Chereads / Sang Dewa Kemarahan / Chapter 2 - part 37

Chapter 2 - part 37

"Duammm duaaaanmm duaammm"

Berbagai serangan berfokus pada satu titik seolah membuat sebuah lubang untuk membebaskan jevan dan juga Slojaer yang merupakan ujung tombak pertarungan saat ini.

"Rasanya seperti di gelitik" Ujar Retha.

Tak lama kemudian dia membuat batu angkasa menjadi sebuah dinding di lubang serangan yang di buat oleh pasukan malaikat dan sekutunya.

Tapi jevan dan Slojaer telah lebih dulu lolos dari sergapan batu angkasa, namun batu angkasa mengarah ke xaintrik dan menghancurkannya dan ke arah serangan dari yang menyerangnya tadi, tak ada yang dapat menghindar sedangkan jevan dan Slojaer juga tak mampu menyelamatkan tidak lebih dari sebagian pasukan malaikat yang di serang.

"Bagaimana, apakah persediaannya telah siap" Tanya Slojaer.

"Sudah, tidak lama untuk menyiapkannya hanya 30 menit saja"

"Tapi bagi kami itu seperti sebuah pertarungan yang tidak berujung" Jawab Slojaer lagi.

"Kau tidak perlu mengeluh karena dengan ini maka keseimbangan dari mereka akan tergoyahkan jika salah satunya tidak ada"

"Semuanya yang berada dalam jangkauan 300 kilometer dariku pusatkan serangan kalian dengan serangan jarak jauh menuju batuan keras, kita akan menahannya disini, walau kita matipun kita akan tetap hidup dengan menyelamatkan banyak nyawa, jangan gentar pasukan ku! " Tegas Slojaer dan semua pasukan malaikat dan SekutuĀ  yang mendengar merasakan rasa semangat dan mereka pun berteriak keras mengusir keganduhan yang mengganggu sejak pertarungan tadi.

Lalu Retha tiba-tiba tersadar akan sesuatu hal aneh, sejak pertarungan tadi mereka terus berada di wilayah yang sama tidak berpindah tempat ke tempat yang jauh.

"Kau memang maha tau tapi kau bukanlah peramal dan bahkan tidak ada ramalan yang benar" Ujar Slojaer mengarah kepada Retha.

Retha segera menteleportasikan Radehs ke dekatnya.

Radehs terbatuk-batuk dalam keadaan sekarat.

"Kenapa aku bisa berada disini, aku akan menghancurkan semuanya" Ujar radehs dengan tubuh yang hangus, seluruh tubuhnya sudah tak mampu lagi bergerak tanpa paksaan.

"Tubuhmu masihlah tubuh manusia yang lahir dengan rapuh, kau butuh tubuh baru, tubuh bagaikan zirah yang tak tembus bila di hujani ribuan tombak dan jutaan panah, tubuh yang terbuat dari jiwa yang mati secara menderita, seandainya si pandai besi jagat raya masih ada dia pasti akan kagum melihat Tekadmu dan akan membuat tubuh yang membuat dirinya sendiri kagum" Ujar Retha.

"Mereka amat sangat menjengkelkan biarkan aku menghancurkan semuanya Retha, biarkan semua ini selesai" Pintar Radehs sambil terbatuk batuk.

Tiba-tiba terciptalah sebuah sonar yang membentuk bulatan, lalu bulatan itu berwarna hitam dan menghimpit Retha dan Radehs

"Ah rasanya nostalgia sekali" Ujar Retha ceria.

"Dengan ini sudah berakhir, walau hanya satu tapi keseimbangan mereka akan goyah dan para pasukan malaikat akan menang dan membuat jagat raya damai seperti semula"

**********

Lorn berjalan menyusuri padang rumput yang indah, dengan berbagai warna yang bisa mendamaikan hati yang melihatnya.

Angin sepoi datang menambah suasananya yang seharusnya damai malah menjadi mengkhawatirkan.

"Dianna apa kamu yakin mereka bisa?" Tanya lorn

"Keraguanmu adalah kebenarannya, walau yang mereka lakukan sama, yakni hanya berupa wujud tapi ukurannya yang berbeda, mereka akan sadar jika yang mereka lakukan bukan hanya meredam kehancuran jagat raya melainkan tambah memperparah"

**********

Bulatan itu akhirnya terhenti, semua yang melihat terkejut begitupun dengan Slojaer dan Jevan.

Lalu semakin meluas seolah daya penekanan kalah dengan daya tolak dari dalam.

Retha dan Radehs keluar.

"Pertarungan yang tidak ada habisnya dan juga tidak ada artinya untuk kita terus bertarung" Ujar Retha dan sekitarnya berubah menjadi warna merah yang terang benderang

"Tidak kusangka padahal itu adalah segel yang di kembangkan dari waktu ke waktu, sangat banyak tenaga dan pikiran yang di kuraskan untuk itu sebagai teknologi paling Muktahtir, apa apaan ini"

"Tidak ada tempat untuk kabur, kalian berdua akan terkepung" Ujar Jevan.

"Kalian berdua salah satu dari yang selamat kan, kalian pasti pernah mendengar tentang cerita dunia bawah" Ujar Retha membuat Slojaer dan juga Jevan terkejut, mendengar Retha membuat topik tentang dunia bawah membuat bulu kuduk mereka merinding.

"Apa maksudnya" Tanya Radehs.

"Di dunia bawah, jika kau membuat wilayah kekuasaan, maka akan banyak mahluk yang akan datang lalu menghancurkan wilayah kekuasaanmu, itu sangatlah sulit karena yang terkuat tidak akan selalu sama, tapi di era dulu ada empat mahluk dari dunia bawah yang mampu melakukannya, bukan malah mempertahankan tapi malah semakin meluas dan tepatnya itu di ruang kehampaan"

"R-ruang kehampaan" Slojaer terbata-bata tapi dia masih ingat akan satu hal buruk yang pernah terjadi.

"Benar di ruang kehampaan, walaupun dunia bawah adalah milik dewa kedengkian tapi mereka berempat tunduk padaku, bersumpah setia melayani kami sebagai sang penguasa jagat raya, AKU PERSEMBAHKAN PADA KALIAN 4 PENGUASA DUNIA BAWAH"

4 ruang teleportasi raksasa yang berbentuk lancip pun terbuka menghadap ke berbagai 4 sisi (seperti tanda tambah) dan Retha di tengah-tengah mereka semua.

Slojaer menuju mulut dengan tangannya seolah tak menyangka, Jevan pun lansung memikirkan situasi terburuknya. Sedangkan yang lainnya pada bertanta-tanya mahluk apakah itu yang besarnya setinggi 50 dunia dengan berbagai bentuk organ tubuh yang tak bisa di bayangkan dan menyeringai seolah mereka senang.

4 penguasa pun tunduk menunjukkan rasa hormat pada Radehs.

"Beri mereka perintah Radehs" Ujar Retha.

"Aku tak ingin apa-apa selain KEHANCURAN" Tegasnya.

"Cavien" Ujar Retha.

Mahluk itu pun bangkit, tubuhnya kekar bak dewa Yunani, otot-otonya terpahat rapi dan gagah, ujung jari dan kakinya terdapat kuku yang rajam dan tulang rusuknya bukan kedepan melaikan ke belakang menembus punggungnya, wajahnya menyerupai singa bercampur beruang. Tapi mempunyai tanduk panjang seperti banteng.

Dia menerjang kedepan dengan kecepatan cahaya, dengan sekali tendangan dia menghempaskan jutaan malaikat.

"Vous" Ujar Retha.

Mahluk itu bangkit, kakinya seperti kaki kambing, tubuhnya kurus membaluti tulang tanpa isi, mempunyai 6 mata dan 2 nya berada di masing masing tangannya, telinganya lancip seperti goblin, di berbagai tubuhnya terdapat tulisan-tulisan yang merupakan kutukan bagi siapapun yang membacanya, wajahnya mempunyai moncong seperti aligator tapi bergigi seperti anjing, saat dia membuka mulutnya, gelombang api menyebar bagaikan stunami yang bercampur dengan badai membakar banyak pasukan malaikat serta sekutunya tak hanya itu semua malaikat yang membaca tulis di tubuh vous berubah menjadi batu lalu hancur berkeping-keping, dia menyeringai dengan senang karena banyaknya teriakan kesakitan.

"Lovaza" Ujar Retha.

Mahluk itu bangkit, tidak mempunyai kaki dan bergerak dengan perutnya seperti ular, sisiknya keras seperti zirah, panjangnya amatlah sangat panjang (12 kali bolak balik bumi), nafasnya sangatlah panas dan mampu menyemburkan nafas yang merupakan badai asam yang bisa melarutkan tubuh siapapun yang mengenai, ia tampak seperti naga biasa tapi dengan panjang dan kemampuan asamnya dia melarutkan jutaaan pasukan malaikat.

Tapi itu semua kemampuan aslinya, di dunia bawah dia di kenal dengan tubuh yang lebih besar seperti dua akar yang saling melilit satu lainnya dan berputar ke arah berlawanan persis seperti mesin giling lalu dengan sisiknya yang keras nanti runcing hal itu bisa mencabik-cabik musuhnya.

"Yang terakhir aruna"