Leo benar benar mengantarkan Tiara sampai pintu gerbang.
"nyonya saya harap anda merubah keputusan nyonya,lebih baik anda menuruti perintah tuan demi keselamatan anda." Leo mencoba menasehati Tiara
"maaf Leo aku tidak bisa,lebih baik aku berusaha mencari jalan keluar dari sini Leo aku manusia bebas,bukan budaknya."
"baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan nyonya,saya hanya bisa berdoa supaya anda selamat dan bisa keluar dari sini." Leo mendoakan Tiara dengan tulus,walaupun ia tahu sangat mustahil bisa keluar dari sini sendiri apalagi disini ada beberapa hewan buas peliharaan Dewa.
setelah berpamitan dengan Leo,
Tiara berjalan lurus mengikuti arah jalan beraspal, berjalan sambil memegang pisau yang di sembunyikan di dalam tasnya.
sementara Dewa memperhatikan setiap gerak gerik Tiara dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
Tiara terus berjalan dan berhenti sejenak untuk istirahat dia mengambil minum dan roti yang ia ambil dari dapur tanpa sepengetahuan siapapun.
"Berasa jadi pencuri kalau gini." gumam Tiara tersenyum miris
Dewa yang melihat itu,hanya tertawa,
"Ternyata pintar juga dia,kau lihat Leo bahkan dia mengambil roti dan minuman itu tanpa kita tau."ucapnya pada Leo
"Cepat keluarkan hariamau untuk menakutinya,aku ingin tau apa yang akan di lakukanya saat ada harimau yang akan memangsanya."
"Tapi tuan,itu akan sangat berbahaya bagi nyonya tuan."
"Lakukan saja perintah ku,aku hanya ingin bermain main sebentar dengan ya."
"Baik tuan." Leo tak kuasa menolak perintah tuanya itu, sebenarnya dia menghawatirkan keadaan Tiara apalagi tuanya akan melepaskan harimau yang di peliharanya.
Tiara melanjutkan perjalanannya dia terus berjalan sambil sesekali menoleh kebelakang dan melihat ke arah depan berharap ada kendaraan yang melintas.namun nihil tak ada satu kendaraan pun yang melintas.
"Ini sebenarnya dimana sih,kok sama sekali tidak ada kendaraan,seharusnya ada kendaraan yang melintas walau satu ada dua.tapi ini sama sekali gak ada.eh...kalau diperhatikan disini gak ada villa lain selain milik dewa!" gumam Tiara heran.
Dia tidak tau,kalau di wilayah ini sudah Dewa beli dan tidak sembarang orang bisa masuk ke wilayah ini.
Setelah cukup lama Tiara berjalan,hari sudah mulai gelap Tiara kehabisan makan dan minuman dan Sekarang dia haus karena terlalu lama berjalan.
"Duh...bagaimana ini minuman ku sudah habis,hari sudah mulai gelap.aku bahkan aku phobia gelap, bagaimana ini?"Tiara mulai kawatir
Setelah lama dalam memikirkan apa yang akan di lakukanya,Tiara seperti mendengar suara erangan dan erangan itu sangat menakutkan.
Errrrrrr...suara itu muncul dan mulai menampakkan seekor harimau bukan seekor tapi dua ekor,matanya melotot ia menjadi panik dan ketakutan.kakinya mulai bergetar dan tak bisa bergerak.mukanya pias keringat dingin bercucuran dia begitu takut apa lagi hari sudah mulai gelap.dia meraba tasnya dan mengambil pisau yang sudah ia siapkan untuk berjaga jaga hal ini akan terjadi.dan ketakutannya benar benar menjadi kenyataan,dia bingung harus bagaimana menghadapi dua harimau.
ia mengambil ancang ancang untuknya kabur.dia mencoba menenangkan hatinya agar tetap tenang, dia berjalan mundur secara perlahan.
setelah di rasa cukup jauh dari dua harimau itu dia pun berlari sekencang mungkin yang dia bisa.
aaarrrggghhhhhttt...teriak Tiara kesakitan saat kaki kirinya di gigit salah satu harimau itu dia mencoba menghentakkan kakinya tetapi gigitan harimau itu semakin kencang,tangan kanannya mencari pisau yang sempat terlepas dari tanganya tadi. saat hampir bisa meraih pisau itu tiba tiba tangan kirinya di gigit oleh harimau yang satunya lagi.
aaaarrrgggghhttt....teriak Tiara lagi.
air matanya sudah menetes deras di kedua pipinya. sembari menahan sakit dia terus berusaha menggapai pisaunya,
"berhasil." ucap Tiara senang ia pun langsung menancapkan pisau itu ke wajah harimau yang menggigit tanganya harimau itu meraung melepas gigitanya saat Tiara berhasil menusuk mata harimau itu, setelah itu dia menusuk harimau yang sudah menggigit kakinya sedari tadi.
jleb....pisau itu tepat mengenai kepala harimau yang menggigit kakinya.
harimau itu mengerang kesakitan,merasa ada kesempatan untuk lari Tiara bergegas untuk pergi dari hadapan dua harimau yang sedang meraung kesakitan.
Tiara terus berlari sampai dia menemukan sebuah batu besar,ia berjalan menuju batu itu untuk bersembunyi.
hah...hah...hah....
nafas Tiara terengah dan menahan sakit di lengan dan kakinya.dia melihat banyaknya darah yang mengucur dari tangan dan kakinya.dia tidak mempunyai sesuatu untuk menghentikan pendarahan itu.ia membiarkan darahnya mengalir,sekrang dia tidak bisa melakukan apapun,dia merasa lelah dan haus.
dia bersyukur setidaknya dia tidak mati menjadi santapan dua harimau itu,karena dia tidak menginginkan itu.mata Tiara sudah terasa berat tiba tiba dia mengantuk berat.
wajahnya sudah pucat karena dia banyak kehilangan darah.
di tengah tengah kesadarannya ia mendengar derap langkah kaki mendekat ke arahnya,dia merasa ada yang berbicara denganya lalu mngangkat tubuh lemahnya.setelah itu dia merasa semuanya gelap dan tak mendengar apapun yang ada hanya kessunyian.
Dewa yang berada tak jauh dari lokasi,ia bergegas keluar dari mobilnya dan berjalan menghampiri Tiara yang masih setengah sadar.
"dasar keras kepala, seandainya kamu mau menurutku pasti nasibmu tidak akan mengenaskan seperti ini." gumamnya tepat di telinga tiara
Dewa mulai mengangkat tubuh lemah Tiara dan dibawanya kembali ke villa,sungguh ia merasa kawatir melihat keadaan Tiara yang sekarat. ini juga bukan hal yang diinginkannya,sungguh ini di luar perkiraannya.
ia pikir mengeluarkan dua ekor harimau akan membuat Tiara takut lalu memanggilnya menyebut namanya dan Tiara akan menyerah kepada Dewa dan secara suka rela mau ia sentuh kapanpun ia mau.
tapi sayang itu hanya ada dalam pikiranya,tapi kenyataannya Tiara malah mencoba melawan harimau itu dengan sangat berani bahkan saat terkena gigitan Tiara masih bisa menusuk kedua harimau itu hingga mati.
sungguh dia di buat kagum oleh apa yang di lakukan oleh Tiara.
dewa segera membawa Tiara ke mobil,beruntung dewa membawa serta seorang dokter,jadi Tiara akan bisa di tangani dengan pertolongan pertama.
"cepat lakukan sesuatu agar darahnya tidak keluar terlalu banyak.dan selamatkan dia,kalau terjadi apa apa maka karirmu akan hancur." ancam dewa
dokter itupun segera melakukan perkjaanya,ia berharap Tiara akan tertolong,kalau tidak dia akan kehilangan pekerjaan yang sudah ia cita citakan dari dulu.
Damian menatap wajah Tiara yang sudah pucat,jujur dia merasa kawatir dengan tiara.ia berharap Tiara akan baik baik saja.