Chereads / mutiara istri yang di jual / Chapter 7 - kucing liar

Chapter 7 - kucing liar

Sementara itu Tiara yang sedang berada di dalam kamarnya dia berusaha berfikir keras bagaimana caranya dia bisa kabur dari rumah Dewa.

Tiara keluar dari kamarnya ia berniat untuk pergi meninggalkan rumah ini dia menyembulkan kepalanya sembari melihat keadaan sekitar dirasa aman dia pun keluar dengan sangat hati-hati dan menuruni anak tangga satu persatu dengan amat pelan agar tak menimbulkan suara.sambil clingak clinguk melihat sekeliling.

Dirasa tidak ada orang dia pun berlari menuju pintu tapi saat mau membuka pintu ada sebuah suara menyapanya.

"Anda mau kemana nyonya??"ucap seseorang sontak membuatnya berjingkat kaget.

" Eee....kunyuk" kaget Tiara sambil mengelus dadanya.

Kepala pelayan itupun menahan tawanya melihat tingkah Tiara.

"Hih....ngagetin aja," Tiara mengelus dadanya

"Anda mau kemana nyonya,tuan tidak mengijinkan anda untuk keluar dari rumah ini"

"Saya gak peduli.!

Tiarapun membuka pintu,di depan pintu dia sudah disambut dua orang bodyguard dan menhadangnya 

"Minggirrrr"

"Maaf nyonya tuan menugaskan kami untuk melarang anda keluar rumah!

"Minggir,saya gak peduli dengan tugas anda bukan urusan saya!"

"Tapi Ini urusan kami nyonya,maaf."

Tiara masih terus berusaha mencari celah agar ia bisa lepas dari kedua bodyguard yang menghadangnya.

"Sepertinya Anda tidak bisa di ajak bicara baik baik nyonya."bodyguard itu akhirnya membopong Tiara yang terus berusaha mencari celah untuk keluar dari rumah ini.

Tiara kaget karena tubuhnya melayang dan kepalanya terasa terbalik.

"Turunin gak,saya bukan karung beras."Tiara terus meronta minta di turunkan dari pundak pria bertubuh besar ini.

Tiara menggigit pundak bodyguard itu,tapi bodyguard itu tak bergeming.dia trs membopong Tiara sampai ke kamarnya.lalu mengunci kamar tersebut.

"Apa apaan sih,apa sih maunya dia?"geram Tiara.

Tiara terus menggedor pintu minta di bukakan.dia terus menggedor menendang sampai dia merasa lelah.dan diam dengan sendirinya.

Pukul lima sore hari Dewa memutuskan untuk pulang,dia tidak sabar untuk menemui Tiara yang memang sudah candu baginya.dan rencananya dia akan membawa Tiara ke tempat dimana tidak ada orang yang bisa menemukan Tiara atau lebih tepatnya Tiara tidak akan bisa kabur kemana mana.

Tak butuh waktu lama baginya untuk sampai di rumahnya.saat pertama dia memasuki rumah besarnya dia sudah di sambut oleh kepala pelayan ruamahnya.dan suara teriakan Tiara yang menggema.

"Buka buka"teriak Tiara

Dewa pun mendengar suara teriakan Tiara sambil menggedor pintu.

"Berapa lama dia seperti itu?"tanya dewa kepada Leo sang kepala pelayan

"Sudah hampir satu jam tuan,nyonya trs berteriak meminta keluar kamar"!

"Baiklah,apa dia sudah makan??

" Belum tuan,tadi kami sudah mengantar makanan tapi nyonya menolak dan menyuruh kami membawanya lagi"!

"Baiklah kamu antarkan makanan kekamarnya,aku akan menemuinya"

"Baik tuan"

Leo pun bergegas melaksanakan perintah tuanya.

Ceklek...Suara pintu terbuka Tiara lalu mundur beberapa langkah.

Dewa membuka pintu dia melihat Tiara yang berantakan mata sembab wajah basah oleh air mata.tangan yang merah dan mengeluarkan darah karna menggedor gedor pintu.

"Apa yang kau lakukan,apa kamu mau mematahkan tanganmu??"

Tiarapun mendorong Dewa yang mendekat kerahnya,Dewa yang tidak siap jatuh tersungkur,dan itu dijadikan kesempatan Tiara untuk kabur,Tiara pun terus berlari menuruni tangga

Dewa pun hanya melihat itu dengan tersenyum sambil menggeleng "dasar kucing liar" ungkap dewa.

Dia merasa tertantang karena menurutnya Tiara cukup unik,selama ini tidak ada yang bisa menolak pesona ketampanan nya,hanya Tiara yang berani menolaknya.

"MENARIK"...

Dewa pun berdiri dan menuju keluar kamar dengan santai.

Tiara terus berlari,tapi langkah di hadang oleh bodyguard 

"maaf nyonya kembalilah ke dalam"

"Jangan harap"

Tiara pun memukul tulang kering bodyguard tersebut,tapi dengan sigap bodyguard itu menghindar iapun tak menyerah,dia meninju wajah pria itu tapi tangan Tiara ditangkap lalu di pelintir hingga Tiara menghadap ke depan sambil meringis.

"Maaf nyonya,menurut lah saya tidak akan menyakiti anda"

"Jangan kasar terhadapnya Willy" tegur Dewa mengingatkan.

"Maaf tuan"

Willy pun melepas tangan Tiara, kemudian dewa memberi isyarat untuk Willy supaya dia pergi.willy pun beranjak dan meninggalkan mereka berdua.sekarang hanya tinggal Tiara dan Dewa,Tiara menatap tajam ke arah Dewa sambil memegang tangannya yang sakit akibat ulah Willy dan hasil dari ia menggedor pintu.

"Kamu tidak akan bisa lari dari ku sayang"ucap Dewa melangkahkan kakinya mendekati Tiara dan mengelus pipinya,tapi secepat kilat Tiara menepisnya dengan kuat hingga dewa meringis

"Apa maumu?"

"Aku?aku hanya menginginkanmu!

"Jangan harap aku mau!lepaskan dan bebaskan aku!"

"Tidak,tepatnya sampai aku bosan aku tidak akan melepasmu".Dewa mendekati Tiara lalu menarik pinggang Tiara lalu merapatkan tubuh mereka berdua.tiba tiba Dewa membungkuk lalu menggendong Tiara ala bride style,Tiara berontak meminta untuk turun,tapi dewa mengabaikannya.

"Lepas..dan ingat jangan harap aku mau jadi b***kmu."

Dewa hanya tersenyum sambil menatap Tiara dan mengedikan bahunya.

Sesampainya dikamar,Tiara dturunkan di atas ranjang dan bersamaan pelayan pun datang membawa pesanan dewa.

"Bawa kesini." Pelayan itupun menuruti dan membawa troli yang berisi makanan ke hadapan Dewa.

"Ayo makanlah"

Tiara hanya diam dan menuruti perkataan Dewa,karena dia memang sungguh lapar dan dia butuh tenaga extra untuk melawan Dewa. saat akan menyuapkan makanannya sendok yang ia pegang terjatuh dan meringis kesakitan.

Dewa yang melihat itu mengambil alih sendok yang di pegang Tiara tadi lalu menyuapkan makanan ke Tiara.Hingga suapan terakhir,dan Dewa memberikan minuman ke pada Tiara.selesai Dewa tersenyum puas melihat Tiara yang menurut kepadanya.tak lama setelah itu Tiara merasa dirinya yang begitu mengantuk,dia lebih memilih membaringkan tubuhnya ia tak tahu kenapa dia begitu mengantuk dan tak lama ia tertidur dengan pulas.

Dewa tersenyum melihat itu obat yang di campurkan ke dalam makanan Tiara begitu cepat bereaksi dia menatap lekat wajah Tiara yang tertidur dengan damai.

"Kamu lebih cantik seperti ini sayang,tidak melawan dan hanya pasrah." gumam Dewa

Dewa pun memangil Leo agar datang ke kamarnya.

"Iya tuan."

"Apa semuanya sudah siap?"

"Sudah tuan."

"Baiklah ayo kita berangkat."

Leo hanya mengangguk dan berjalan terlebih dulu,Dewa mendekati Tiara dibawanya dengan hati-hati tubuh Tiara dan mengangkatnya lalu membawanya keluar dan menuju mobil yang sudah menunggunya dari tadi.

"Ayo kita pergi dari sini kucing liar,pergi ke tempat dimana kamu tidak bisa kabur,dan kita bisa bermain main dengan leluasa."

Dewa tersenyum smirk.

Butuh waktu kurang lebih 3jam Dewa sampai di tempat rahasia miliknya,dia lebih memilih menaiki mobil dari pada helikopter miliknya,dia hanya ingin menikmati suasana malam dengan menaiki mobil pribadinya.

Dia meletakkan Tiara di kamar luasnya,dibaringkanya tubuh kecil itu lalu ia menyelimutinya dan dia ikut berbaring di sampingnya sambil memeluknya erat dan tak berselang lama ia pun terbuai dalam mimpinya.