Dewa pun pergi meninggalkan hotel,dan kembali ke vila dimana Tiara berada,dia sungguh lelah hari ini,dan ingin menghilangkan lelah nya bersama Tiara.
Dewa sampai di vila sekitar jam 12 malam, Dewa masuk kedalam vila ,dia melihat hanya kesunyian yang menyambutnya,tentu saja semua orang yang ada disitu pasti sudah tidur.
Dewa perlahan masuk ke dalam kamar Tiara, dilihat nya Tiara yang sedang tidur meringkuk di bawah selimut.
Dewa melucuti pakaiannya ,dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.setelah selasai dengan ritual nya Dewa pun keluar dari kamar mandi hanya mengenakan boxernya,dan dia pun ikut masuk kedalam selimut dan melucuti pakaian Tiara tanpa membangunkan Tiara.sekarang Tiara hanya mengenakan dalaman saja,kemudian Dewa memeluk tubuh kecil Tiara dengan posesif,tak berselang lama,dia pun ikut terlelap bersama Tiara.
Pagipun tiba,Tiara mengetjabkan matanya dipaksanya kedua matannya untuk terbuka.dia merasa ada sesuatu yang merengkuh pinggangnya. Tiara tau siapa yang memeluknya.siapa lagi kalau bukan dewa yang melakukannya ,karena Tiara sudah hafal dengan tangan yg sering menjamahnya.
Tiara menyingkap selimut seketika matanya melotot karena melihat dirinya hanya mengenakan dalaman saja.
Tiara mendengus kesal,lalu di blikanya tubuhnya menghadap ke Dewa dengan penuh amarah.saat menatap wajah Dewa tanpa sadar tangan Tiara terulur dan maengelus wajah itu dengan lembut.
"Ganteng,tapi sayang brengsek" huh....Tiara pun mendengus saat teringat perlakuan dewa yang seenaknya terhadap nya.
"Aku tau aku memang tampan,"Tiara pun kaget,dan hendak berdiri.tapi dengan cepat Dewa merengkuh tubuh Tiara.dia malu karena kepergok memerhatikan Dewa.
"Kenapa wajahmu jadi merah,tidak usah malu kau boleh memandangku sepuas hatimu,kau juga boleh melakukan hal lebih,.
"Jangan harap aku melakukan itu,Lepas." Tekan Tiara
"Baiklah aku akan melepaskan mu, tapi setelah kita melakukan sesuatu yang menyenangkan." Ucap Dewa mengukung tubuh Tiara
"Apa maks...mmppptt..."
Dewa membungakam mulut Tiara sebelum ia menyelesaikan kalimatnya dengan bibirnya.
Tiara menolak,ia terus meronta,tapi Dewa terus melumat bibir Tiara menuntut,Tiara menatap mata Dewa yang tertutup menikmati ciuman mereka semakin benci di buatnya.
Tiara mencoba menggigit lidah Dewa tetapi ia menghisap lidah Tiara terlebih dahulu.
"Hmmppttt...."Tiara mendesah tertahan karena mulut bibir Dewa tak mau lepas dari bibir Tiara
Dewa terus melumat bibir Tiara,dirasa tidak ada penolakan Dewa semakin memperdalam ciumannya,lidahnya menari nari di mulut Tiara dan mengabsen semua yang ada di dalam mulut Tiara kemudian ciuman itu turun ke leher jenjang Tiara dan memberikan tanda merah disana.
Ahhhhhh...
Tangan dewa pun tak tinggal diam tangan kanan dewa meremat salah satu dada Tiara dan mencubit benda kenyal yang masih tertutup dengan kain penutup.
Ahhhh....Tiara pun mendesah,sedang tangan kiri dewa mulai melepas pengait bra dan terpampanglah pemandangan indah yang takkan dilewatkan oleh Dewa,dia bermain main dengan dada Tiara melumatnya bergantian,tangan Dewa kini meraba ke arah yang paling sensitif bagi semua wanita.diapun mempermainkan kli*** dan memasukkan jarinya,secara maju mundur,itu membuat Tiara gila,saat Tiara mau mencapai puncaknya dewa menghentikan kegiatanya begitu sampai berulang kali.
Tiara menatap mata Dewa dengan pandangan memohon agar membuatnya mencapai puncaknya,sungguh ini membuatnya gila ia ingin segera sampai tapi Dewa terus menggodanya.
"Memohon lah Tiara,maka aku akan membawamu ke puncak."
Tiara menatap Dewa dengan mata sayu
"Please....aku menginginkanmu"Dewa tersenyum penuh kemenangan dan mulai memasukkan kejantanannya yang sudah tegak sempurna.
Dan mereka sama-sama menikmati surga dunia hingga beberapa kali,sampai mereka puas dan kelelahan.
Pukul 12 siang Tiara terbangun dengan badan yang sangat pegal,Dewa tidak memberikannya jeda untuk istrahat,sekarang yang di butuhkan Tiara ialah mandi supaya lebih fresh...
Setelah selasai dengan ritualnya Tiara pun turun kebawah untuk menemui Dewa karena dia ingin membicarakan tentang hubungan mereka.karena Tiara tidak mau terus menerus melakukan dosa.
ya dia harus tegas sekarang.
Tiara pun mencari keberadaan Dewa,saat sedang mencari Dewa dia melihat Leo yang sedang melakukan tugasnya.
"Leo...."
"Iya nyonya,ada yang bisa saya bantu?"
"Leo,dimana Dewa,apa dia ke kantor?"
"Tidak nyonya,tuan ada di ruang kerjanya."
"Dimana ruang kerjanya Leo,aku ingin bicara dengannya."
"Mari saya antar nyonya."
Mereka pun berjalan menyusuri setiap ruangan,villa milik dewa ini memang sangat luas ada beberapa ruangan yang Tiara tidak tahu apa fungsinya.tak berselang lama mereka sampai di ruang kerja milik Dewa.
Tok tok tok...Leo mengetuk pintu
"Masuk!" Suara Dewa terdengar dari dalam
"maaf tuan nyonya ingin bertemu dengan anda."
"Suruh dia masuk!"
Leo pun menunduk lalu keluar untuk mempersilahkan Tiara untuk masuk.
"Silahkan masuk nyonya."
"Terimakasih Leo."
"Sama sama nyonya."
Dewa pun menatap Tiara sambil melipat kedua tanganya dindepan dadanya.
"Jadi ada apa kau mencari ku,apa pertempuran kita tadi masih kurang?atau kau ingin mencobanya disini?"
Ucapan Dewa sontak membuat wajah Tiara merona dan dia sangat malu,terus terang dia pun menikmati setiap sentuhan yang Dewa berikan.
"Ekhem...."Tiara pun berdehem untuk menghilangkan rasa malunya
"Tidak,aku hanya ingin memintamu untuk jangan menyentuh ku lagi,karena kita tidak ada hubungan apa apa,jadi semua itu salah pak Dewa!"tegas tiara
"Hmmm...lalu apa yang harus saya lakukan agar saya bisa menyentuh dan menikmatimu??"ucap dewa sambil menaikkan alisnya
"Nikahi saya,setelah mas iddah saya selesai."
Dewa berjalan mendekat kearah Tiara,lalu ditarik pinggang Tiara hingga tubuh mereka saling bertubrukan.
"Bagaimana kalau aku menolak?"tanya Dewa
dengan tanganya yang mulai nakal, secepat mungkin Tiara menepis kasar tangan Dewa.
"Kalau begitu lepaskan saya dan bebaskan saya."
"Oke,saya akan melepaskanmu sekarang,tapi kalau kamu tidak bisa keluar dari hutan ini dalam satu hari maka kamu akan menjadi budak s*** saya sampe saya benar benar bosan terhadapmu."ucap dewa tersenyum miring
"Baik saya setuju"ucap Tiara yakin.
"Leo....cepat antar Tiara keluar dari sini,cukup sampe di depan gerbang."
"Baik tuan"
Leo pun mengantar Tiara sampe di depan pintu gerbang,.
"Silahkan nyonya,dan hati hati semoga anda selamat."
Tiara hanya mengnanguk lalu berjalan meninggalkan vila milik dewa.
"Cepat nyalakan semua cctv yang ada di seluruh hutan ini."
"Kita lihat saya baby,sampe kapan kamu akan bertahan?" Dewa tersenyum meremehkan
sementara Tiara dia berpura pura meminta uang ke Leo untuk jaga jaga nanti kalau ada apa apa di jalan apalagi dia tidak mempunyai uang sama sekali.Leo yang merasa iba pun pergi ke kamarnya untuk mengambil sejumlah uang lalu di masukkan ke dalam tas dan di berikanya kepada Tiara.
dia tidak tahu saat Leo mengambilkan uang untuknya ia pergi ke dapur untuk mengambil pisau dan sebungkus roti dan minuman.
"mudah mudahan ini cukup." Tiara segera menyembunyikannya saat melihat Leo berjalan ke arahnya.