***
Flashback on.,
Samarinda, Kalimantan Timur.,
Kamar kost.,
Sore hari.,
Seorang gadis sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahhnya. Dia baru saja pulang kuliah sekitar 30 menit yang lalu. Setelahnya, dia langsung membuka buku mempelajari kembali pelajaran yang di berikan oleh dosen tadi. Kemudian dia akan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosennya.
Selalu seperti itu siang hari yang dia lalui di kota tempatnya menimba ilmu. Hidup jauh dari orang tua membuat gadis itu tidak ingin menyia-nyiakan kerja keras bapak dan ibunya di kampung. Belajar yang rajin dan mendapatkan prestasi di kampus, adalah prioritasnya untuk membuat kedua orang tuanya bangga.
Dia sadar, dia berasal dari keluarga yang sederhana. Karena itu, prestasi di kampus yang bagus adalah penunjang untuk mendapatkan beasiswa.
Ddrrtt ... Ddrrtt.,
Ddrrtt ... Ddrrtt.,
Ponselnya berbunyi. Pesan dari seseorang mengalihkan perhatiannya dari buku yang sedang dia pegang.
"Sayang, nanti malam kita jalan ya. Aku kangen sama kamu." Isi pesan yang tertera disana. Pengirimnya adalah kekasih gadis itu.
Mendapatkan pesan dari pria yang menjadi kekasihnya, membuat senyum manis gadis itu terbit di bibirnya. Dengan segera, dia membalas pesan sang kekasih.
"Tapi tadi malam kita udah ketemu," balas gadis cantik itu. Lalu dia kembali membaca bukunya.
"Ya kangen setiap hari memangnya enggak boleh?" tanya kekasihnya diakhiri emoticon sedih.
Membaca pesan itu, tentu saja membuat hati gadis yang masih mengalami pubertas tinggi itu berbunga-bunga. Dengan senyuman bahagianya, dia mengetik pesan dengan cepat. Tidak mau membuat pria di ujung sana menunggu terlalu lama.
"Ya bolehlah. Kenapa pula enggak."
"Oke nanti malam kita jalan," balasnya. Lalu tidak lama suara ponselnya kembali berdering.
"Nanti malam aku jemput jam 7 ya," balas kekasihnya dengan gambar bahagia di belakangnya.
"Iya. Sekarang aku siapkan dulu tugasku. Biar nanti malam kita enak perginya." Tulis sang gadis.
"Ya udah. Siapkanlah tugasmu. Belajar yang rajin ya, Sayang. Calon ibu dari anak-anakku."
"Muach," balasan pria itu membuat senyum gadis cantik yang membacanya semakin mengembang.
Lalu dia dengan cepat menyelesaikan tugas kuliahnya. Setelah itu, mencuci piring dan pakaian kotor sekaligus mandi.
"Rezka! Pinjam sepeda motor ya? Mau beli nasi," teriak seorang perempuan yang menjadi teman satu kostnya.
Didalam kamar mandi, gadis cantik bernama Rezka itu membuka suaranya dengan berteriak juga.
"Iya! Ambil aja kuncinya di atas lemari."
.
Rezka ismaney, anak semata wayang dari pasangan Amrez Sugino dan Tika Rahmani. Gadis cantik berumur 21 tahun dengan tinggi badan semampai, warna kulit yang eksotis, rambut panjang yang lurus indah. Memiliki badan yang berisi, cerdas ceria dan selalu semangat dalam hal apapun.
Rezka melanjutkan pendidikannya di kota Samarinda, Kalimantan Timur. Karena dia ingin menempuh pendidikan di kampus favorit impiannya. Selain itu, alasan lain yang tidak dia ungkapkan adalah karena kekasihnya juga berkuliah di kota yang sama.
Bisa dibilang, Rezka sangat menyayangi kekasihnya. Karenanya dia tidak bisa jauh barang sedikit saja dari pria itu. Dia rela hidup jauh dari orang tuanya demi dua hal itu yang sama-sama dia sukai.
Armadoni perwira. Biasa dipanggil dengan sebutan Doni. Pria berumur 21 tahun yang sudah menjadi kekasih Rezka selama 3 tahun ini. Mereka menjalin kasih ketika masih berada di bangku sekolah menengah atas. Mereka teman sekelas saat masih SMA. Kecerdasan yang dimiliki Doni dan Rezka, membuat banyak orang yang mendukung hubungan mereka.
Hingga sampai sekarang mereka sudah memasuki bangku kuliah, jalinan kasih mereka masih terus berlanjut. Bedanya, sekarang Doni berada di kampus yang berbeda dengan Rezka. Doni berada di universitas swasta, sedangkan Rezka berada di universitas negeri.
.
Rezka sudah siap untuk pergi jalan dengan kekasihnya. Menggunakan stelan jeans berwarna biru tua, dan kaos ketat berwarna biru muda. Sehingga menampilkan lekukan tubuhnya yang memang bagus dan berisi. Rambutnya dia di ikat ekor kuda menampakkan lehernya yang jenjang.
Tidak sedikit dari teman-temannya memandang iri terhadap Rezka. Karena menurut mereka Reska termasuk gadis yang sempurna. Sudah pintar, cantik, dan memiliki tubuh yang ideal. Tapi sayangnya, Rezka memiliki pacar yang jauh dari kata tampan menurut mereka. Tapi, apa daya mereka. Rezka menyukai pacarnya yang bertampang sangat pas-pasan itu.
Teman laki-laki di kampusnya harus memendam rasa kecewa. Karena status Rezka yang sudah memiliki kekasih. Dan Rezka menjadi gadis setia yang tidak mau menusuk kekasihnya dari belakang. Sehingga kesempatan mereka untuk menjadi Rezka tertutup rapat.
"Ayo, Sayang," ucap Doni yang baru saja tiba didepan halaman kost tempat tinggal Rezka.
Rezka, melihat kekasihnya sudah datang, dia tersenyum senang. Menganggukkan kepalanya, Rezka naik ke sepeda motor milik Doni. Mereka pergi jalan-jalan menikmati malam di kota Samarinda.
"Makan dulu ya, Sayang."
"Kamu sudah makan belum?" tanya Doni.
Lalu sebelah tangan kirinya kebelakang menarik kedua tangan kanan dan kiri Rezka agar memeluk dirinya. Rezka memang jarang berboncengan memeluk Doni, jika pria itu tidak memintanya. Rezka lebih sering meletakkan tangannya di kedua pahanya.
"Aku udah makan tadi pulang sekolah. Sekalian habisin sayur sama masih yang masih sedikit," jawab Rezka sembari tersenyum dengan memeluk dari belakang pria yang sangat di sayanginya itu.
"Ya itu sama aja belum makan sayangku."
"Gimana si," ucap Doni seraya membawa tangan kiri Rezka keatas untuk di ciumnya.
Rezka terkekeh mendengar candaan ringan Doni. Semuanya, apapun yang berhubungan dengan Doni pasti akan membuatnya tertawa bahagia. Sekecil apapun perlakuan manis Doni, selalu membuat Rezka berbunga-bunga.
"Ya aku kan jawab jujur. Enggak ada yang aku tutupi," ucap Rezka lalu mengeratkan pelukannya pada Doni.
"Ya sudah. Kita makan dulu, habis itu baru kita lanjut jalan-jalan. Biar punya tenaga," ucap Doni menggoda Rezka.
Mendengar perkataan Doni, tentu saja rezka tahu apa maksud pria itu. Dia tersenyum malu lalu mencubit ringan perut Doni yang sedang dipeluknya.
"Memangnya mau ngapain, kenapa harus punya tenaga segala?" ucap Rezka menanggapi berpura-pura tidak mengerti. Tapi masih tetap, senyum cantik diwajahnya masih terukir sepanjang mereka diperjalanan.
"Kamu memang enggak tahu atau pura-pura enggak tahu?"
"Kalau kamu enggak tahu, nanti bakalan aku ajarin biar tahu dan pintar."
"Ah, atau jangan-jangan makin tambah pintar. Iya, Sayang?" tanya Doni dengan tersenyum. Lalu dia melirik kesamping, melihat bagaimana Rezka pasti sedang mengembangkan senyuman manisnya.
"Ish, kamu ini. Apa-apaan si. Jangan aneh deh," ujar Rezka sembari malu-malu.
"Apanya yang aneh, Sayang?"
"Aku kan cuma ngomong apa adanya," jawab Doni masih dengan sebelah tangan kanannya yang memegang kendali sepeda motor.
"Kamu ini, apalah. Udah nyetir aja yang bener. Awas aja kalau sampai jatuh. Aku denda kamu."
"Loh bukannya selama ini memang udah jatuh?"
"Tapi nyatanya aku ngak didenda tuh,"
"Aku malah dikasih bonus yang wow," ujar Doni lalu dia tertawa karena mendapat banyak cubitan di sekitar perutnya.