Prolog
Aku anak satu-satunya orang tuaku. Kehidupan orang tuaku tidak kekurangan, bisa dibilang cukup. Walau penghasilan bapakku mungkin hanya pas-pasan. Tapi aku bersyukur kami semua masih bisa makan secara layak dengan sayur dan lauk seadanya.
Aku anak kebanggaan orang tuaku. Karena selain aku anak semata wayang mereka, aku juga termasuk anak yang cerdas dan selalu ceria apapun keadaanku. Aku bangga bisa memberikan semua hasil jerih payah belajarku kepada mereka. Buktinya dengan berbagai prestasi yang aku dapatkan. Baik prestasi lomba akademis mewakili sekolah, maupun prestasiku di kelas. Sampai sekarang ketika kuliah, aku sering mengisi seminar ringan untuk promosi kampus.
Aku selalu mendapatkan juara 1 di kelas dari sejak aku masih SD. Bahkan sampai di bangku kuliah, aku masih bisa mempertahankan nilai terbaikku.
Aku selalu berusaha menjadi anak yang patuh dan mengerti keadaan orang tuaku. Tidak meminta berbagai hal yang menyusahkan bapak dan ibuku. Bahkan aku sangat jarang meminta uang saku jika ibuku tidak memberikannya.
Alasan lainnya karena aku memang sering mendapat uang saku tambahan dari hasilku membantu para dosen dan menjadi guru untuk teman-teman mahasiswa yang lain.
...
Ketika masih sekolah, suatu peristiwa membuat aku mengalami penurunan kesehatan secara drastis. Bapak dan ibuku akhirnya memindahkan aku ke sekolah di desa. Kampung halamanku, tanah kelahiranku. Sebenernya aku tidak mau. Tapi kekhawatiran bapak dan ibuku membuat aku menyetujui permintaan mereka.
Bukan karena malu yang menjadi alasan aku tidak mau pindah ke sekolah di desaku. Tapi lebih tepatnya aku tidak mau mengingat masa lalu SD ku yang masih melekat dengan erat dan tidak bisa aku lupakan sampai sekarang.
Aku memang anak yang mempunyai ingatan di atas rata-rata diantara anak sebayaku. Bahkan aku masih mengingat kejadian apa yang aku alami saat aku masih TK sampai sekarang. Hanya saja kebanyakan peristiwa yang aku ingat adalah masa lalu ku yang buruk.
Aku termasuk anak yang tidak banyak tingkah. Sehingga membuatku banyak ketinggalan informasi untuk sesuatu yang gaul diantara teman seumuran denganku. Karena aku memang jarang memegang hp. Setiap hari selalu aku habiskan untuk belajar dan belajar.
Disaat teman-temanku sudah banyak yang melihat bagaimana hubungan pacaran remaja jaman sekarang, aku masih asyik dengan dunia membacaku. Ketika mereka sudah terbiasa menonton film yang menampilkan hubungan suami-istri, aku bahkan tidak paham apa yang dilakukan pasangan suami-istri yang katanya indah saat malam pertama.
Tak jarang dari teman-temanku yang menceritakan apa yang mereka lihat padaku. Ya, aku hanya meresponnya dengan tertawa saja. Namum jujur, aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku hanya sekedar menjadi pendengar yang baik saja.
Kenyataan yang terjadi, aku tidak tahu maksud perkataan mereka semua. Yang katanya mereka melihat bersama-sama jika seorang wanita bisa menikmati ketika berhubungan dengan seekor Anjing, aku masih menerka apa yang dilakukan wanita itu dengan anjing yang dimaksud.
Sekarang, aku bukanlah seorang Rezka Ismaney yang bisa membanggakan kedua orang tuaku. Aku harus terjerumus kedalam lembah hitam yang tak pernah aku duga sebelumnya.
Menjadi pemuas nafsu pria dengan kedok cinta dan ingin hidup bersama. Dengan serangkaian keindahan yang ditawarkan. Manis yang dijanjikan. Cinta suci yang butuh pembuktian.
Semua itu sungguh sangat menyesatkan. Surga dunia yang terbungkus nafsu sesaat. Untuk menyalurkan hasrat dengan memakai alasan berlandaskan bukti kesetiaan cinta.
Entahlah, memang aku yang terlalu bodoh. Atau aku yang memang menginginkan belaian tapi terbalut sikap sok lugu yang melekat pada diriku.
Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada hidupku ini. Mengapa semua yang aku rasakan hanyalah kepahitan. Tapi dilapisi oleh pelangi indah menggoda. Seakan-akan sangat merugi apabila melewatkannya.
Kini aku mengerti, kenapa ibu temenku selalu menasehati kami dengan kata-kata yang sama berulang-ulang saat duduk di kantin sekolah.
"jangan pernah menyerahkan yang satu itu untuk pacar, apapun alasannya. Yang satu itu bener-bener harus dijaga".
Dan aku merasakannya sendiri. Sampai sekarang aku masih menyesalkan apa yang aku perbuat dulu. Bayangan manis yang di gambarkan, ternyata lebih pahit yang aku rasakan.
Sekarang aku lebih dari kata menyesal telah melakukan itu dulu. Tapi apalah dayaku. Aku tidak bisa memutar waktu. Aku tidak bisa mengambil kembali apa yang telah hilang. Penyesalan memang selalu datang di akhir.
Berkali-kali?.
Entahlah. Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya. Tapi inilah yang terjadi pada hidupku. Menjadi pemuas nafsu para pria yang tidak hanya sekali aku lakukan.
Sungguh, aku sangat muak menjalani hidupku yang sekarang. Berperilaku baik, tapi dalam diriku sangat busuk dari mereka semua yang bersikap sedikit tidak benar.
Tapi semua kebusukan yang aku lakukan masih terbungkus sangat rapi dibalik sikap ramah dan ceria yang aku miliki. Aku bersyukur, Tuhan masih memberikan kesempatan dan waktu untukku memperbaiki segalanya.
Memperbaiki?. Aku bahkan sangat geli mengatakannya. Bisakah seluruh perbuatan bejat yang aku lakukan diperbaiki?
Jika aku diperbolehkan untuk meminta. Aku hanya ingin meminta satu hal pada Tuhan. Aku ingin semuanya kembali seperti semua. Sudah cukup dengan aku menjadi kutu buku. Daripada aku yang menjadi pemuas nafsu mereka seperti sekarang.
Aku hanya ingin meminta satu hal itu padamu, Tuhan. Memutar waktuku kembali kemasa lalu. Lebih baik aku yang menjadi target Bullying. Dari pada aku yang menjadi target pembuangan sperma.
Tapi apakah itu bisa?
Mustahil. Itu sungguh sangatlah mustahil. Semua masa yang sudah dilalui, tidak akan bisa diputar ulang. Semua perbuatan baik dan buruk yang sudah kita tanam, akan kita petik hasilnya dimasa kini, esok, atau nanti.
Maafkan aku bapak, maafkan aku ibu. Aku sudah menjadi anak yang sangat mengecewakan untuk kalian. Aku sudah melanggar batas-batas Tuhan.
Maafkan aku yang hanya bisa menjadi cangkang kosong tanpa isi. Maafkan aku yang menjadi kesing mulus dengan kualitas bongkar pasang.
Yakinlah satu hal bapak, ibu. Aku selalu mencintai kalian. Aku ingin menjadi anak yang berguna dan bermanfaat di sisa umurku yang sekarang.
Aku selalu berdoa, semoga Tuhan akan memberikan kalian umur yang dipanjang. Dan melimpahkan kebahagian yang sebesar-besarnya kepada kalian.
Aku yakin Tuhan akan selalu berbaik hati memaafkan segala kesalahan manusia jika kita benar benar menyesalinya. Semoga itu berlaku juga untukku yang berdosa ini. Sekali lagi Aku selalu mencintaimu bapak. Aku selalu mencintaimu ibu.
Inilah kisahku. Kisah cinta berujung dosa. Kisah kelam seorang Rezka Ismaney. Sang gadis pemuas nafsu.
***
Perjalanan menuju usia dewasa adalah tempat masa pubertas paling tinggi yang di alami seluruh remaja di manapun. Masa penasaran yang sangat tinggi dengan lawan jenis, dan terhadap segala hal yang baru dia temui. Begitu pun yang di rasakan oleh Rezka.
Hal yang bahkan tidak pernah dia lihat di hp atau di manapun, dilakukan olehnya. Rezka menyerahkan mahkotanya pada sang pacar. Tanpa dia pikirkan bagaimana masa depannya nanti.