Chereads / Aku Pelakor / Chapter 7 - Sejarah

Chapter 7 - Sejarah

Anya mengangkat dagunya sesaat seolah menantang jawaban Zora yang pada akhirnya melirik gugup kesana kemari lalu mendudukkan kembali pantatnya di kursi tinggi sebelah Anya.

"Hmm… Yaaa…" Zora bingung harus menjawab apa.

"Gimana? Kalau sama si Tirta ini? Kalau nih, umpama yaa.. Misal, gitu ya, mince… Kepergok sama bini sahnya si kakak Tirta innniii… Terus muka lu dipajang di Fesbuk atau Ige, dikasi label pelakor. Lu mau  gimana coba? Coba jelaskan padaku! Mau disimpen di mana muka lu. Mmau gimana rumah tangga lu yang saat ini aja udah gak bahagia? Kamu apa gak kasian sama mas Arman?"

Zora diam menunduk, nyali alumni fakultas hukumnya ciut menghadapi si kurcaci kecil yang kalau sudah marah itu suaranya lebih seram daripada Hakim pengadilan yang menjatuhkan hukuman mati pada terdakwa.

"Ra," Anya melanjutkan dengan nada lebih lembut, entah kasihan melihat Zora yang menunduk muram, atau justru tak kuat menahan rasa jengkel, "jangan dilanjutin ya."

"Ceritanya?" tanya Zora polos.

"Hubungan kamu sama Tirta."

"Tapi, Nya, dia yang mulai duluan… Dia yang bikin aku baper, Nya," sanggah Zora, dengerin dulu lanjutan cerita aku deh makanya."

Anya mendesah lalu memasukkan sejumlah besar keripik kentang ke mulutnya, kesal.

"Sampe mana tadi?" Zora memandang ke arah teras belakang tempat anak-anak duduk-duduk di lantai yang adem sambil membelai Miu dengan sayang.

"Nenek psycho ngelabrak kamu."

"Oh iya bener, si nenek itu kan nge-chat inbox-ku, ngancem-ngancem segala macem lah, gatau aku udah lupa. Terus aku jadi nanya ke si Jo itu, kenapa dia sampai segitunya marah sama aku. Jadi ternyata si nenek itu orang kaya dan udah sekali ngunjungin Jo di Singapore."

"Wah? Oya? Uda sampe visit ke negaranya?"

"Iya, katanya si nenek itu tinggal di rumahnya si Jo sekitar sepuluh harian gitu, lah."

Anya melotot, "tinggal di rumahnya?!"

"Iya…"

"Wah. Udah begituan donk?" Mata Anya hampir loncat keluar.

"Ya, kali. Aku gak nanya langsung, tapi ya, orang udah dewasa, tinggal bareng sepuluh hari, ngaku-ngaku status pacaran, ya ngapain lagi sih?" Zora mengangkat sebelah bahunya sambil menunjukkan wajah tidak senang tapi tidak juga peduli.

"Dibawa sejauh itu ya, hubungan dari aplikasi karaoke?"

"Ya, hari gini, Nya…"

"Iya sih," Anya manggut-manggut membenarkan pernyataan Zora, "terus kamu sama Tirta, mana ceritanya?"

"Ya, kamu inget gak waktu itu aku pernah menghilang dari peredaran selama sekitar hampir sebulan?" Tanya Zora meminta Anya melacak kembali ingatannya.

"Hmm… Kayaknya… " Anya berusaha keras mengingat-ingat.

"Ituu looo, yang aku pernah sampe berapa hari berturut-turut minta kamu jemputin Oky mulu."

"Oh! Ya ya ya, inget! Itu kenapa, ada apa itu?"

"Ya itu aku lagi patah hati dari Jo itu… Ampir tiap hari aku nangis, sampe mataku bengkak, mas Arman sampe sempet nanya malahan, aku bilang dia kalau aku sakit."

Anya membungkukkan tubuh kecilnya dan menyipitkan matanya, "apa? Coba diulang?"

Zora tertawa malu mendapat ekspresi sedemikian dari sahabatnya itu, lalu sambungnya, "yaa…  Gak tau lah, pokonya begitu lah."

"Ga penting banget deh urusan kamu, sampe nyuruh-nyuruh aku jemputin Oky mulu."

Zora menepak lengan Anya dan tertawa lagi, "nah disitu aku kenal sama kak Tirta, Nya."

Anya menegakkkan kembali tubuhnya, menunjukkan kalau dia tertarik dengan lanjutan cerita yang akan didengarnya kemudian.

"Nah disitu kan aku depresi ya… Gara-gara depresi itu aku jadi giat banget nyanyi, biar cepet move on sih niatnya. Dua minggu pertama dari resmi putus sama Jo, aku nangis terus, udah cape nangis, aku jd banyak nyanyi, buat mengalihkan, ceritanya. Di situ level akun nyanyi aku naik pesat banget. Lagu-lagu yang aku nyanyiin dimuat di timeline UsSing, terus disejajarin sama akun-akun yang udah pro, lah pokoya, keren banget guwa waktu abis putus dari Jo lah!"

Anya mendengus.

"Tapi, aku kan emang dari dulunya ngga ada bakat nyanyi atau apapun yang berhubungan sama musik ya, jadi kadang untuk bisa nyanyiin satu lagu tuh aku butuh banyak latihan, terus nadanya kadang gak nyampe lah, aku ga paham. Terus juga kadang lagu yang sama dengan penyanyi yang beda ngasih aku tingkat kesulitan yang beda juga."

"Hmm… Cerita kamu juga ngasih aku tingkat kesulitan memahami yang cukup tinggi, Ra, aku kan gak main aplikasnya jadi aku gak terlalu ngeh cara mainnya atau level-level pret itu" balas Anya merilekskan punggungnya sambil menyeruput kopi dingin.

"Yaa, udah lah, pokonya kamu dengerin aja cerita aku," Zora mengibaskan tangannya menolak memperhatikan komentar terakhir Anya, "waktu itu aku lagi nyari lagu apa ya, lupa, lagu indo pokonya, orang-orang tuh nyanyinya pada susah semua, aku bingung, pengen nyanyiin tapi susah. Nah ketemu lah akun The Ghost ini Nya. Ni orang nyanyinya enak, empuk gitu suaranya, dan gatau kenapa aku bisa aja, gitu ngikutin nada sama liuk-liuknya, jadi bisa masuk, gitu suara aku ke lagunya. Nah aku join deh, duetin lagu dia."

"Oke, terus?"

"Terus sekitar hampir dua minggu aku sering duet sama si Ghost ini, tiba-tiba profile picture-nya dia ganti, jadi off, gitu."

"Off gimana?"Jadi, ada profile picture yang background nya itu item, terus isi fotonya cuma tulisan off, huruf besar semua, gitu. Nah itu tandanya si pemilik akunnya itu lagi break atau gak aktif gitu lah."

"Penjelasan lu panjang kali, beb."

"Ya, biar kamu ada gambaran, kan, biar gak blank-blank amat kalau aku cerita."

"Oke, lalu?"

"Begitu dia off, panik lah saya, jadi kuchat lah si Ghost ini. Kutanya kenapa dia off, aku suka cara dia nyanyi, soalnya gampang diikutin, jadi kuminta dia jangan off, nanti nasip level aku gimana, gitu lah kira-kira."

Zora istirahat dan menyeruput kopi lalu mengunyah sekeping keripik.

"Di situ aku masih manggil dia abang, haha," ucapnya lagi mengambil sekeping keripik, mengunyah lalu melanjutkan ceritanya, "terus di situ dia ngomong gini, Nya : kamu kok baru nge-japri aku sekarang? padahal aku udah lama sering kepoin beranda kamu loh."

Alis Anya mengerut lalu naik.

"Waktu itu aku gak tau, karena aku kan fokus cuma nyanyi doank ya, aku ga pernah tuh ngecek siapa aja yang suka kepoin akun aku. Ternyata dari sebelom kita japrian itu katanya dia udah suka sama aku, tapi dia nunggu aku yang ngehubungin dia duluan."

"Pret. dari awal aja gombalnya uda gak keren, an kamu kemakan sama omongan macem itu."

"Yeee ah, pokonya gitu lah ya. Terus aku kan jadi sering ngobrol berdua sama dia, terus tukeran nomer hape, terus pokonya jadi deket aja sampe sekarang.