bumi)

"Disana" Ujar Jevan menunjuk ke arah selatannya lalu Slojaer menyerang dengan kekuatan petirnya.

"Duammm" 15 batu angkasa hancur.

"Aku tau jika kalian di juluki sebagai tetua karena pengalaman tempur dan juga kalian adalah orang-orang yang selamat dari medan perang puncak 800 triliun tahun yang lalu, tapi dari yang pengalaman masih ada yang lebih berpengalaman, aku tidak tahu harus menyebutmu bodoh atau apa, menyamakanku dengan mahluk era baru yang sering menggunakan tempo dalam serangan, kau mengira tempat suara itu berasal maka disitulah aku berada maka itu salah besar, setiap batu ini adalah jiwaku, tidak ada inti dan tidak ada apapun, jika kau ingin menemukanku maka kau harus menghancurkan batuan ini" Ujar retha dengan menggema.

Seluruh batu angkasa itu pun lansung bergerak berputar mengitari Jevan dan Slojaer. Semakin lama semakin cepat seperti gasing yang saling beradu dan menghasilkan kan banyak percikan api.

Mau tidak mau maka keduanya harus keluar dengan kondisi terhimpit ataupun hancur akibat hantaman batu angkasa.

Melihat hal itu, membuat sebagian pasukan malaikat terfokus pada batuan besar Retha, tanpa basa basi, ribuan bintang zora pun menuju batu angkasa milik Retha, tapi sebagian darinya di halau oleh pasukan eduart yang tersisa dan juga ratusan batu angkasa juga ikut menghantam balik bintang zora.

Sebuah pesawat perang luar angkasa milik Sekutu malaikat pun berubah menjadi sebuah bor, lalu di lapisi pelindung yang kuat, dengan tambahan turbo, benda bernama Xaintrik itu pun lansung menghujam bebatuan angkasa dengan cepat.

Sedangkan berbagai senjata tembak raksasa lainnya juga ikut menghantam bebatuan tersebut.