Chereads / mutiara istri yang di jual / Chapter 14 - kebahagiaan yang telah kembali

Chapter 14 - kebahagiaan yang telah kembali

Dewa membawa makan malam ke dalam kamar dimana Tiara yang masih terlelap karena kelelahan.

Dewa melihat Tiara yang masih terlelap dengan senyuman manis.sungguh Dewa sangat menyukai Tiara yang penurut seperti tadi,dan untuk hari ini percintaan mereka sungguh membuatnya merasa puas.bukan berarti sebelumnya ia tidak puas,tetapi entah kenapa ia begitu lebih bahagia setelah selasai melakukanya seharian ini.

dia mendekat ke arah Tiara lalu di belainya lembut pipi Tiara dan mengecupnya dengan lembut

"Tiara bangunlah,perutmu harus diisi." ucapnya berbisik di telinga Tiara

Tiara masih tak menghiraukan panggilan Dewa, dia malah semakin membenamkan tubuhnya di bawah selimut dan melanjutkan tidurnya.

Dewa hanya menggeleng melihat tingkah Tiara, tetapi ia tidak menyerah untuk membangunkan wanitanya itu.

Dewa menelusup masuk di balik selimut,lalu di rengkuhnya tubuh polos Tiara dari belakang,ia menciumi tengkuk Tiara yang sudah di penuhi dengan tanda merah,ia ingin menambah satu lagi tanda kepemilikan di leher Tiara.

aaakhhhh....

Tiara mendesah antara nikmat dan sakit secara bersamaan,ia pun membalikan badanya hingga terlentang,tak mau kehilangan kesempatan Dewa menindih tubuh Tiara,lalu di keceupi wajah Tiara hingga sang empunya merasa kegelian dan akhirnya membuka mata dan tertawa...

"ha...ha..ha... geli ih...lepas,ampun iya iya aku bangun."

akhirnya Dewa melepaskannya,

"ish...aku kan masih ngantuk." ucap Tiara membrengut

"makanlah dulu,nanti tidurlah lagi."

Tiara pasrah dan membuka mulutnya untuk menerima suapan yang dari tangan Dewa.

akhirnya makanan itu habis di makan oleh Tiara.

Tiara ingin bangun dan menuju kamar mandi.

"mau kemana?"

"mau ke kamar mandi pengen mandi lengket rasanya."

"baiklah,pergilah..."

Dewa memanggil pelayan untuk mengambil piring kotor bekas mereka makan.

ia memilih duduk di balkon dan mengambil batang roko'nya ,ia ingin menikmati suasana malam sekarang ini. rencana yang sudah ia susun untuk bertemu dengan kliennya ia batalkan karena ia seharian ini menghabiskan waktu dengan Tiara. padahal pertemuan ini sangat penting tapi tak tau kenapa ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama Tiara.

Tiara keluar dari kamar mandi,ia melihat Dewa yang sedang berada di balkon menikmati rokoknya. ia berjalan sangat pelan ke arah Dewa,ia tak ingin Dewa mengetahui kalau dia ingin mendekati pria yang sudah mencuri hatinya itu.

"doorr...." ucap Tiara dengan suara keras saat setelah dekat dengan Dewa.ia ingin mengagetkan pria mesum itu,tetapi yang di kagetkan hanya menatap Tiara,tanpa aba aba Dewa menarik Tiara hingga terduduk di pangkuan Dewa.

"apa yang kau lakukan?" ucap Dewa heran.

"aku hanya ingin mengejutkanmu,tetapi sepertinya kau tidak terkejut." ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

"untuk apa kamu melakukanya?"

"duh...tuan apa anda tidak punya selera humor?"

Dewa hanya menggeleng,dan tanganya mengelus pipi Tiara yang memerah.

"huh...dasar manusia kulkas."

Dewa menghentikan tanganya lalu di tatapnya Tiara,selama ini tidak ada yang berani mengumpatnya di depannya. tetapi Tiara dengan Berani mengumpatnya di depan wajahnya.'

"apa yang kau inginkan,apa kau ingin aku kaget dengan guyonanmu itu."

"aaaa...kaget aku..." ucap Dewa dengan gaya kemayunya.

"ha ha ha ha...." tawa Tiara pecah melihat Dewa dengan gaya seperti itu.

"sungguh tuan anda benar benar tidak cocok dengan gaya seperti itu."

mereka pun bersenda gurau dan saling melepaskan tawa mereka, Dewa tidak pernah melakukan guyonan seperti ini sejak terakhir orang tuanya masih ada,setelah orang tuanya meninggal sama sekali tak ada tawa yang seperti ini.

Leo yang mendengar tawa Dewa pecah merasa heran sudah lama ia tidak mendengar tawa dari tuanya itu.terakhir tuanya tertawa lepas sepeti ini ketika kedua orang tuanya masih ada tepatnya usianya masih 7 tahun, dan saat orang tuanya ingin pergi menghadiri pesta ulang tahun dari Rakan bisnisnya mereka mengalami kecelakaan tunggal,ayahnya meninggal dunia ibunya masih selamat tapi saat mendengar suaminya meninggal ibunya pergi meninggalkan Dewa sendirian,dan ibunya entah pergi kemana,sampai sekarang tak ada tanda tanda kembali.

"akhirnya setelah sekian lama tuan tidak tertawa tetapi dengan kehadiran nyonya Tiara bisa mengembalikan kebahagiaan yang telah lama menghilang." ucap Leo tersenyum melihat ke arah kamar tuanya itu.

setelah puas memandangi kamar tuanya dan mendengar tawa mereka berdua Leo memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

setelah kelelahan bersenda gurau akhirnya Tiara tertidur di pelukan Dewa dengan sangat nyaman,sungguh Tiara sangat senang ketika Dewa memberinya pelukan hangat seperti ini.

Dewa tersenyum melihat tingkah Tiara yang sedikit manja ini,ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Tiara,lalu mengecupnya pelan ia menggendong Tiara dan membawanya masuk,dan secara perlahan meletakkan tubuh mungil itu di ranjang besar miliknya.di tutupi tubuh Tiara dengan selimut dan Dewa ikut berbaring di samping Tiara ia menarik Tiara kedalam pelukanya hingga ia juga ikut terlelap dan terbuai ke alam mimpi.

sementara itu di tempat Calista berjalan mengendap berusaha tak menimbulkan suara,di lihatnya sang suami tertidur lelap di sofa ruang tamu.dengan pelan ia membuka pintu untuk keluar rumah.

tekatnya sudah bulat untuk meninggalkan sang kekasih dan kembali kepada Dewa yang juga sangat mencintainya dan mampu memenuhi kebutuhannya.

sebenarnya Calista adalah seorang model yang cukup terkenal,dan kehidupannya begitu sempurna ia memilik sosok Dewa yang begitu mencintainya tetapi selama ia menjadi kekasih Dewa ia merasa hampa karena Dewa kurang perhatian terhadapnya,lalu Dewa mengenalkanya kepada Prasetyo sahabat Dewa. pertama kali ia melihat Tio awalnya biasa saja tetapi laki laki itu memberikanya banyak perhatian dari pada sang kekasih,hingga suatu hari Tio menawarkan cinta untuknya ia menerimanya dengan senang hati karena jujur ia juga merasakan hal yang sama,maka ia dan Tio memutuskan untuk pergi menjauh dari Dewa.

saat akan pergi Calista beralasan ada tawaran pekerjaan ke luar negri selama beberapa bulan,Dewa memang merasa keberatan dengan keputusan Calista,tetapi dengan bujuk rayu Calista akhirnya berhasil merayu Dewa dan mengijinkanya pergi.saat berhasil mereka pergi bersama dan entah bagaimana caranya Tio merekayasa pesawat yang ia tumpangi mengalami kecelakaan dan dia di kabarkan menghilang,bahkan Dewa tidak bisa melacak keberadaan Calista

harapan tinggalah harapan,kehidupan yang dia bayangkan hidup bahagia bersama Tio hilang menguap begitu saja,saat mereka dalam perjalan ke desa ini mereka di rampok semua harta benda yang mereka bawa di rampas oleh begal.

Calista sampai di desa ini dengan tangan kosong untung Tio sudah menyiapkan rumah untuk tempat tinggal mereka,untung rumah itu sudah lengkap dengan perlengkapan dan ada sebuah sepeda motor.

sepeda motor itu mereka jual untuk membuka usaha tetapi mereka harus menelan kekecewaan usaha yang mereka rintis gulung tikar,sudah berbagai cara mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka tapi hasilnya nihil,dan Tio akhirnya bekerja di ladang salah satu juragan terkaya di desa itu.tetapi karena Tio tidak mempunyai keahlian di bidang pertanian maka seringkali gajinya di potong karena kelalaiannya.

satu tahun sudah Calista hidup dengan serba kekurangan,sekarang ia sudah tidak sanggup dan ia ingin kembali ke kehidupanya yang dulu selalu kecukupan dan karir yang gemilang,ia akan memulainya dari awal dan akan kembali dengan kekasihnya Dewa.

Calista tersenyum lega saat ia sudah sampai di kota yang telah lama ia tinggalkan dan dimana kekasihnya berada.

dia mecari penginapan yang agak murah,sesuai dengan kantongnya. ia memutuskan untuk menemui Dewa besok pagi,sekarang dia harus istirahat agar saat bertemu dengan dewa ia akan terlihat lebih fresh.

"aku datang sayang,aku sangat merindukanmu." gumam Calista sebelum ia pergi ke alam mimpi.