Chereads / Dewi Penyembuh / Chapter 8 - Pergi ke Luar Istana

Chapter 8 - Pergi ke Luar Istana

Kanza yang malas bangun membuat ia merasa tidak berguna harus terkurung dalam kamar dan bahkan tidak diizinkan untuk keluar. Sama seperti di istananya yang dulu ia juga hidup dalam pengasingan yang mena benar-benar membuat Kanza tidak suka.

"Apa sudah menjadi kebiasaan mereka, mengurung seorang orang putri seperti aku ini," batin Kanza mengingat jika Pangeran Lian tidak mengizinkannya untuk keluar.

Tapi karena bosan dan tidak ingin terus di kamar hingga membuat Kanza memutuskan untuk keluar saat Pangeran Lian tidak ada di tempat. Ia tidak ingin terus berada di dalam istana dan memutuskan untuk pergi keluar.

Karena selama dia berada di dunia lain, Kanza yang belum pernah keluar dan berjalan-jalan jadi ia memanfaatkan waktu dimana Pangeran Lian sedang tidak ada di tempat untuk keluar.

Kanza segera bangun dan bersiap-siap untuk pergi tanpa izin dari pangeran, ia mengambil baju pelayannya untuk menyamar agar bisa pergi keluar dengan tenang dari kediaman pangeran. Tidak ada yang mencarinya dengan bau pelayan, ia juga yang belum banyak dikenal orang jadi tidak ada yang mengenal siapa dia yang sebenarnya jadi bisa dengan mudah keluar tanpa di curigai.

"Akhirnya aku bisa keluar dari istana, mari lihat apa yang ada di dunia luar," batin Kanza dengan semangat juang yang tinggi ingin keluar dari kediaman sang pangeran dan mencari tahu bagaimana kehidupan kerajaan.

Merasa bebas ia juga senang bisa keluar rumah, walau apa yang dilakukannya salah, tetap saja ia melakukannya. Karena itulah yang ia terapkan bisa keluar dan bermain dengan tubuh sehat tanpa rasa sakit, yang selama ini ia derita dan sekarang ia bisa bebas.

Kanza terus berjalan menuju tempat yang ramai banyak orang di sana, ia tahu jika itu pasar pada zaman kerajaan memang berbeda. membuatnya senang bisa keluar dan melihat-lihat di sana karena baru pertama kali ia keluar dari istana kemudaiman yang selalu membuatnya terkurung tanpa melihat dunia luar jelas hal itu membuat Kaza merasa senang.

"Aku lupa jika aku tidak membawa uang sedikitpun," kata Kanza yang pada akhirnya tidak dapat membeli apapun dan hanya bisa jalan-jalan di sana saja.

Tapi Kanza mengabaikan dan tetap berjalan, tidak mempedulikan ia bawa uang atau tidak, yang terpenting baginya dia bisa keluar dan berjalan-jalan di sekitar pasar. Sambil melihat orang-orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing jelas membuatnya juga merasa benar-benar berada di Zaman yang berbeda karena penampilan tempat yang sangat berbeda jauh dengan tempatnya dulu.

"Aku tidak tahu jika ada tempat seperti ini, jika aku tidak keluar dari istana pasti tidak akan pernah tahu kondisi di luar," kata Kanza yang benar-benar membuat ia kagum dengan orang-orang di sana.

Saat ia melihat anak kecil terjatuh Kanza langsung menolongnya, karean rasa kemanusiaan dan juga ia yang memang sadar memiliki kemampuan penyembuh dan bisa mengganti dengan menggunakan darahnya tersebut, semakin kecil lukanya hanya membutuhkan darah yang sedikit, jika semakin parah luka yang diderita jelas membutuhkan darah yang banyak.

"Apa kau tidak apa?" tanya Kanza yang melihat lutut anak itu berdarah.

Kanza tahu lukanya tidak begitu panjang tapi ia ingin mengerti dan menolong anak tersebut, dengan kemampuan yang ia miliki yang dulu bahkan ia tidak punya kemampuan itu dan sekarang ia memiliki kemampuan itu jelas sekali ingin menyembuhkan luka anak itu.

"Aku tidak apa-apa," jawab anak itu tapi karena Kanza merasa khawatir membuatnya ia mengobatinya dengan dengan mengoleskan sedikit darahnya pada lutut anak tersebut hingga dan luka itu langsung sembuh.

Kanza yang menusuk salah satu jarinya dengan kuku hingga berdarah lalu ia mengoleskan darahnya untuk mengobati luka anak itu, hingga lukanya sembuh. Karena hanya luka kecil jadi tidak butuh banyak darah. Jari tangan Kanza pun langsung sembuh sendiri dan tidak butuh waktu lama.

"Terima kasih, tapi luka ku tidak sakit," kata anak tersebut yang tidak tahu jika Kanza yang sudah mengobatinya.

Setelah itu anak itu pun pergi meninggalkan Kanza sendiri dan ia hanya tersenyum pada anak tersebut melihatnya bisa sembuh membuat Kanza juga merasa senang. Karena sudah bisa membantunya untuk sembuh.

Kanza yang melanjutkan perjalanan tanpa tujuan dengan niat cuman ingin melihat-lihat saja karena ia juga ingin melihat Dunia baru yang kini ia tinggal, setelah penyakit yang menggerogotinya dulu sekarang, ia hidup sehat dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu karena ia mengira jika hidupnya akan baik-baik saja dan berguna jika ia bisa mengobati banyak orang.

"Ia aku tahu keinginan ku sebelum aku kesini, aku ingin menyembuhkan banyak orang, kalau begitu mari mulai dengan hal-hal kecil," batin Kanza yang sudah memutuskan dan berencana ingin menyembuhkan banyak orang.

"Tapi aku tidak tahu caranya, bagaimana aku bisa menyembuh kan orang lain, pasti mereka tidak akan percaya padaku," batin Kanza lagi yang benar-benar merasa kesulitan dan membuatnya pun akhirnya memutuskan untuk kembali pulang saja ke istana.

Saat Kanza berbalik dan ingin kembali ia lupa jalan untuk kembali ke istana karena ia sudah berjalan terlalu jauh, jelas hal itu membuatnya makin kesulitan untuk bisa kembali ke istana. Karena ia tidak tahu jalan untuk pulang.

"Ah, sial aku lupa jalan pulang, bagaimana bisa," batin Kanza yang akhirnya memaksakan diri untuk mencari jalan kembali yang membuatnya makin jauh tersesat karena ia tidak ingin bertanya pada orang lain.

Kanza merasa malu jika ia tidak tahu dimana arah istana kerajaan, hal itu jelas membuatnya makin kesulitan dan makin berjalan jauh. ia benar-benar sudah lelah berjalan, hari juga sudah semakin sore.

"Aku lelah," kata Kanza yang duduk di bawah pohon sambil menikmati senja.

Kanza sudah berjalan jauh, hingga membuatnya tersesat dan tidak tahu jalan pulang, kini ia harus bisa mencari jalan untuk kembali ia tidak ingin terus di berada diluar padahal hari mulai gelap.

Akhirnya kanza memutuskan untuk bertanya pada seseorang tapi sialnya sudah sepi dan bahkan tidak ada orang yang di sana. Semua orang sudah pulang dan rumah juga sudah ditutup.

"Bagaimana ini, padahal masih sore loh, kenapa mereka sudah masuk rumah, kondisi makin gelap saja," batin Kanza yang tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berjalan berharap ia bisa kembali pulang.

Tanpa ia sadar sedari tadi ada orang yang terus mengawasinya dari jauh, yang memang merasa aneh dengan penampilannya dan juga gerak-gerik Kanza, hingga keberadaanya menarik perhatian orang tersebut yang terus penasaran dengan Kanza.

Kanza yang merasakan hawa berbeda yang membuat bulu kuduknya merinding, ia tidak tahu apa yang akan terjadi.

"Aku merasa akan ada hal buruk yang terjadi, ada apa ini," batin Kanza saat merasa angin ada udara di sana terasa aneh.